Moms, masih bingung bagaimana cara mengelola keuangan keluarga dengan gaji kecil? Jangan khawatir, ayo simak artikel berikut selengkapnya.

 

Summary:

  • Pentingnya mengevaluasi pengeluaran saat ini untuk mengidentifikasi kebiasaan yang dapat menguras tabungan dan menetapkan skala prioritas pengeluaran.
  • Strategi menghemat uang dengan memanfaatkan barang secara maksimal, mengurangi makan di luar dan membatalkan layanan yang tidak terlalu dibutuhkan seperti TV kabel.
  • Kepentingan memiliki catatan keuangan dan anggaran pengeluaran yang detail untuk memonitor aliran uang dan mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu.

 

Cara Mengelola Keuangan Keluarga dengan Gaji Kecil

Moms merupakan menteri keuangan dalam rumah tangga. Anda harus bisa mengelola seberapa besar keuangan yang diberikan suami untuk Anda dan keluarga.

Jangan pernah menyalahkan gaji minim sebagai sumber penderitaan. Meski penghasilan tidak seberapa, Anda tetap bisa bertahan bahkan bisa menyimpan uang untuk masa depan yang lebih baik.

Nah, berikut ini tips yang bisa Moms ikuti:

 

#1 Evaluasi Pengeluaran Saat Ini

Moms untuk bisa melihat efektif atau tidaknya seseorang dalam menabung, sangat bergantung pada kebiasaan dalam mengeluarkan uang.

Sudah sering terjadi, seseorang pada akhirnya tetap menggunakan uang tabungan, lantaran jatah untuk kebutuhan sehari-hari tanpa disadari habis digunakan untuk hal-hal tak penting.

Jika Anda ingin menjadi miliarder, mulailah meniru langkah para miliarder sukses yang sangat teliti dalam mengeluarkan uang.

Banyak pengeluaran kecil dalam keseharian yang ternyata bisa membuat seseorang tak memiliki apa pun di masa depan. Jadi, mulai sekarang jangan menggunakan uang untuk membeli hal-hal tak penting, ya Moms.

Anda bisa menetapkan skala prioritas dalam pengeluaran. Kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan harus diutamakan. Setelah itu, barulah keinginan yang tidak terlalu mendesak dapat dipertimbangkan.

[Baca Juga: Mengapa Skala Prioritas dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga Itu Penting?]

 

#2 Mulai Menghemat yang Bisa Dihemat

Berhemat atau menghemat adalah mempergunakan barang sesuai dengan fungsinya semaksimal mungkin.

Gengsi adalah musuh utama gerakan berhemat. Bila sedang berbicara tentang berhemat, jangan sekaligus berargumen soal gengsi. Hemat tidak identik dengan anti mode. Tetapi kita memang tidak membutuhkan pakaian sebanyak yang kita duga.

Daripada selalu menyisihkan penghasilan bulanan untuk membeli pakaian, lebih baik menabung dulu, baru kemudian hasilnya dipertimbangkan untuk membeli pakaian.

Dengan membalikkan pola berbelanja pakaian begini saja, Anda sudah membuat perbaikan besar dalam perilaku menuju hidup lebih hemat.

Moms, ada beberapa cara lain untuk berhemat seperti, mengurangi makan di luar, berhemat dengan mencuci baju dalam volume yang besar sekaligus, karena cara ini bisa lebih menghemat deterjen, air, dan listrik.

Jika Moms jarang menonton TV kabel, sebaiknya dibatalkan saja, dengan hal ini bisa membuat lebih hemat.

Selain itu, berbelanja dengan bijak dan mencari cara untuk menghemat uang dapat membantu keluarga tetap berada dalam anggaran. Misalnya, membeli barang dalam jumlah besar yang sering digunakan atau mencari diskon dan promosi.

 

#3 Cari Cara Menambah Penghasilan

Di saat gaji suami dianggap belum mencukupi kebutuhan rumah tangga, Moms perlu memikirkan menambah penghasilan. Misalnya, dari pekerjaan yang sesuai minat dan kemampuan, serta peluang cerah dan menjanjikan, ya Moms..

