Dalam upaya menjaring dana segar, puluhan perusahaan siap gelar Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Total IPO Tahun ini Bisa Mencapai Nilai Rp40 Triliun

Initial Public Offering (IPO) merupakan kegiatan penawaran umum perdana atau penjualan pertama saham sebuah perusahaan kepada investor umum.

Umumnya perusahaan tersebut akan menerbitkan saham pertamanya, namun bisa juga menawarkan saham kedua.

Dalam hal ini, pasar modal masih menjadi tempat paling tepat untuk menggelar IPO dan menjaring dana segar.

Di tahun 2018 ini ada puluhan perusahaan yang telah siap menggelar IPO, lebih tepatnya ada 44 perusahaan. Total nilai yang dihimpun diperkirakan bisa mencapai Rp40 triliun lebih.

Pelaksanaan IPO tahun ini merupakan ajang pencarian dana jumbo, khususnya untuk beberapa anak perusahaan BUMN, antara lain seperti Adhi Persada Gedung, Bank BRI Syariah, dan Hutama Karya Realtindo (HK Realtindo). Mereka mengincar dana IPO lebih dari Rp1 triliun.

Bila puluhan perusahaan tersebut merealisasikan rencananya masuk bursa saham tahun ini, pencapaiannya diperkirakan bakal melampaui tahun lalu.

Jumlah IPO tahun kemarin di BEI mencapai 38 emiten, dengan total nilai emisi Rp9,6 triliun.

Ini adalah pencapaian terendah dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2014, BEI pernah mencatatkan IPO sebanyak 20 emiten dengan nilai total emisi Rp8,30 triliun.

 

Sejumlah Korporasi Besar Akan IPO pada 2018

Beberapa korporasi besar yang tercatat akan IPO di tahun ini di antaranya adalah PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), produsen emas dan anak usaha PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC).

Ada juga PT Pelindo II yang telah memastikan akan memasukkan anak usahanya ke bursa. Kabar ini disampaikan oleh Direktur Pengelolaan Anak Perusahaan Pelindo II Riry Syaried Jetta, seperti yang dikutip dari Koran Kontan, Selasa (27/2/18):

“Tahun ini ada dua anak usaha kami yang IPO. Kami sedang finalisasi valuasinya.”

 

Anak usaha Pelindo II yang pertama adalah PT Indonesia Kendaraan Terminal.

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengoperasian kendaraan terminal ini akan IPO di semester I-2018 dan menawarkan 20%-30% saham.

Sedangkan, yang kedua adalah PT Pelabuhan Tanjung Priok. Perusahaan ini bakal menggelar IPO di semester II dan melepas 20%-30% saham.

Puluhan-Perusahaan-IPO-1-Finansialku

[Baca Juga: Risiko Pasar Modal: 5 Alasan yang Membuat Investor Bisa Rugi di Investasi Saham]

 

Analis Equator Swarna Sekuritas David Nathanael Sutyanto menilai, tahun ini adalah momentum yang bagus untuk IPO. Apalagi, pasar modal bergerak dalam tren bullish.

Awal tahun 2018, beberapa kali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi.

David pun menambahkan sejumlah sentimen makro yang menjadi alasan perusahaan untuk masuk bursa, yaitu imbal hasil pasar saham yang dinilai lebih menarik ketimbang pilihan pendanaan lainnya:

“Dengan asumsi suku bunga rendah, maka imbal hasil saham diharapkan lebih tinggi dibanding instrumen lainnya.”

 

Meski demikian, beberapa tantangan bakal menghadang perusahaan yang akan mencatatkan saham perdananya di tahun 2018 ini.

Tantangan yang akan ditemui adalah nilai IHSG yang sudah naik cukup tinggi, serta adanya ketakutan di mana saat persiapan IPO sudah matang, pasar justru mengalami koreksi.

 

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Koleksi Saham IPO

Sebelum memilih saham-saham Initial Public Offering (IPO), investor harus memperhatikan beberapa hal.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji berpendapat bahwa investor perlu menyoroti fundamental perusahaan yang akan IPO sebelum memilih saham tersebut.

Dalam hal ini, investor harus melihat kinerja fundamental dan keuangan melalui laporan keuangan perusahaan berikut prospek bisnis perusahaan.

Selain fundamental perusahaan, faktor valuasi pun menjadi aspek yang perlu diperhatikan.

Menurut Nafan, Jika price to earning ratio (PER) mencapai 15 kali, maka investor akan cenderung berminat untuk membeli saham IPO tersebut:

“Apalagi kalau ingin menarik minat investor asing, PER 10 kali pasti akan diminati.”

 

Akan lebih baik untuk memilih saham IPO yang dananya akan digunakan oleh perusahaan untuk ekspansi dibandingkan untuk restrukturisasi utang.

Oleh karena itu, investor harus benar-benar mempelajari dan memahami tujuan sebuah perusahaan melakukan IPO sebelum membeli saham perusahaan terkait.

Nafan juga meyakini bahwa saham anak-anak usaha BUMN masih layak untuk dipertimbangkan.

Ia menyarankan agar investor tidak terpengaruh dengan isu-isu saham anak BUMN yang tidak laku di pasaran:

“Selama fundamental perusahaan BUMN tersebut baik, calon emiten tersebut perlu dipertimbangkan.”

 

Menurutnya, beberapa pelaku pasar kemungkinan masih berada dalam posisi wait and see sehingga animonya belum terlalu banyak

 

Bagaimana pendapat Anda tentang berita ini? Apabila menurut Anda informasi ini menarik untuk diketahui banyak orang, silakan bagikan artikel ini kepada rekan dan kerabat Anda. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Elisabet Lisa Listiani Putri. 27 Februari 2018. Bersiap menjaring saham IPO Jumbo. Koran Kontan.
  • Elisabet Lisa Listiani Putri. 26 Februari 2018. Koleksi saham IPO, cermati hal penting berikut. Kontan.co.id – https://goo.gl/9K5uqG

 

Sumber Gambar:

  • IPO – https://goo.gl/RDqzSy
  • IPO 2 – https://goo.gl/GGUrYj

 

Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg