Sobat Finansialku, apakah kamu masih bingung mengenai pentingnya asuransi penyakit kritis? Sebelum kamu memutuskan, mari simak dulu penjelasan berikut ini.

 

Pentingnya Punya Asuransi Penyakit Kritis

Berdasarkan data yang didapat dari katadata.co.id, prevalensi penyakit jantung di Indonesia sebesar 1,5%. Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat penyakit jantung tersebar di semua kelompok usia.

Angka tertinggi terdapat di umur 75 tahun ke atas dan 65-74 tahun dengan prevalensi masing-masing sebesar 4,7 dan 4,6%. Sementara prevalensi terendah terdapat di kelompok umur kurang dari 1 tahun sebesar 0,1%.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, 70% kematian di dunia pada 2015 disebabkan oleh penyakit tidak menular. Dari seluruh kematian akibat penyakit tidak menular tersebut, 45% disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Prevalensi Penyakit Jantung Menurut Umur 2018

Prevalensi Penyakit Jantung Menurut Umur 2018
Sumber: Katadata

 

Berdasarkan data WHO di atas bisa disimpulkan, setiap dari kita tidak lepas dari risiko penyakit kritis, bahkan hampir 45% didominasi jantung dan pembuluh darah.

Semua penyakit kritis itu tidak datang tiba-tiba, namun akibat efek pola hidup, juga pola makan yang tidak ideal hingga beberapa puluh tahun.

Apalagi di saat sekarang, Covid-19 meningkatkan risiko seseorang yang memiliki kondisi penyakit yang sudah di derita.

Hal ini menjadi perhatian bagi kita, bahwa hampir seluruh manusia modern perlu dan harus memiliki proteksi kesehatan dan sakit kritis. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kedua proteksi ini saling melengkapi, bukan saling menggantikan.

[Baca Juga: Cara Klaim Asuransi Penyakit Kritis dan Perannya Dalam Hidupmu]

 

Hitung Nilai Proteksi yang Kamu Butuhkan

Ibarat gunung es, ada beberapa biaya yang tetap menjadi tanggung jawab seseorang apabila sampai terkena sakit kritis.

Mari kita cek beberapa pertanyaan di bawah ini :

  • Produktivitas kita akankah menurun?
  • Cicilan dan kewajiban hutang kita apakah akan berkurang?
  • Biaya rumah tangga akankah tetap berjalan?
  • Pengobatan alternatif yang belum dicover asuransi kesehatan

 

Setelah terjawab, kita kembali ke pertanyaan utama, perlukah kita memiliki asuransi penyakit kritis? Mari kita hitung berapa nilai proteksi yang ideal untuk kita miliki.

Idealnya, kamu harus tahu dulu besar pemasukan dan pengeluaran per tahun, nanti hasilnya dikalikan 5-7.

 

Misal:

Penghasilan per tahun Rp 120 juta x 5 tahun = Rp 600 juta

Dengan asumsi selama 5 tahun ke depan kamu bisa fokus untuk proses penyembuhan, dan tentunya biaya pengobatan rumah sakit dikover oleh asuransi kesehatan yang sudah membayar sesuai tagihan.

Sudah ada gambaran ‘kan mengenai pentingnya asuransi penyakit kritis?  Jadi kamu tidak sekadar membeli asuransi, tapi juga tahu pasti uangnya cukup untuk melindungi penghasilan kamu selama beberapa tahun ke depan.

[Baca Juga: Pentingnya Asuransi Penyakit Kritis Untuk Ibu Rumah Tangga]

 

Jika kamu masih bingung dalam perencanaan asuransinya, kamu bisa hubungi saya atau Perencana Keuangan Finansialku lainnya yang sudah tersertifikasi CFP. Kamu bisa berkonsultasi melalui menu Konsultasi Keuangan di aplikasi Finansialku.

Aplikasi Finansialku bisa kamu download di Play Store atau App Store. Jangan lupa manfaatkan promo potongan Rp 50 ribu untuk berlangganan premium tahunan dengan kode voucher WEBTAHUNAN agar bisa mengeksplorasi aplikasi secara maksimal.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Kamu juga bisa booking jadwal konsultasi kamu di website konsultasi.finansialku.com atau Whatsapp di sini.

 

Semoga informasi yang dibagikan kali ini bisa memberikan manfaat. Jika ada yang ingin Anda diskusikan, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini.

Jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat lainnya. Terima kasih.

 

Editor: Ratna SH