Bagaimana prospek emiten manufaktur Astra Otoparts (AUTO) setelah PMI Manufaktur kembali bangkit di akhir tahun lalu?

 

Business Profile Astra Otoparts Tbk (AUTO)

Astra Otoparts merupakan anak perusahaan Astra International dengan komposisi kepemilikan saham ASII sebesar 80% dan masyarakat 20%.

AUTO mengembangkan produk untuk pasar industri otomotif (OEM) dan menyuplainya ke pasar suku cadang pengganti (aftermarket). Dengan penguasaan teknologi dan kemampuan yang dimilikinya, emiten ini menghasilkan produk di sektor otomotif.

Astra Otoparts memiliki segmen bisnis perdagangan dan bisnis manufaktur. Memiliki 12.000 toko pengecer, 50 dealer utama dan 45 negara tujuan ekspor.

AUTO 1

Produk Astra Otoparts untuk Roda Empat. Sumber: www.astra-otoparts.com

 

Pada bisnis ekspor, AUTO memasarkan produk yang meliputi aki, ban dan sejumlah suku cadang pengganti lainnya dengan merek sendiri (Incoe, Aspira dan lain-lain) atau dan milik anak perusahaan.

Sepanjang tahun 2020, Perseroan ini memasarkan produk-produknya ke lebih dari 45 negara, yang tersebar di kawasan Timur Tengah, Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika termasuk destinasi baru, yaitu El Salvador dan Fiji.

Bisnis Shop&Drive dari AUTO juga menambah gerai Shop&Bike di beberapa titik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan produk-produk roda dua seperti, ban, oli, aki, shock absorber, kampas rem, lampu-lampu, toolkit, valve cap, hingga aksesoris lainnya.

AUTO 2

Produk yang Dijual di AstraOtoshop

 

Bisnis aftermarket AUTO juga menggunakan digital channel untuk mendukung aktivitas penjualan, yaitu melalui platform www.astraotoshop.com.

Perusahaan juga melakukan diversifikasi bisnis guna mencari sumber pendapatan melalui pengembangan produk-produk di sektor non-otomotif.

 [Baca Juga: Oversubsribed 179 Kali, Adaro Mineral (ADMR) Layak Dibeli?]

 

Kinerja Keuangan Astra Otoparts Tbk (AUTO)

Posisi aset AUTO Rp 16,65 triliun pada Kuartal III-2021, mengalami peningkatan 27,9% dari Desember tahun sebelumnya. Ekuitas AUTO pada 2021 mengalami peningkatan tipis sebesar 2,9%.

Grafik aset AUTO selama 11 tahun. Sumber: RK team

 

Segmen bisnis AUTO terbagi menjadi 2 yakni perdagangan dan manufaktur komponen otomotif. Segmen Manufaktur komponen menyumbang net profit sebesar 57,92% (kuartal III-2021), sedangkan segmen perdagangan sebesar 42,07%.

Melihat Kinerja AUTO dari sisi Laba bersih selama 11 tahun, Laba bersih tertinggi berada pada 2010-2013, lalu mengalami penurunan, kembali tumbuh pada 2016.

Jika melihat 5 tahun terakhir, 2015 -2020 Laba bersih AUTO tumbuh konsisten hingga 2021. Hanya saja pada 2020 laba bersih AUTO terganggu akibat Covid-19.

Pada tahun 2020, AUTO hanya mampu membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,2 miliar, sementara di tahun sebelumnya (2019) sebesar Rp 739,7 miliar.

Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen pasar pabrikan otomotif dan pasar suku cadang pengganti juga turun sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Grafik net profit AUTO selama 11 tahun. Sumber: RK team

 

Grafik NPM AUTO selama 11 tahun. Sumber: RK team

 

Grafik NPM Emiten PT Selamat Sempurna Tbk. (Pesaing Bisnis AUTO). Sumber: RK Team

 

Dari sisi Liabilitas Astra Autoparts mengalami peningkatan sebesar 29,10%, Hutang AUTO mayoritas berasal dari Utang usaha pihak ketiga. Pada 2021 Liabilitas AUTO sebesar Rp 5 triliun.

Liabilitas AUTO

 

Kemampuan Perseroan dalam membayar utang jangka pendek terlihat melalui rasio lancar (Current Ratio) dan rasio cepat (Quick Ratio), sementara kemampuan membayar utang jangka panjang tercermin melalui rasio utang terhadap EBITDA dan rasio EBITDA terhadap beban bunga.

Pada 2021, rasio lancar dan rasio cepat Perseroan masing-masing sebesar 1,57 kali dan 1,09.

Pada 2021 rasio utang terhadap EBITDA adalah sebesar 2,84 lebih tinggi dibandingkan 2019. Rasio EBITDA terhadap beban bunga tercatat sebesar 19,8 kali, meningkat dibanding 2020 sebesar 9,18 kali.

[Baca Juga: Kinerja Barang Konsumen Primer Minus, UNVR Masih Worth To Buy?]

Rasio di atas menunjukkan bahwa tingkat likuiditas cukup baik, namun rasio leverage semakin tinggi maka risiko gagal bayar kewajiban.

Namun, perlu diketahui jika rasio leverage tinggi adakalanya positif, saat diimbangi dengan pencapaian profitabilitas yang tinggi juga.

Selain itu, DER (Debt to Equity ratio) AUTO sebesar 43,4%, ini berarti perusahaan cukup baik karena posisi rasio hutang di bawah satu, Cukup aman untuk jangka panjang.

Jika membandingkan Return on Equity (ROE) perusahaan di sektor yang sama yakni sektor suku cadang kendaraan roda dua dan empat, AUTO memiliki Return on Equity (ROE) 6% pada 2021 yang masih kalah unggul jika dibandingkan dengan pesaingnya PT Selamat Sempurna (SMSM).

 

Perbandingan Return on Equity (ROE) AUTO dan SMSM

 

Simak penjelasan outlook AUTO di halaman selanjutnya