Investor harus paham perbedaan value stocks dan growth stocks di pasar modal. Pasalnya, keduanya bisa digunakan untuk mendapat keuntungan.
Cari tahu perbedaan value stocks dan growth stocks dalam artikel berikut ini!
Summary:
- Baik Value Stock ataupun Growth Stock tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk. Kedua metode investasi tersebut sangan ditentukan dengan preferensi resiko dan investasi dari investor.
- Kedua metode investasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebaiknya pelajari dan pahami masing-masing kelebihan dan kekurangannya terlebih dahulu.
Mengenal Value Stocks dan Growth Stocks
Investasi saham merupakan instrumen berjangka panjang yang menguntungkan. Untuk memaksimalkan keuntungan, investor perlu menganalisis kinerja perusahaan dan menentukan nilai wajar sahamnya.
#1 Definisi Value Stocks
Value investing adalah salah satu strategi investasi saham yang populer. Dalam strategi ini, investor mencari saham yang diperdagangkan di pasar dengan harga lebih rendah dibandingkan dengan nilai intrinsik perusahaan.
Nilai intrinsik ini diperoleh dari analisis mendalam terhadap laporan keuangan perusahaan, seperti pendapatan, aset, arus kas, beban operasional, dan indikator lainnya.
Saham yang memiliki nilai intrinsik lebih tinggi daripada harga pasarnya dikenal sebagai value stocks. Saham-saham ini umumnya memiliki potensi pertumbuhan harga yang lebih besar di masa depan karena harganya belum mencerminkan nilai sebenarnya perusahaan.
[Baca Juga: Core Stocks VS Value Stocks, Mana yang Lebih Baik Dikoleksi?]
#2 Definisi Growth Stocks
Saham growth stocks dikenal dengan pola pertumbuhan pendapatan dan penjualannya yang pesat, bahkan melebihi pertumbuhan ekonomi dan saham lain di industri serupa. Perusahaan growth stocks umumnya ekspansif dalam pengembangan dan perluasan bisnisnya.
Namun, fokus ekspansi ini seringkali berakibat pada minimnya dividen bagi investor. Hal ini wajar karena arus kas perusahaan dialokasikan untuk memacu pertumbuhan bisnis. Sebagai gantinya, investor berpeluang mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai saham di masa depan.
Meskipun saat ini mencatatkan rugi bersih, saham growth stocks memiliki prospek pertumbuhan pendapatan dan laba yang menjanjikan di masa depan.Â
Saham ini umumnya dijumpai pada emiten berskala kecil atau menengah dengan bisnis yang baru berkembang. Potensi pertumbuhannya, jika dibandingkan dengan emiten lain, terbilang lebih tinggi dalam jangka panjang.
Perbedaan Utama Value Stocks dan Growth Stocks
Berikut adalah beberapa perbedaan value stocks dan growth stocks:
#1 Harga
Perbedaan value stocks dan growth stocks paling utama adalah harga. Saham value stocks diperdagangkan dengan harga lebih rendah dibandingkan dengan nilai pasarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai saham tersebut dianggap lebih rendah dibandingkan dengan nilai intrinsik perusahaan berdasarkan kinerja atau laporan keuangannya.
Di sisi lain, growth stocks memiliki peluang pertumbuhan yang lebih tinggi, sehingga harganya umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai intrinsik perusahaan. Saham ini juga memiliki potensi ekspansi bisnis yang signifikan pada tingkat pertumbuhan tertentu.
#2 Risiko
Selain harga, perbedaan value stocks dan growth stocks juga tampak dari potensi risikonya.
Value stocks, dengan fundamental yang kuat dan kinerja terjamin, umumnya menawarkan risiko yang lebih rendah bagi investor. Hal ini dikarenakan harga sahamnya yang mencerminkan nilai intrinsik perusahaan yang sebenarnya, sehingga potensinya untuk mengalami penurunan harga yang drastis lebih kecil.
Di sisi lain, growth stocks, yang dipegang oleh perusahaan yang sedang berkembang pesat, memiliki risiko yang lebih tinggi.
Hal ini disebabkan oleh spekulasi dan ekspektasi tinggi terhadap pertumbuhan perusahaan di masa depan. Jika perusahaan gagal memenuhi ekspektasi tersebut, harga sahamnya dapat mengalami penurunan yang signifikan.
