Sobat Finansialku pasti pernah mendengar istilah bearish dan bullish. Kali ini, mari kita perdalam istilah bearish terlebih dulu!

Cari tahu informasi selengkapnya di artikel Finansialku satu ini, ya!

 

Apa itu Bearish?

Sobat Finansialku, di pasar saham, ada dua periode yang bertolak belakang dan mesti terjadi, adalah bearish trend atau tren bearish dan bullish trend atau tren bullish.

Bearish trend, secara sederhana adalah istilah yang menggambarkan keadaan pasar saham yang mengalami tren menurun, yang biasanya dipengaruhi oleh penurunan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Sementara bullish trend, adalah kebalikan dari bearish trend, yaitu istilah yang menggambarkan keadaan pasar saham yang mengalami tren naik atau harganya menguat, yang juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang semakin menguat.

Nah, di artikel kali ini, kita akan bersama-sama membahas lebih dalam tentang istilah bearish di artikel ini.

Tapi Sobat Finansialku bisa baca juga ya artikel berikut ini, Market Bearish? Jangan Panik! Baca Tips Berikut Ini!

Sebagaimana kita tahu, pergerakan IHSG ini cenderung fluktuatif dan tidak stabil.

Ada kalanya IHSG menembus level psikologis, lalu bakal mengalami koreksi yang cukup lama setelah itu.

Di Indonesia, tren ini sempat terjadi beberapa kali, salah satunya pada 2008 dan 2015 yang masing-masing terjadi selama 10 bulan dan 6 bulan lamanya.

Dua periode itu adalah yang paling terlama, karena biasanya tren ini terjadi hanya 2-4 bulan saja.

Penyebab terjadinya tren ini ada dua, yaitu faktor euforia pasar dan faktor fundamental.

Ketika terjadi bearish dan disebabkan oleh faktor euforia pasar, biasanya periode bearish cenderung cepat.

Sebaliknya, ketika disebabkan oleh faktor fundamental, biasanya periode bearish akan berlangsung dalam waktu yang lama.

Lalu, apa yang harus kita lakukan ketika dihadapkan pada kondisi pasar yang bearish? Rivan Kurniawan, salah satu value investor di Indonesia memberi beberapa tips untuk kita, di antaranya:

 

Pilih Saham yang Undeervalued dan Defensif Berfundamental Baik

Tips pertama adalah pastikan tenang dan pilih saham yang defensif berfundamental bagus dan undervalued. Saham-saham jenis ini biasanya memenuhi tiga kriteria berikut:

  • Laba bersih, pendapatan, dan ekuitasnya terus meningkat setiap tahun
  • Harga saham masih undervalued (PER <5,0 dan PBV <1,0)
  • MOS (Margin of Safety) masih tinggi, lebih besar dari 50%.

Saham-saham yang memenuhi tiga kriteria di atas, meski tidak ada jaminan akan cepat naik, tapi setidaknya penurunan tidak akan sedalam saham-saham lain yang fundamentalnya kurang baik atau overvalued.

 

Batasi Portofolio

Kalau Sobat Finansialku adalah tipe investor yang senang ‘mengoleksi’ banyak saham, sebaiknya hindari saat pasar sedang bearish, karena berpotensi membuat Sobat Finansialku kesulitan mengatur portofolio sendiri.

Selain itu, ini juga akan mempengaruhi kondisi psikologis Sobat Finansialku, mengingat warna merah cenderung mengirimkan sinyal negatif untuk otak kita.

Akan lebih baik kalau Sobat Finansialku hanya fokus pada 5 hingga 8 emiten saja, sehingga tidak kelabakan untuk mengatur portofolio.

Selain itu, ingatlah untuk memilih saham yang sesuai dengan kriteria pada poin nomor 1, ya!

Dengarkan audiobook ini dulu yuk untuk menambah pengetahuan kita seputar saham.

banner_jangan_asal,_ketahui_ini_dulu_sebelum_investasi_saham

 

Jangan Belanja Berlebihan

Jika pada saat pasar saham sedang bullish kita cenderung belanja banyak saham bahkan sampai tidak menyisakan cash, maka saat bearish, kita tidak bisa melakukan metode itu.

Saat pasar sedang bearish, pastikan untuk menyiapkan uang cash, setidaknya 30-40% di tangan untuk berjaga-jaga.

Selain itu, jangan sampai menggunakan fasilitas margin atau utang saat pasar bearish, ya!

 

Miliki Perencanaan Keuangan yang Baik

Saat pasar ada di fase bearish dan Sobat Finansialku memiliki setidaknya uang cadangan 30-40% di tangan, setidaknya Sobat Finansialku punya cukup peluru untuk bertahan sampai fase membaik.

Biarpun begitu, Rivan merekomendasikan untuk tidak terlalu cepat menembakkan peluru tersebut, melainkan lakukan secara bertahap atau scaling in.

Contoh:

Sobat Finansialku membeli saham A di harga 200, kemudian harga saham turun menjadi 180, maka Sobat Finansialku Finansialku bisa melakukan scaling in kedua.

Lalu, ketika ternyata harga saham tersebut bergerak turun lagi ke 160, maka Sobat Finansialku bisa melakukan scaling in ketiga, dan seterusnya.