Menurut Melvin Mumpuni, CFP®., QWP® (Founder & CEO Finansialku.com), ada 9 pintu rezeki yang bisa dimaksimalkan sejak usia muda hingga masa pensiun.

Misalnya saat usia muda, Anda bisa mengupayakan dua jenis pemasukkan, yakni pemasukan aktif dan pemasukan investasi.

Sebagai informasi, pemasukan aktif yaitu penghasilan yang didapat karena seseorang bekerja, menukarkan waktu, keringat, pikiran dan uang terkadang perasaan untuk menghasilkan uang.

Contohnya earn income (pegawai dan profesional), profit income (pengusaha), dan residual income (investor).

Sementara itu, pemasukan investasi yaitu dari pemasukan aktif, Anda menyisihkan sebagian uang untuk diinvestasikan sehingga menghasilkan uang kembali. Contohnya:

  • Capital Gain: Keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual, seperti saham dan reksa dana.
  • Dividen Income: pendapatan yang didapat ketika perusahaan tempat kita berinvestasi membagikan keuntungannya.
  • Interest Income: Pendapatan bunga, seperti obligasi dan deposito.

 

Selanjutnya di masa pensiun, Anda bisa memiliki pemasukan dari investasi dan pemasukan pasif, yaitu penghasilan yang didapat karena aset Anda bekerja menghasilkan uang. Salah satunya dengan membeli bisnis franchise.

Hal tersebut disampaikan oleh Melvin saat mengisi acara Seminar Retirement Preparedness Program dalam pameran ‘The Premier Business Expo – Franchise and License Expo Indonesia (FLEI) Edisi ke-22’ di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (12/5/24).

Melvin menjelaskan terkait “9 Pintu Rezeki, Income Breakthrough” sebuah pandangan tentang bagaimana mengelola keuangan dengan bijak dan mencapai peningkatan pendapatan, khususnya franchise.

Mengelola Keuangan

Kiri ke kanan: Klemens B. Rahardja (Entrepreneur, Investor, Author & Mentor) dan Melvin Mumpuni CFP (CEO & Founder Finansialku)

 

Melvin menambahkan, jika bergantung pada satu sumber pendapatan bisa menjadi situasi yang menegangkan, terutama ketika terjadi kebutuhan yang mendadak atau masalah muncul dalam sumber pendapatan tersebut.

“Memahami perbedaan antara pendapatan tunggal dan multiple streams of income adalah kunci untuk mengelola keuangan dengan bijak dalam lingkungan ekonomi yang berubah-ubah,” tutur Melvin.

 

Sehingga penting untuk memiliki kestabilan finansial yang memadai dan memiliki rencana untuk mengelola risiko terkait, jika bergantung pada satu income.

Sebab, akan selalu ada risiko saat bergantung pada satu sumber pendapatan. Tetapi dengan perencanaan yang tepat dan tindakan yang bijaksana dapat mengurangi dampaknya dan meningkatkan keamanan finansial.

 

#4 Memiliki Catatan Keuangan dan Anggaran Pengeluaran

Selama ini, sudahkah Anda mencatat setiap pengeluaran keluarga Anda dengan detail? Jika belum, mulailah melakukannya. Setidaknya, catatlah pengeluaran Anda selama tiga bulan terakhir.

Anggaran adalah alat penting dalam manajemen keuangan. Dengan membuat anggaran, keluarga dapat memonitor aliran uang masuk dan keluar. Ini membantu dalam mengidentifikasi area di mana pengeluaran dapat dikurangi.

Jika Anda sudah tahu benar untuk apa saja pemasukan Anda dibelanjakan, maka Anda juga nantinya dapat tahu benar mana-mana saja pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu.

Anggaran belanja (rencana pengeluaran) yang tercermin dalam gaya hidup sebaiknya disesuaikan dengan pemasukan yang Anda terima setiap bulan.

Nah, video ini bisa Anda ikuti supaya catatan keuangan keluarga makin efektif.

 

 

#5 Miliki Dana Darurat

Persiapan dalam menghadapi masalah finansial adalah dengan dana darurat.

