Cerita Ramadan: Rasa Syukur Dibalik Lelahnya Menjalani Hari merupakan kisah hidup seorang bapak penjual kelapa yang setiap harinya berjualan di pasar Gedebage, salah satu pasar yang terletak di Kota Bandung.

 

Rasa Syukur Dibalik Lelahnya Menjalani Hari

Pasar masih terlihat begitu ramai dengan orang-orang yang tampak sibuk dengan urusannya masing-masing. Penjual tampak sedang menawarkan barang-barang dagangannya pada setiap orang yang lewat di depannya. Dan para pembeli juga terlihat sibuk memilih barang-barang yang dibutuhkan.

Terlepas dari segala keramaian itu, seorang bapak terlihat sedang melamun sambil menatap kearah jualannya, hingga akhirnya ia pun kembali tersadar dan kembali memulai aktivitasnya ketika saya dan seorang teman datang menghampirinya.

Pak Mamat, begitulah orang-orang biasa memanggilnya.

Bapak berusia 56 tahun asal Sukabumi ini setiap harinya bekerja sebagai penjual kelapa milik salah satu saudaranya yang berada di Bandung. Pak Mamat adalah orang tua tunggal dari seorang anaknya, ia dan istrinya telah lama bercerai.

Ya.. sudah sejak tiga tahun yang lalu, pak Mamat memulai pekerjaannya sebagai penjual kelapa di pasar Gedebage.

 

Selain berjualan kelapa, tidak ada lagi pekerjaan lain yang ia lakukan untuk mencari uang demi membiayai kehidupan dan pendidikan anak satu-satunya yang masih duduk di bangku sekolah menengah, dan tentunya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

Dengan mata yang tampak berkaca-kaca, pak Mamat mengungkapkan:

“Susah mas untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik dari yang saya punya saat ini, terlebih dengan kondisi saya yang sudah tidak sekuat dulu lagi. Mana ada orang yang mau menggunakan jasa saya. Menjadi penjual kelapa pun saya sudah sangat bersyukur”

 

Bahkan akibat kondisi ekonomi keluarganya itulah pak Mamat terpaksa harus berpisah dengan istrinya yang sebenarnya begitu ia cintai.

“Alhamdulillah” adalah satu kata yang selalu terucap ketika ia sudah mulai merasa lelah dan jenuh atas kondisi yang ia alami.

Meskipun pendapatan dari hasil jualan tergolong pas-pasan dan bahkan kadang kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup, pak Mamat selalu berusaha untuk tetap mensyukuri setiap rezeki yang ia dapat.

“Semua telah diatur oleh yang Maha Kuasa, saya sebagai manusia hanya bisa bersyukur dan tabah untuk menjalaninya, kadang rasa lelah dan bahkan iri dengan orang lain terlintas dalam pikiran saya. Tapi kemudian saya menyadari kalau itu sebenarnya hanya akan menjadikan hidup saya semakin susah, jadi saya hanya berpasrah saja sambil berusaha menikmati pekerjaan yang ada.”

 

Dalam berjualan kelapa, tentu Pak Mamat juga sering mengalami kesusahan. Tidak setiap hari kelapa pak Mamat terjual banyak, bahkan pernah suatu kali dalam sehari kelapa yang terjual tidak sampai 10 buah.

Setiap manusia tentunya punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, begitu juga dengan Pak Mamat. Sama seperti orang tua lainnya, Pak Mamat juga memiliki harapan besar agar anak satu-satunya itu bisa menjadi seorang yang sukses.

“Saya mungkin hanya bisa melakukan pekerjaan yang seperti ini – menjual kelapa – namun saya ingin anak saya bisa menjadi lebih baik lagi dari saya. Cukup saya saja yang hidupnya susah, saya tidak ingin anak saya mengalami hal yang sama dengan apa yang saya alami. Walaupun anak saya tidak sampai bisa membahagiakan saya sebagai ayahnya, setidaknya ia dapat membahagiakan dirinya sendiri dan juga keluarganya kelak”.

 

Selain itu, pak Mamat juga sempat menasihati agar sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan, tidak menyia-nyiakan setiap waktu yang kita miliki. Pergunakanlah waktu tersebut sebaik mungkin, sebab waktu yang telah kita lewati tidak akan pernah terulang kembali.

Jangan sampai ke depannya kita menyesal karena pernah membuang waktu tersebut dengan percuma.

 

Belajar Bersyukur Dalam Segala Keadaan

Kehidupan pak Mamat memberikan sebuah pelajaran penting bagaimana seharusnya kita tetap mau untuk mensyukuri dalam segala keadaan yang kita alami.

Mungkin kehidupan kita saat ini bisa dianggap lebih beruntung dari Pak Mamat, namun dalam hal bersyukur kita kalah darinya. Pak Mamat juga mengajarkan supaya selalu berusaha agar setiap harapan kita bisa terwujud.

Untuk itu, marilah jalani hari-hari kita dengan penuh rasa syukur. Mengeluh akan diri dan nasib hanya akan menghalangi kita untuk mencapai setiap mimpi-mimpi kita.

 

Sudahkah Anda bersyukur hari ini?

 

Sumber Gambar:

Dokumentasi Pribadi

 

Free Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up