Sebagai PNS, apakah keputusan utang untuk beli rumah dan investasi itu tepat? Pertimbangan apa yang harus dilakukan sebelum mengambil langkah tersebut?

Inilah jawaban lengkapnya di artikel Finansialku berikut.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Apakah PNS Boleh Berutang Untuk Beli Rumah atau Investasi?

Pertanyaan yang satu ini sebenarnya cukup eksis dan tidak sedikit PNS yang memikirkannya. Dengan penghasilan yang ada, rasanya akan sulit untuk menabung supaya bisa beli rumah yang lebih layak atau untuk berinvestasi.

Dengan kondisi yang sekarang, berutang dinilai menjadi solusi.

Jika Anda adalah salah satu yang memiliki pertanyaan ini atau sedang bimbang untuk membuat keputusan, jawabannya adalah boleh.

Boleh saja mengajukan utang untuk beli rumah atau sekadar berinvestasi, hanya jika ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan.

 

 

Apa yang dimaksud dengan utang untuk berinvestasi? Contohnya sederhana, seperti misalnya sengaja membeli rumah untuk kemudian dikontrakkan.

Hal seperti ini boleh dilakukan, namun ada peraturannya supaya tidak jadi boomerang untuk PNS yang bersangkutan di masa depan.

Bolehkah PNS Berutang untuk Beli Rumah atau Investasi 01 - Finansialku

[Baca Juga: Ternyata Ini Enam Tunjangan bagi PNS di Luar Gaji Pokok, Penasaran?]

 

Perhatikan Beberapa Hal Berikut Sebelum Mengambil Utang

Mulai dari patokan besaran cicilan yang disarankan hingga adanya kerjasama dengan keluarga, simak beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan berikut ini.

 

#1 Mengetahui Besarnya Cicilan Maksimal

Harus tahu berapa kemampuan membayar cicilan setelah utang nanti. Disarankan untuk memiliki pengeluaran sebagai pembayaran cicilan sebesar 35% saja dari keseluruhan pemasukan.

Mudah dipahami, semisal Anda memiliki gaji pokok dan tunjangan sebesar 5 juta rupiah, maka per bulannya Anda hanya bisa membayar cicilan maksimal 1,75 jutaan rupiah saja.

Mengapa harus maksimal 35% dan apa yang terjadi jika lebih dari itu? Jika Anda membayar cicilan lebih dari 35% dari pemasukan, agaknya akan memberikan efek tersendiri terhadap pendapatan Anda.

Pengeluaran yang lain masih ada, juga pengeluaran utama seperti kebutuhan sehari-hari.

Untuk diketahui, persentase yang disarankan untuk cicilan sebenarnya hanya 20 sampai 25% saja. Namun, karena kali ini tujuan berutang adalah untuk berinvestasi, tidak masalah jika mencapai 35% dari pemasukan.

 

#2 Mempertimbangkan Durasi Tenor

Apa yang harus diperhatikan selanjutnya adalah durasi tenor. Sebagai debitur nanti Anda memang bebas memilih tenor utang. Tenor hingga 20 tahun pun ada jika memang ditawarkan.

Namun, tetap perlu diperhatikan durasi tenor ini supaya tidak mengganggu di masa depan. Misalnya saja jika lima tahun lagi Anda sudah pensiun, memilih utang dengan durasi tenor 10 tahun tentu menjadi masalah.

Bisa dipahami, bukan? Perhatikan tenor cicilan dengan masa purna atau kondisi Anda dan keluarga.

 

#3 Jangan Utang 100%

Mungkin saja Anda berutang supaya bisa beli rumah seharga 300 juta rupiah. Jika benar, maka jangan ajukan sepenuhnya untuk harga rumah tersebut. Jangan ajukan utang sebesar 300 juta rupiah.

Nominal yang disarankan hanyalah 70% saja dari biaya yang digunakan. Jadi, jika Anda ingin beli rumah seharga 300 juta rupiah, maka pastikan utangnya sebesar 210 juta saja. Sebelum utang, usahakan sendiri dulu 90 juta rupiah sisanya.

 

#4 Menyiapkan Dana Darurat

Jangan lupa untuk selalu memiliki dana darurat dalam kondisi apapun, saat berutang maupun tidak memiliki utang. Ini akan menjadi penyelamat di masa depan atas kendala apa saja.