Namun, risiko yang lebih tinggi ini diimbangi dengan potensi keuntungan yang lebih besar pula. Investor growth stocks berpeluang untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan jika perusahaan berhasil mencapai target pertumbuhannya.
#3 Dividen
Perusahaan dengan value stocks umumnya memiliki kebiasaan membagikan dividen kepada investor. Hal ini berbeda dengan saham growth stocks yang jarang atau bahkan tidak pernah membagikan dividen, meskipun dalam jumlah kecil.
Perbedaan ini didasari oleh fokus perusahaan. Perusahaan value stocks lebih memprioritaskan pembagian keuntungan kepada investor melalui dividen. Sedangkan, perusahaan growth stocks lebih fokus pada reinvestasi laba untuk mendanai ekspansi bisnis dan pengembangan usaha.
Alasan di balik fokus perusahaan growth stocks adalah potensi pertumbuhan yang tinggi. Perusahaan ini memilih untuk menggunakan keuntungannya untuk berinvestasi dalam proyek-proyek baru dan meningkatkan profitabilitas di masa depan.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan nilai saham perusahaan secara keseluruhan, sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar bagi investor dalam jangka panjang.
Meskipun tidak membagikan dividen, perusahaan growth stocks tetap menarik bagi investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang dan percaya pada potensi pertumbuhan perusahaan. Investor di jenis saham ini lebih mengharapkan kenaikan nilai saham daripada penghasilan dividen secara berkala.
[Baca Juga: 5 Saham yang Rutin Bagi-bagi Dividen, Dijamin Makin Untung!]
Faktor yang Memengaruhi Pilihan Value Stocks vs Growth Stocks
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan investasi value stocks atau growth stocks, yakni:
#1 Tujuan Investasi
Jika Anda memiliki tujuan investasi jangka pendek, value stocks mungkin lebih menarik karena menawarkan potensi dividen yang lebih tinggi dan stabilitas harga yang lebih baik.
Growth stocks bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk tujuan investasi jangka panjang karena menawarkan potensi pertumbuhan modal yang lebih tinggi.
#2 Toleransi Risiko
Jika Anda memiliki toleransi risiko yang rendah, value stocks lebih disukai karena dianggap lebih stabil dan kurang fluktuatif dibandingkan growth stocks.
Investor dengan toleransi risiko yang tinggi mungkin lebih memilih growth stocks karena potensi imbal hasil yang lebih tinggi, meskipun dengan risiko yang lebih besar.
#3 Kondisi Ekonomi
Dalam kondisi ekonomi yang kuat, growth stocks cenderung berkinerja lebih baik karena perusahaan mengalami pertumbuhan pendapatan dan laba yang lebih tinggi.
Pada masa ekonomi lemah, value stocks bisa menjadi pilihan yang lebih aman karena cenderung lebih tahan terhadap penurunan pasar.
#4 Siklus Pasar
Dalam bull market, growth stocks biasanya lebih digemari karena investor lebih optimis terhadap prospek pertumbuhan di masa depan.
Pada masa bear market, value stocks bisa menjadi pilihan yang lebih menarik karena harganya mungkin lebih terdiskon.
#5 Profil Investor
Investor yang berfokus pada pendapatan: value stocks lebih disukai karena menawarkan dividen yang lebih tinggi dan konsisten.
Investor yang berfokus pada pertumbuhan: growth stocks bisa menjadi pilihan yang lebih baik karena potensi pertumbuhan modal yang lebih tinggi.
Yuk simak penjelasan lebih detail tentang value investing melalui video dari Finansialku di bawah ini :Â
Strategi Investasi Value Stocks dan Growth Stocks
Value stocks dan growth stocks akan menghasilkan keuntungan jika individu menerapkan strategi yang pas. Simak beberapa kiat berikut untuk investais di kedua jenis emiten tersebut:
#1 Strategi Investasi Value Stocks
Mari pelajari strategi investasi value stocks berikut ini:
#1 Cari Tahu Bidang Paling Potensial di Pasar
Salah satu kunci sukses dalam value investing adalah memilih sektor yang tepat. Investor perlu jeli dalam mengidentifikasi sektor-sektor terbaik di pasar saat ini.Â
Pemahaman terhadap isu ekonomi yang sedang berkembang di masyarakat menjadi faktor penting dalam menentukan sektor mana yang diprediksikan akan mengalami kenaikan atau penurunan.
