Menjadi salah satu emiten yang memimpin dalam sektor poultry, bagaimana kinerja dan prospek CPIN (PT Charoen Pokphand Indonesia) ke depannya?

 

Analisis Fundamental

Menjalani lini bisnis pakan ternak dan ayam olahan PT Charoen Pokphand Indonesia menjadi salah satu pemain yang cukup berpengaruh di industri ini.

Sebagai salah satu pemain agribisnis terkemuka di Indonesia selama hampir 50 tahun, emiten ini telah berada di tempat yang menerapkan strategi pertumbuhan di tiap tahun hingga pada laporan rilis dari idx.co.id per November 2020 ini CPIN masuk kedalam daftar saham pemilik Market Capitalisasi terbesar ke 10. Kapitalisasi pasar mengalami penguatan dan merebut posisi Sinarmas.

Rerata Harga Jual dan volume penjualan ayam selama PSBB yang mengalami penurunan di kuartal I/2020 masih dapat dikendalikan oleh CPIN.

Tercatat mulai akhir Oktober 2020, harga ayam mulai mengalami peningkatan sementara harga ayam hidup pun turut membaik sejak awal November.

CPIN 02

[Baca Juga: Kiat Analisis Fundamental Saham Ala ”Warren Buffet Indonesia”]

 

Situasi harga yang membaik ini merupakan imbas positif dari kebijakan Kementerian Pertanian yang mengeluarkan tiga surat edaran dalam kurun waktu 2 bulan dengan tujuan memotong supply untuk menyeimbangkan supply dan demand.

Emiten pakan ternak ini membukukan laba periode berjalan yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,28 triliun pada kuartal III-2020.

Capaian tersebut turun 10,94% dari laba bersih Rp 2,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kinerja tahun ini dipengaruhi PSBB dan permintaan dari faktor harga Jagung yang merupakan komponen utama dalam produksi pakan ternak.

Harga jagung mengikuti pasokan jagung lokal karena adanya larangan impor jagung sejak 2016 dari pemerintah.

Namun demikian, program culling atau pemusnahan ayam boiler yang dilakukan pemerintah sepanjang semester kedua bisa berdampak pada emiten ini.

Meskipun begitu, Perseroan terus berusaha menjaga posisi sebagai produsen terbesar DOC di Indonesia.

Dari sektor Makanan Olahan atau Daging ayam olahan CPIN selalu bertumbuh.

Lini bisnis ini menyumbang sekitar 13% karena tingginya permintaan masyarakat modern Indonesia akan produk andalan mereka seperti Fiesta Nugget.

Ini adalah prospek yang baik kedepannya karena gaya hidup yang menekankan pada kecepatan dan kepraktisan, sehingga pola konsumsi masyarakat Indonesia akan mengalami perubahan ke makanan siap saji dan mudah untuk diolah serta bergizi.

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Kinerja Keuangan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Untuk kinerja keuangan CPIN selama 9 tahun terakhir, fundamentalnya menunjukkan pertumbuhan nilai yang signifikan atas revenue dan net profit-nya.

Di 2020, Revenue mencapai Rp 55,2 triliun turun 5,8% secara yoy, penurunan dikarenakan saat kuartal I/2020 akibat turunnya volume penjualan dan rerata harga jual.

Namun ini sudah cukup memuaskan karena kinerja cukup baik yang tumbuh 24,6% yoy. Dari sisi penjualan, emiten ini memperoleh penjualan sebesar Rp 43,28 triliun atau susut 1,38% dari periode yang sama tahun lalu Rp 43,89 triliun.

Revenue CPIN

Source : Rivan Kurniawan

 

Dari laporan keuangan perseroan per kuartal III-2020 CPIN (idx.co.id), kinerja keuangan di 2020 ini mengalami penurunan tipis dari periode yang sama di 2019, memperoleh laba kotor CPIN tercatat Rp 5,29 triliun atau menurun 3,29% dari laba kotor Rp 5,47 triliun pada kuartal III-2019.

Laba bersih Rp 2,28 triliun pada kuartal III-2020 atau 10,93% lebih kecil dari periode yang sama tahun lalu Rp 2,56 triliun.

Manajemen CPIN menyampaikan pihaknya masih mempertahankan target pertumbuhan kinerja hingga tutup tahun 2020.

Penjualan dari segmen pakan ternak masih jadi kontributor utama, yakni 47,5% senilai Rp 20,02 triliun, disusul penjualan ayam pedaging senilai Rp 13,18 triliun.

Penjualan ayam usia sehari sebanyak Rp 4,63 triliun, ayam olahan senilai Rp 4,15 triliun atau mengalami kenaikan 13,69% dari Rp 3,65 triliun pada kuartal III-2019, dan pendapatan lain-lain menyumbang Rp 1,29 triliun.

CPIN Consolidated financial statements as of September 30, 2020

Informasi Segmen: Consolidated financial statements as of  September 30, 2020

 

Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV)-nya yang ada di 4,2x, yang tergolong overvalued dalam industri ini.

Untuk Price to Earning Ratio CPIN ada di 29,0 yang menandakan CPIN masih dinilai lebih murah dari pemain pesaingnya seperti JPFA namun masih tergolong mahal.

PBV n PER CPIN

Source: Rivan Kurniawan

 

Untuk Return on Equity CPIN pada 2020 ada di 15%, turun dari 2019, yang artinya di tahun ini CPIN tidak seefisien tahun lalu namun masih bisa bertahan di 15%, cukup baik dalam mengelola asset dan liabilities-nya untuk mendapatkan profit di tengah kondisi pandemi saat ini.