 

Contoh Grafik 

Hal yang perlu kita ketahui untuk membaca grafik pada saat tren ini adalah pergerakan harga biasanya mencetak harga terendah sepanjang periode, dan terus mengalami penurunan.

Ada beberapa sinyal yang terlihat dalam sebuah grafik ketika masuk trend bearish, seperti:

 

Bearish Divergence

Bearish Divergence

Bearish Divergence

Grafik yang pertama adalah bearish divergence, yang merupakan kondisi ketika grafik berada di posisi higher high, tapi posisi indikatornya berada di lower high.

Dalam kondisi normal, pergerakan harga pada grafik dan indikator seharusnya memiliki arah dan tingkat yang sama, tidak bertolak belakang.

 

Bearish Candlestick

Saat pasar akan atau sedang mengalami trend bearish, ada lima pola yang bisa dijadikan indikator oleh para investor untuk menilai kondisi pasar, di antaranya adalah:

 

Harami Candlestick

Bearish Harami Candlestick

Bearish Harami Candlestick

Pola candlestick yang pertama adalah candlestick harami, yang merupakan pola candlestick Jepang, yang memiliki arti ‘Hamil’, yang mana mewakili bentuk pola candlestick itu sendiri.

Saat pasar bearish, terjadi pola pembalikan di level atas jangka penengah, yang mana biasanya sinyal pembalikan sering terlihat lebih kuat pada tingkat harga yang siginifikan.

Selain itu, jika dilihat dalam grafik contoh di atas, biasanya bearish harami memimpin candle bullish yang lebih besar, dan mengikuti candle bearish yang lebih kecil.

 

Engulfing

Bearish Engulfing

Bearish Engulfing

Selanjutnya adalah grafik bearish engulfing. Saat pasar mengalami tren bearish, pola ini berkembang saat tren naik habis, kemudian memberikan tanda pembalikan harga saham menuju downtrend.

Bearish engulfing juga ditandai dengan bentuk grafik di mana lilin bearish memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan lilin bullish.

 

Evening Star

Evening Star

Evening Star

Ada beberapa ciri-ciri dari tren ini yang ditunjukkan oleh pola evening star, di antaranya adalah:

  • Candlestick pertama menjadi bagian dari uptrend.
  • Body dari candlestick kedua memiliki ukuran kecil dan punya upper serta lower shadow dengan warna candlestick merah atau hijau, yang mengindikasikan adanya keraguan di pasar.
  • Candlestick ketiga berwarna merah, yang mengindikasikan tren bearish. Candlestick ini biasanya memiliki ukuran yang lebih panjang dibandingkan candlestick

 

Shooting Star

Shooting Star

Shooting Star

Dalam pola ini, formasi candlestick yang menunjukkan adalah bearish hanya terdiri dari satu stick saja, yang terbentuk saat harga saham didorong lebih tinggi tapi kemudian jatuh dalam waktu yang singkat akibat penolakan dengan harga yang lebih rendah.

Saat bearish, pola candlestick ini biasanya mengindikasikan bahwa pasar sudah dikendalikan oleh pembeli dan membuat harga naik, tapi tekanan jual juga naik, sehingga pasar jadi kewalahan oleh kenaikan harga tersebut.

 

Three Black Crows

Three Black Crows

Three Black Crows

Pola terakhir adalah three black crows, yang menunjukkan adanya penurunan tajam selama tiga hari berturut-turut, setelah adanya tren bullish yang cukup panjang pada periode sebelumnya.

Pola pada three black crows ini memiliki body yang panjang dalam penurunannya, dan shadow yang pendek yang menandakan kemampuan bear dalam mempertahankan harga di dekat angka rendahnya pada periode tersebut.

 

Nah, itu dia pengertian dan contoh grafik yang bisa diketahui oleh Sobat Finansialku.

Dari penjelasan di atas, apakah ada poin yang masih belum dimengerti? Kalau ada, tuliskan pertanyaan Sobat Finansialku di kolom komentar, ya!

Jangan lupa untuk bagikan informasi ini kepada teman-teman sesama investor lainnya lewat pilihan platform media sosial di bawah ini. Terima kasih!

 

Editor: Rincani Sinaga

Sumber Referensi:

  • Denny Yamada. 02 Februari 2021. Pola Candlestick Harami: Panduan Trader. Edukasi.javafx.co.id – https://bit.ly/30rtxMq
  • Evita. 15 Juni 2021. 5 Pola Candlestick yang Memberikan Sinyal Tren Bearish. Learn.expandana.id – https://bit.ly/3GJY47p
  • Adi Kurniawan. 08 Juli 2021. Memanfaatkan Sinyal Divergence dalam Trading. Mentarimulia.co.id – https://bit.ly/3ymdsny
  • Dafik. 13 Juni 2021. Perbedaan Bullish dan Bearish, Cara Menentukan, Penyebab, dan Contohnya. Obligasi.id – https://bit.ly/3s1Em2W
  • Niko Ramadhani. 23 September 2020. Apa Itu Bearish? Pengertian Pasar Bearish Dalam Dunia Saham. Akseleran.co.id – https://bit.ly/3m2hgW8

Sumber Gambar: 

  • Cover – https://bit.ly/3JamcCb