Dengan memilih sektor yang tepat, Anda dapat meningkatkan peluang untuk menemukan saham-saham undervalued yang memiliki prospek pertumbuhan yang cerah di masa depan.
Berikut beberapa poin penting dalam memilih sektor terbaik untuk value investing:
- Analisis ekonomi makro
- Memahami tren industri
- Menilai siklus bisnis
- Memanfaatkan riset
[Baca Juga: Value Investing: Cara Memilih Saham Harga Terdiskon]
#2 Pilih Metode Analisis yang Cocok
Dunia value investing menawarkan berbagai metode untuk mengidentifikasi saham yang undervalued. Dua pendekatan umum yang sering digunakan adalah analisis top-down dan bottom-up.
Analisis top-down memulai dari gambaran makro, mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi dan industri secara menyeluruh sebelum mempersempit fokus ke perusahaan dan saham individual. Pendekatan ini menilai daya tarik sektor industri, kondisi ekonomi, dan faktor eksternal lainnya yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan.
Sebaliknya, analisis bottom-up berfokus pada analisis mendalam perusahaan individual. Para investor menggunakan berbagai metrik keuangan dan analisis fundamental untuk menilai nilai intrinsik perusahaan, terlepas dari kondisi pasar secara keseluruhan.
Asumsi utamanya adalah harga pasar suatu saham tidak selalu mencerminkan nilai sebenarnya, sehingga memungkinkan untuk menemukan saham yang diremehkan dengan mempelajari kinerja keuangan perusahaan secara menyeluruh.
Analisis top-down maupun bottom-up memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan metode yang tepat bergantung pada preferensi investor, keahlian, dan tujuan investasi.
#3 Pahami Nilai Intrinsik Saham
Bagi investor yang menganut strategi value investing, memahami nilai intrinsik saham merupakan langkah krusial sebelum mengambil keputusan pembelian. Nilai intrinsik merepresentasikan harga wajar suatu saham, dihitung berdasarkan analisis mendalam terhadap faktor-faktor fundamental perusahaan.
Dengan mengetahui nilai intrinsik, investor dapat menentukan apakah harga saham saat ini undervalued (di bawah harga wajar) atau overvalued (melebihi harga wajar).
Hal ini memungkinkan investor untuk mengambil langkah strategis, yaitu membeli saham yang undervalued dengan potensi kenaikan harga di masa depan, dan menghindari saham yang overvalued dengan risiko penurunan harga.
Ilustrasi saham. Sumber: Freepik
#4 Evaluasi Saham Secara Mendalam
Screening saham merupakan proses analisis mendalam untuk memilih saham terbaik berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditentukan.
Proses ini memungkinkan investor untuk memfokuskan diri pada saham-saham yang memiliki potensi sesuai dengan strategi investasi mereka, sehingga meningkatkan peluang untuk mencapai tujuan keuangan.
Screening saham dapat dilakukan secara manual dengan mempelajari laporan keuangan dan informasi perusahaan secara mandiri, atau dengan menggunakan alat bantu screening saham yang tersedia di berbagai platform online.
#5 Analisis Fundamental Perusahaan
Salah satu cara untuk melakukan analisis fundamental adalah dengan menilai faktor-faktor fundamental perusahaan, seperti ekuitas, laba, dan arus kas.
Ekuitas mencerminkan kekayaan bersih perusahaan, yang merupakan hasil dari selisih antara aset dan liabilitas. Laba menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari operasinya, sedangkan arus kas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang tunai dari aktivitasnya.
#6 Menganalisis Riwayat Harga Saham
Memang benar, momentum investasi memegang peranan penting dalam menentukan saham yang menguntungkan. Namun, bukan berarti pembelian saham dapat dilakukan tanpa pertimbangan matang.
Analisis mendalam terhadap riwayat perdagangan saham perusahaan sebelum mengambil keputusan pembelian adalah kunci utama.
Dengan melakukan analisis menyeluruh, investor dapat mengidentifikasi peluang dan potensi risiko yang terkait dengan saham tersebut. Hal ini memungkinkan mereka untuk membuat keputusan investasi yang lebih terukur dan terarah, sehingga meningkatkan peluang untuk meraih keuntungan yang optimal.
Pendekatan ini sejalan dengan prinsip investasi yang bertanggung jawab, di mana investor tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga mempertimbangkan aspek fundamental dan prospek jangka panjang perusahaan.
[Baca Juga: Analisis Fundamental Saham, Seberapa Penting Dilakukan Investor?]
#2 Strategi Investasi Growth Stocks
Pahami strategi investasi growth stocks dalam uraian berikut:
#1 Perhatikan Forward dan Future Earning Growth
Perusahaan secara berkala menyampaikan laporan kinerja keuangannya, baik secara triwulanan maupun tahunan.
Dalam rangka mendukung analisis dan pengambilan keputusan investor, para analis ekuitas turut mempublikasikan perkiraan pendapatan perusahaan, atau yang dikenal sebagai earnings estimates, sebelum pengumuman resmi oleh perusahaan.
Pertumbuhan pendapatan yang melebihi rata-rata industri menjadi salah satu indikator penting dalam menilai kelayakan perusahaan untuk strategi investasi berorientasi pertumbuhan (growth investing).
#2 Perhatikan Historical Earning Growth
Perusahaan yang ideal untuk strategi investasi growth investing adalah yang menunjukkan pola pertumbuhan laba (earning growth) yang stabil selama minimal lima hingga sepuluh tahun terakhir. Besarnya pertumbuhan EPS (laba per saham) yang ideal bervariasi, tergantung pada skala perusahaan.
Bagi perusahaan dengan kapitalisasi pasar lebih dari 4 miliar dolar AS, tingkat pertumbuhan laba yang minimal adalah 5%.
Sementara itu, untuk perusahaan dengan kapitalisasi pasar antara 400 juta dolar AS hingga 4 miliar dolar AS, pertumbuhan laba yang ideal adalah 7%.
Untuk perusahaan yang lebih kecil dengan kapitalisasi pasar di bawah 400 juta dolar AS, tingkat pertumbuhan laba minimal yang direkomendasikan adalah 12%.
#3 Analisis Profit Margin
Profit margin merupakan metrik penting yang mengukur efisiensi dan profitabilitas perusahaan. Dihitung dengan cara membagi laba sebelum pajak (EBIT) dengan pendapatan penjualan, profit margin menunjukkan persentase keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah penjualan.
Peningkatan profit margin dari tahun ke tahun menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan keuntungannya secara konsisten. Hal ini menjadi indikator positif bagi investor yang mencari peluang investasi jangka panjang (growth investing).
Perusahaan dengan profit margin yang meningkat menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan di masa depan.
#4 Performa Saham
Kenaikan harga saham perusahaan hingga dua kali lipat dalam kurun lima tahun merupakan indikator potensial sebagai kandidat growth investing. Lonjakan ini mencerminkan tingkat pertumbuhan minimal 15%, yang tergolong tinggi.
Ketika prospek pertumbuhan perusahaan tergambar jelas, investor umumnya bersedia berinvestasi meskipun dengan rasio P/E yang tinggi. Hal ini didasari oleh ekspektasi bahwa harga saham saat ini akan terlihat murah di masa depan.
Namun, strategi ini mengandung risiko. Ketidakberlangsungan pertumbuhan sesuai ekspektasi dapat menjadi bumerang. Investor yang telah membeli dengan harga tinggi dan mengantisipasi potensi pertumbuhan yang tinggi, namun tidak terealisasi, akan mengalami kerugian signifikan. Dalam situasi ini, harga saham growth stocks tersebut berpotensi mengalami penurunan drastis.
#5 Analisis Return of Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) adalah rasio yang diperoleh dari laba bersih dibagi ekuitas pemegang saham, menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan.
Peningkatan ROE yang berkelanjutan menjadi indikator positif atas kemampuan manajemen dalam mengoptimalkan sumber daya dan menghasilkan keuntungan stabil dari tahun ke tahun. Hal ini mencerminkan kinerja perusahaan yang unggul dan potensi investasi yang menjanjikan.