ROE CPIN

Source: Rivan Kurniawan

 

Jika melihat aset CPIN selama 9 tahun terakhir, di 2020 CPIN mencatatkan pertumbuhan aset 8,8%, berasal dari Aset pajak tangguhan yang meningkat, aset tetap-neto dan tagihan pajak penghasilan dan Aset tidak lancar lainnya.

ASET CPIN

Source: Rivan Kurniawan

 

Untuk kondisi Liabilitas, Beban pokok penjualan Charoen Pokphand Indonesia juga tercatat 1,17% lebih kecil menjadi Rp 37,99 triliun pada kuartal III-2020, pada periode yang sama tahun lalu beban pokok penjualan mencapai Rp 38,43 triliun.

Adapun dari Liabilitas imbalan kerja jangka pendek yang meningkat dan jangka panjang berasal dari pengukuran kewajiban dan biaya pensiun serta kenaikan gaji tahunan.

Lalu karena Hutang Pajak yang tercatat naik 116%, manajemen memutuskan menggunakan ketentuan spesifik dalam PSAK 70.

CPIN juga melakukan pinjaman sindikasi jangka panjang di September 2020, pinjaman ini untuk keperluan barang modal dan modal kerja dari Citigroup Global Markets Asia Ltd dan DBS bank (koordinator) dan bank lainnya yang berkaitan.

CPIN berhasil menekan beban penjualan dari Rp 937,76 miliar menjadi Rp 919,39 miliar pada kuartal III-2020. Beban umum dan administrasi pun turun dari Rp 1,16 triliun menjadi Rp 1,09 triliun pada kuartal III tahun ini.

Liabilitas CPIN

Source: Rivan Kurniawan

 

Analisis Teknikal PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Hingga penutupan market Sesi I-16 November 2020, saham PT Charoen Pokphand Indonesia terlihat mengalami Uptrend dari Maret 2020 setelah downtrend sejak 2019.

Untuk analisa teknikal jangka panjang terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu Daily.

CPIN yang dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sideways, di kuartal IV nanti ada kemungkinan potensi bullish melihat prospek tren pertumbuhan yang positif ke depannya seiring dengan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat.

Saat tulisan ini ditulis (16/11), CPIN diperdagangkan pada 6750/unit. Secara analisa teknikal yang dibuat dengan menggunakan ChartNexus maka terlihat ada uptrend setelah rebound di April 2020.

Indikator MACD, berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang cukup kuat di beberapa minggu terakhir, ada kemungkinan akan terjadi bullish tipis di kemudian hari walau sedang berada di momen jenuh belinya, tapi tidak menutup kemungkinan penguatan harga di kemudian hari.

Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu Weekly terlihat sinyal overbought momentum.

Karena adanya Window Dressing di akhir tahun, tekanan bisa saja akan membaik, disarankan untuk buy jika harga saat harga berada di resistance terdekatnya.

Untuk menentukan Open position indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk pola bullish, akan menjadi menarik jika bisa menembus resistance jangka pendek nya di 6800 atau jika lebih tinggi dari resistance-nya di 7000 ada indikasi harga akan terjadi penurunan untuk short-term melihat dari pola tren sebelumnya.

Untuk cut loss jika tidak mencapai garis resistance maka ada kemungkinan turun lagi hingga garis support-nya di 5800/unit.

Analisis Teknikal CPIN

 

Outlook PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Perseroan merupakan pemain besar di segmen bisnis poultry, bersama pesaingnya seperti JPFA.

Pasar pakan ternak dan ayam petelur di Indonesia yang diproyeksikan akan terus mengalami tren pertumbuhan yang positif ke depannya seiring dengan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat.

Namun faktor bahan pokok dalam produksi masih menjadi pekerjaan rumah dari emiten ini, serta kestabilan harga menjadi poin penting.

Lini bisnis yang bertumbuh seperti daging ayam olahan dalam bentuk frozen food, yang semakin digemari oleh masyarakat modern saat ini, bisa menjadi pendapatan yang menjanjikan bagi CPIN.

CPIN juga berani menambah inovasi seperti keberagaman produksi dalam makanan olahan yang sesuai dengan gaya hidup dan permintaan pasar. 

Dengan memanfaatkan peluang yang ada di Indonesia, tren masyarakat dan perubahan perilaku konsumen yang lebih dominan mengkonsumsi protein nabati ke daging ayam yang juga terjangkau dan dominan ketersediaannya, ini akan menjadi peluang dalam pertumbuhan jangka panjang.

 

Kesimpulan

Pandemi telah menekan beberapa sektor, turunnya daya beli masyarakat banyak sektor mengalami penurunan kinerja, namun CPIN berhasil mencapai target yang mereka buat untuk 2020.

Walau ada beberapa pos yang menurun namun CPIN masih baik dalam menghadapi pandemi.

Seiring pola konsumsi rutin masyarakat membaik, sektor Industri dasar adalah salah satu sektor yang tahan dari resesi, namun tidak semua emiten di sektor ini memiliki fundamental dan kinerja yang cemerlang.

Maka dari itu analisa lebih lanjut sangat diperlukan, peluang bisnis di industri  CPIN bisa jadi akan semakin menarik di tahun depan jika CPIN selalu berinovasi sesuai keadaan pasar.

 

Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis. Berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Itulah analisa saham CPIN dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.

Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.

 

Sumber Referensi:

  • Aplikasi IPOTGO
  • Annual Report PT Charoen Pokphand Indonesia (www.idx.co.id)
  • Bisnis.com

 

Sumber Gambar:

  • Aplikasi ChartNexus
  • Consolidated Financial Statements PT Charoen Pokphand Indonesia , September 2020