Dana ini dibuat dengan tujuan supaya kita bisa melalui masa sulit ke depan dengan selamat dan untuk menghadapi masa-masa di mana kita mengalami kondisi keuangan yang perlu suntikan dana segar dengan cepat.

Moms, pada umumnya dana cadangan jumlahnya berkisar antara tiga sampai enam kali dari pengeluaran bulanan kita.

Tiga kali itu mungkin angka yang cukup oke buat yang masih belum punya tanggungan alias masih single, sedangkan untuk Anda yang sudah berkeluarga diperlukan enam kali dari pengeluaran bulanan kita Moms.

Perencana keuangan ternama, Suze Orman menyebut para miliarder dunia tidak pernah “melanggar” aturan finansial sekecil apa pun. Mereka tak tergoda untuk menggunakan cadangan dana darurat untuk berinvestasi.

Orman menyebut dana darurat adalah uang yang memang harus dipergunakan dalam situasi-situasi tak terduga. Moms harus punya keteguhan hati dalam hal ini untuk tidak menggunakan dana darurat.

 

#6 Miliki Asuransi Kesehatan untuk Setiap Anggota Keluarga

Menjaga kesehatan itu penting, namun asuransi kesehatan juga tak kalah penting, lho, Moms.

Dalam buku The Quiet Millionaire (Miliarder Pendiam), Perencana Keuangan Brett Wilder menceritakan kisah-kisah tragis tentang hilangnya sebuah kesuksesan secara tiba-tiba.

Menurutnya, banyak orang gagal hanya karena tak punya asuransi kesehatan, atau bahkan terlalu banyak membayar asuransi lantaran kurangnya wawasan dan pemahaman.

Asuransi merupakan pengeluaran terbaik dalam memperhitungkan risiko hidup. Ketika suatu waktu musibah datang, asuransi itulah yang menolong seseorang untuk melunasi tagihan, melanjutkan bisnis keluarga, memenuhi kebutuhan finansial, dan hal-hal lainnya.

Saat ini ada produk asuransi kesehatan yang memberikan fasilitas perawatan rumah sakit di Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Saat dirawat di rumah sakit pun, kita tidak usah membawa uang banyak karena pembayaran akan dilakukan dengan sistem cashless.

Jadi dengan sistem ini, perusahaan asuransi akan melakukan pembayaran kepada rumah sakit rekanan melalui third party administrator. Mungkin kita juga sudah punya asuransi jenis ini. Ada yang bisa dibeli via agen atau ada juga polis yang diberikan sebagai fasilitas kantor.

Kalau memang tidak dengan asuransi yang swasta, Moms juga bisa ikut dengan asuransi yang disediakan oleh negara.

Bantuan kesehatan dari pemerintah ini ditujukan untuk mendukung Indonesia sehat. Ada program-program seperti BPJS Kesehatan, JKN, dan Kartu Indonesia Sehat.

[Baca Juga: Sukses Atur Keuangan Keluarga dengan Gaji 1 Juta, Bukan Mimpi!]

 

#7 Mulai Berinvestasi

Berinvestasi di zaman sekarang ini tidak perlu khawatir. Moms bisa menggunakan smartphone yang dimiliki untuk daftar dengan berbagai program investasi.

Seperti reksadana, peer to peer lending, emas, dan tabung saham. Modalnya pun cukup ringan, Anda bisa memulai investasi mulai dari Rp10 ribu saja.

Jika diperlukan, Anda bisa diskusi dengan Perencana Keuangan untuk mengetahui investasi apa yang cocok untuk keluarga Anda, sesuai dengan kondisi keuangan.

Hubungi dan buat janji konsultasi dengan Perencana Keuangan Finansialku melalui nomor WhatsApp 0851 5866 2940. Klik banner untuk info lengkapnya.

Konsultasi Keuangan Keluarga

 

#8 Bebaskan dari Utang dan Cicilan

Sebisa mungkin, hindarkan diri Anda dari yang namanya utang. Bukankah kita sering kali justru ingin berutang lagi ketika satu pos utang sudah lunas? Daripada terus menerus berutang, lebih baik segera fokus untuk hal lain yang lebih bermanfaat.