Jika ada poin selanjutnya yang tidak tercapai pun, dana darurat bisa menjadi penolong. Di awal Anda sudah membuat rincian berapa pemasukan bulanan dan tahun berapa nominal yang boleh keluar untuk membayar cicilan.

Namun, bagaimana jika di masa depan nanti ada biaya besar atau kecil yang mau tak mau harus disiapkan? Uang apa yang akan digunakan? Jangan sampai aset yang ada ditarik karena keterlambatan bayar cicilan.

banner -cara sukses atur gaji ala karyawan

 

#5 Menghalang Semua Hal yang Menambah Pengeluaran

Mungkin suatu saat nanti ada saja hal yang menambah pengeluaran. Seperti misalnya keinginan untuk melanjutkan kuliah, untuk beli mobil, dan lain sebagainya.

Jangan langsung memutuskan untuk mendapatkan hal-hal tersebut tanpa memperhitungkannya terlebih dahulu meskipun utang Anda digunakan untuk memiliki aset.

Harus dipertimbangkan apakah ada sisa pemasukan yang bisa digunakan untuk mendapatkannya, apakah pengeluaran itu bersifat kontinu, dan apakah masih bisa dikesampingkan.

 

#6 Memperhatikan Besarnya Tunjangan Kinerja

Perhatikan besaran tunjangan kinerja yang Anda dapat untuk bisa memiliki pemasukan lebih besar. Sebab, yang namanya tunjangan kinerja ini akan berkurang nominalnya jika Anda izin, entah untuk izin sakit atau untuk meninggalnya seseorang.

Bolehkah PNS Berutang untuk Beli Rumah atau Investasi 02 - Finansialku

[Baca Juga: Disinyalir ‘Kacau’ Dana Pensiun PNS Mau Dirombak, Begini Jelasnya]

 

#7 Menyiapkan Pondasi yang Kuat

Pondasi yang kuat harus ada sebelum mengajukan utang. Sebab dengan pondasi yang kuat, bisa dikatakan Anda akan lebih siap dengan kemungkinan terburuk yang ada.

 

#8 Kerja Sama dengan Keluarga

Berlaku untuk Anda seorang PNS yang sudah menikah. Entah saat ini hanya dengan pasangan maupun sudah bersama anak-anak. Pastikan pasangan Anda tahu bahwa akan ada utang yang diajukan sehingga harus diangsur per bulannya.

Dengan demikian, bisa terjalin kerjasama antara Anda dan pasangan untuk menghadapi kondisi terburuk yang ada. Seperti misalnya kebutuhan kesehatan yang bisa saja memakan banyak bahaya, pondasi yang ternyata belum kuat, dan lain-lainnya.

 

Berutang Menjadi Lebih Terencana Dengan Financial Check Up

Kini Anda sudah lebih siap untuk berutang dengan status sebagai PNS, terutama berutang untuk beli rumah atau mengembangkan investasi.

Persiapan-persiapan di atas ada yang membutuhkan upaya besar juga ada yang sederhana, dan akan menjadi pengalaman baru bagi Anda.

Supaya tujuan berutang kali ini lebih jelas dan semuanya lebih terencana, sebaiknya dilakukan juga financial check up. Pengecekan finansial ini akan memberikan Anda informasi yang bisa dijadikan acuan untuk berutang.

Entah itu besarnya nominal maksimal sebagai cicilan, utang maksimal yang boleh diajukan, dan lainnya. Lakukan segera financial check up di Aplikasi Finansialku sekarang juga. Selain itu Anda juga bisa berkonsultasi langsung dengan financial planner terbaik di Aplikasi Finansialku bisa Anda download di appstore dan Play Store

 

 

Sekarang, tentunya Anda bisa lebih terencana dalam mengambil langkah untuk berutang. Jangan lupa bagikan informasi yang bermanfaat di atas pada orang terdekat ya, terima kasih.

 

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 20 Juli 2020. Sebagai PNS Apa Penyesalan Terbesarmu. id.quora.com – https://bit.ly/2MUBB1l

 

Sumber Gambar:

  • PNS 1 – http://bit.ly/3pl7IEz
  • PNS 2 – http://bit.ly/37fsHT7