Dana darurat sejatinya harus dimiliki oleh setiap orang, terlebih para sandwich generation. Kenapa?

Kamu bisa cari tahu alasannya di artikel Finansialku kali ini. Selamat membaca…

 

Summary:

  • Sandwich generation rentan terhadapberbagai risiko keuangan.
  • Ada beberapa alasan pentingnya sandwich generation memiliki dana darurat supaya tidak mengganggu cash flow keuangan saat ini maupun di masa depan.

 

Rentannya Keuangan Sandwich Generation

Sobat Finansialku, coba bayangkan ketika sudah susah payah menabung dan uangnya terkumpul. Lalu terjadi hal-hal diluar dugaanmu.

Misal, oven di toko kue Ibu rusak, usaha Ayah sedang sepi, adik terkena covid, atau hal serupa lainnya sehingga kamu harus menyiapkan suntikan dana untuk membantu mereka.

Mungkin kamu berpikir “Ah, bagaimana lagi. Masa sama keluarga sendiri itung-itungan, lagian ini kesempatan untuk berbakti ke keluarga”. 

Ketika membaca artikel ini mungkin kamu sedang manggut-manggut tersenyum kecut karena pernah merasakan hal serupa. Benar?

Tenang, Sobat Finansialku tidak sendiri! Contoh di atas hanyalah segelintir cerita beberapa klien sandwich generation yang saya jumpai.

Apa itu Sandwich Generation?

Sandwich generation atau generasi sandwich, dapat diartikan sebagai kondisi dimana seseorang terhimpit (seperti sandwich) antara kebutuhan pribadi, kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan orangtua atau kerabat yang ditanggungnya.

Setidaknya ada 5 tipe sandwich generation. Kira-kira kamu tipe yang mana? Yuk cek artikel Finansialku berikut ini: Sandwich Generation Ada 5 Tipe, Kamu Termasuk yang Mana?

Berdasarkan beberapa klien yang saya temui, kelima tipe sandwich generation rata-rata memiliki kesamaan masalah, yaitu kondisi kesehatan keuangannya rentan akibat tidak adanya dana darurat.

Dana darurat adalah cadangan dana yang sengaja disiapkan hanya untuk kondisi-kondisi darurat dan disimpan terpisah dari rekening harian.

Lalu apa hubungannya dana darurat dengan kondisi keuangan yang sehat? Simak pembahasannya sampai akhir.

 

Dana Darurat Penting untuk Sandwich Generation, Ini Alasannya!

Sobat Finansialku, sebagai sandwich generation kita harus siap dan ekstra siaga untuk menghadapi berbagai kondisi. Khususnya dari segi finansial dalam menghadapi kondisi darurat.

Berikut ini 3 alasan pentingnya dana darurat:

 

#1 Tanggungan Bertambah Risiko Kondisi Darurat Meningkat

Seiring bertambahnya tanggungan, kemungkinan untuk mengeluarkan dana darurat akan semakin tinggi.

Sebab, kamu tidak bisa memikirkan diri sendiri lagi tapi harus mengikutsertakan segala risiko yang dapat terjadi pada tanggungan. Apalagi jika tanggunganmu balita dan lansia yang cenderung lebih rentan.

Sehingga meskipun saat ini kamu masih lajang, persiapan dana darurat tetap harus matang. Karena setelah menikah dan punya anak, tanggunganmu akan semakin bertambah.

 

#2 Amankan Keuangan: Safety Net Saat Kondisi Darurat

Ibarat pertunjukan sirkus, dana darurat yang memadai bisa jadi jaring pengaman dan tanggungan agar kamu tidak terjun bebas ketika terjatuh.

Dana darurat bisa membantu untuk sementara waktu, memberikan kamu ruang agar bisa “bernafas” sebelum beraksi kembali.

Begitupun dalam kehidupan nyata, ketika tanggal gajian masih lama lalu ada pengeluaran tiba-tiba. Kamu bisa menggunakan dana darurat yang sudah disiapkan, supaya cash flow tidak berantakan.

Sayangnya, hal seperti ini belum banyak orang mengerti. Sehingga tidak sedikit sandwich generation yang telanjur terhimpit kondisi.

Harus menghadapi situasi mendesak tanpa sempat mengumpulkan dana darurat. Jalan pintasnya mencari pinjaman cepat.

Eits, masalah belum selesai. Justru utang sering menimbulkan masalah baru. Bahkan sampai membuat bangkrut karena terjerat bunga utang. Duh, jangan sampai deh ya.