Hindari utang konsumtif dan fokus pada utang produktif seperti pendidikan atau investasi.

 

#9 Evaluasi Biaya Rumah

Jika Anda memiliki cicilan rumah atau KPR, pastikan untuk memilih KPR dengan cicilan paling kecil. Jika belum mampu mengambil cicilan rumah, pertimbangkan alternatif lain, misalnya mengontrak rumah.

[Baca Juga: Pentingnya Konsultasi Keuangan Keluarga dan Tips Memilihnya, Catat!]

 

#10 Jual Barang yang Tidak Terpakai

Dari pada barang yang tidak terpakai menumpuk di sudut rumah, baiknya Anda coba menjualnya. Anda bisa menjual melalui platform online. Pendapatan dari penjualan ini bisa membantu mengatasi kebutuhan sehari-hari.

 

#11 Membeli Barang Bekas

Pertimbangkan untuk membeli barang bekas atau second-hand. Beberapa barang bekas masih dalam kondisi baik dan bisa menjadi alternatif yang lebih terjangkau.

 

#12 Menggunakan Transportasi Umum

Jika memungkinkan, gunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran untuk bahan bakar dan perawatan kendaraan Anda.

Apalagi, kendaraan umum sekarang ini sudah dilengkapi dengan fasilitas yang lebih baik, sehingga penumpang akan merasa nyaman saat menggunakannya.

 

Study Case Pengelolaan Keuangan Keluarga dengan Gaji Kecil

Gaji kecil bagi setiap orang memiliki nominal yang relatif. Namun, hal ini bukan menjadi alasan bagi Anda untuk tidak mengelolanya dengan baik.

Di bawah ini terdapat beberapa contoh pengelolaan keuangan keluarga. Dalam contoh tersebut, bukan merupakan patokan untuk Anda mengikutinya. Pastikan untuk menyesuaikan tabel ini dengan kebutuhan dan prioritas keluarga, ya Moms.

Berikut ini contoh tabel pengelolaan keuangan keluarga dengan gaji Rp5 juta.

Kategori Pengeluaran

Jumlah (Rp)

Kebutuhan pokok

1.500.000

Sewa rumah

1.000.000

Tagihan (listrik, air, internet, dll)

500.000

Transportasi

300.000

Pendidikan

500.000

BPJS Kesehatan

150.000

Dana Darurat

250.000

Investasi

500.000

Hiburan

200.000

Sisa

100.000

 

Contoh lain tabel pengelolaan keuangan keluarga.

 

Contoh lainnya dapat Anda lihat dalam artikel ini: 3 Contoh Tabel Perencanaan Keuangan Keluarga, Mudah Diikuti!

 

Diskusikan dengan Pasangan

Setiap keluarga tentu memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengelola keuangan keluarga mereka. Moms bisa saling mendiskusikan dengan suami untuk pengelolaan mana yang lebih tepat untuk keluarga.

Ingatlah bahwa mengatur keuangan memerlukan kesabaran dan disiplin. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda dapat mengelola keuangan rumah tangga dengan lebih baik meskipun memiliki gaji kecil.

Jika memiliki kesulitan dalam mengatur keuangan keluarga, segera diskusikan dengan Perencana Keuangan Finansialku, ya.

 

Disclaimer:  Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi. 

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya.  Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

 

Nah, itulah beberapa cara mengelola keuangan keluarga dengan gaji kecil yang bisa Anda ikuti. Adakah cara lain menurut Anda? Yuk, tuliskan di kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa bagikan artikel ini pada rekan-rekan lainnya, ya. Terima kasih.

 

Editor: Ratna Sri H.

Sumber Referensi:

  • Raden Aryo Febrian. 2021. Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Selama Masa Pandemi Covid-19. Universitas Bakrie Jakarta
  • Intan Suryana, I., Nuridah, S., & Shinta Kusumaningtyas, D. 2023. Penerapan Akuntansi Keluarga dan Pengelolaan Keuangan Dalam Rumah Tangga Pasangan Milenial. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(5).

 

Sumber Gambar:

Cover – Freepik/tirachardz