Untuk membantu Anda dalam menentukan pilihan antara Value Stock atau Growth Stock, Anda bisa gunakan layanan Review Investasi dari Finansialku. Booking jadwalnya sekarang melalui WhatsApp 0851 5866 2940 atau klik banner untuk info lengkapnya.
Risiko Investasi Value Stocks dan Growth Stocks
Di balik potensi keuntungan yang bisa didapat, value stocks dan growth stocks menyimpan sejumlah risiko, seperti:
Meskipun value stocks umumnya dianggap sebagai investasi yang lebih stabil dibandingkan growth stocks, namun tetap memiliki beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
#1 Risiko Investasi Value Stocks
Mari pelajari risiko investasi values stocks berikut ini:
- Analisis value investing yang keliru dapat menyebabkan investor membeli saham yang sebenarnya tidak undervalued, sehingga berpotensi mengalami kerugian.
- Perusahaan value stocks mungkin memiliki fundamental yang lemah, sehingga berisiko mengalami penurunan kinerja di masa depan.
- Value stocks umumnya memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan growth stocks.
- Value stocks bisa jadi tidak menarik bagi investor di masa pasar bullish, di mana investor lebih memilih growth stocks yang menawarkan potensi pertumbuhan tinggi.
#2 Risiko Investasi Growth Stocks
Jangan abaikan beberapa risiko investasi growth stocks berikut ini:
- Kinerja Growth stocks sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk terus bertumbuh dengan pesat.
- Growth stocks seringkali diperdagangkan dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan nilai intrinsiknya.
- Growth stocks lebih sensitif terhadap faktor makro ekonomi, seperti suku bunga dan inflasi.
- Growth stocks umumnya beroperasi di industri yang kompetitif.
Pilih Saham yang Mana?
Baik value stocks maupun growth stocks memiliki risiko yang berbeda-beda. Investor perlu memahami profil risiko dan tujuan investasinya sebelum memilih jenis saham yang tepat.
Diversifikasi portofolio dengan berinvestasi di kedua jenis saham ini dapat membantu meredam risiko dan meningkatkan potensi keuntungan secara keseluruhan.
Sebelum berinvestasi, Anda bisa meminta saran perencana keuangan Finansialku dalam sesi konsultasi pribadi. Dengan begitu, Anda akan paham saham-saham yang cocok dimasukkan dalam portofolio. Booking jadwal konsultasi sekarang di 0851 5866 2940.
Disclaimer:Â Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.Â
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Demikian ulasan tentang perbedaan value stocks dan growth stocks. Sampaikan tanggapan Anda di kolom komentar di bawah ini.
Mari bantu rekan Anda memahami perbedaan value stocks dan growth stocks dengan membagikan artikel ini di platform Anda. Terima kasih!
Sumber Referensi:Â
- Admin. 04 Juli 2024. Fakta Tentang Value Stock vs Growth Stock: Lebih Baik yang Mana? Rhbtradersmart.co.id – https://bit.ly/3VHzEF2
- Admin. 13 April 2022. Mengenal Growth Investing Dan Strateginya Dalam Investasi Saham. Stockbit.com – https://bit.ly/3XI9uEL
- Admin. 14 April 2024. Apa Itu Value Investing? Ketahui Prinsip dan Strateginya! Ruangmenyala.com – https://bit.ly/4eKY2hu
- Admin. 15 November 2022. Bagaimana Membedakan Saham Growth Stocks dan Value Stocks? Pluang.com – https://bit.ly/3W146el
- Admin. 30 Agustus 2021. Strategi Investasi Growth Investing. Amartha.com – https://bit.ly/4bEgtSx
- M Ichsan Medina. 23 Oktober 2023. Value Stock: Arti, Cara Mengetahui, dan Cara Berinvestasinya. Glints.com – https://bit.ly/3L2pQQU
- Sayoga Prasetyo. 24 Januari 2024. Value Investing: Pengertian, Prinsip, Risiko & Strateginya. Pina.id – https://bit.ly/4cnSTKW
- Siti Hadijah. 16 November 2022. Investor Merapat! Ini Perbedaan Value Stocks dan Growth Stocks yang Amat Mempengaruhi Keuntungan Investasi. Cermati.com – https://bit.ly/3VZaK50
Leave A Comment