 

#3 Amankan Cash Flow Bulanan

Saat ini mungkin kamu punya banyak keinginan dan cita-cita yang ingin diwujudkan. Mulai dari mengumpulkan dana pernikahan, membeli rumah, melanjutkan kuliah, atau bahkan ingin pensiun dini agar bisa fokus menghabiskan waktu dengan keluarga tercinta.

Tujuan-tujuan keuangan tersebut bisa tercapai jika kamu merencanakan keuangan. Lalu take action dengan menabung dan berinvestasi secara rutin.

Tapi yang sering saya dengar, sandwich generation mengeluh tidak bisa menabung rutin karena banyak kondisi di luar dugaan yang datang dari tanggungan maupun diri sendiri.

Nah, kalau kamu sudah punya dana darurat yang cukup, maka tidak perlu lagi mengorbankan arus kas bulanan. Kamu masih bisa menabung dan berinvestasi meski ada pengeluaran tambahan.

Dana darurat yang ideal tidak boleh kurang dan tidak perlu lebih. Seperti halnya bensin kendaraan, kalau kurang kita merasa tidak tenang, kalaupun kepenuhan juga sayang malah terbuang.

Kamu bisa manfaatkan momen penerimaan bonus dan THR untuk membuat dana daruratmu full tank. Jadi kalau soal dana darurat, jangan tunggu “mulai dari 0” ya.

Memenuhi dana darurat untuk diri sendiri dan keluarga yang kita tanggung memang tidak mudah. Tapi, kamu mungkin ingat peribahasa ini:

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian;  Bersakit-sakit kita dahulu, bersenang-senang kemudian.

Dana darurat yang memadai dapat menyelamatkanmu dari bahaya jatuh ke lubang utang dan secara tak langsung membantu mengamankan pencapaian tujuan-tujuan keuanganmu.

Jika Sobat Finansialku memerlukan panduan dalam merencanakan dana darurat, kamu bisa cari tahu lebih lengkap melalui Ebook Finansialku ini: Ebook Cara Selamatkan Keuangan dari Pengeluaran Dadakan.

 

Hitung Target Dana Darurat Sandwich Generation

Mungkin kamu berpikir, berapa dana darurat yang harus disiapkan?

Perhitungan dana darurat ada rumusnya, kamu bisa coba hitung sesuai dengan rekomendasi ini:

  • 6 × biaya pengeluaran per bulan untuk yang lajang tanpa tanggungan
  • 9 -12 × biaya pengeluaran per bulan untuk yang lajang tapi sandwich generation

 

Supaya lebih jelas, saya berikan contoh ilustrasinya.

Melisa adalah Sobat Finansialku yang masih lajang tapi berstatus sandwich generation. Biaya hidup bulanan Melisa dan tanggungannya adalah Rp 6 juta per bulan.

Sementara Vincent adalah Sobat Finansialku yang masih lajang dan bukan sandwich generation. Biaya hidup bulanan Vincent adalah Rp 4 juta per bulan.

Maka, sesuai rekomendasi, Melisa menargetkan untuk mengumpulkan dana darurat sebesar 9-12× biaya hidup per bulan (Rp 54-72 juta), sementara Vincent cukup menargetkan 6× biaya hidup per bulan (Rp 24 juta) sebagai target dana daruratnya.

Berdasarkan ilustrasi tersebut, kamu bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya lajang ataupun sudah menikah menikah, sandwich generation ataupun bukan, kamu wajib memiliki dana darurat lho.

Sebab, kondisi darurat dapat terjadi kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun tanpa memandang usia, status, dan jumlah tanggungan.

 

Sandwich Generation: Harus Lebih Ekstra!

Sobat Finansialku, sebagai sandwich generation kita memang diharuskan untuk lebih ekstra terutama dalam hal keuangan. Berusaha ekstra sebagai tulang punggung juga ekstra bijak dan hati-hati saat menggunakannya.

Tapi dengan dana darurat yang memadai sebagai jaring pengaman yang kuat, maka fondasi keuangan Sobat Finansialku akan tahan banting, juga kesehatan keuanganmu tetap terjaga.  

Jika kamu punya kendala lain dalam menyiapkan dana darurat, kamu bisa konsultasi secara eksklusif one-on-one dengan saya atau perencana keuangan Finansialku lainnya di Aplikasi Finansialku. Semangat!!

 

Itulah informasi mengenai dana darurat untuk sandwich generation, semoga membantu Sobat Finansialku agar melek finansial seperti Melissa dan Vincent di atas.

Bagikan artikel ini kepada temanmu sesama sandwich generation dan salam semangat semoga kita dapat memutus rantai sandwich generation.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno