Sejak Listing 2016, ARTO Akhirnya Cetak Laba Rp 86 Miliar

Setelah merugi hampir enam tahun lamanya, PT Bank Jago Tbk (ARTO) akhirnya mencatatkan laba Rp 86 miliar pada 2021.

Apakah ini menjadi sinyal kebangkitan bisnis Bank Jago? Mari kita bahas!

Daftar Isi

Kinerja dan Bisnis Bank Digital PT Bank Jago Tbk (ARTO)

Bank Jago, telah melakukan listing sejak 12 Januari 2016 dan ARTO yang bertransformasi menjadi bank digital.

Lalu pada Desember 2019, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) mengambil alih mayoritas saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (Bank Artos).

Bank ini memenuhi kriteria yang diinginkan ARTO, yakni jumlah aset kecil, kantor cabang minim, jumlah karyawan yang sedikit, serta tidak memiliki sistem teknologi.

ARTO pun memulai transformasi melalui penempatan manajemen yang tepat, dengan menggabungkan bankir sarat pengalaman, ahli teknologi, dan para profesional di bidang digital untuk menempati posisi Dewan Komisaris, Direksi, dan tim manajemen senior.

Kemudian tahun 2020, ARTO berhasil mencapai kesepakatan kerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi dari berbagai sektor.

Termasuk diantaranya platform Wealth Management berbasis teknologi, online lending platforms baik untuk consumer maupun UMKM dan Gojek, sebagai salah satu ekosistem terbesar di Indonesia yang melayani puluhan juta pengguna.

Hingga akhirnya, ARTO berhasil mencetak laba Rp 86 miliar di tahun 2021.

Bank Jago berinovasi dengan cepat dan berintegrasi ke dalam ekosistem digital. Bank ini juga masuk ke dalam ekosistem super apps GoTo.

Melalui kerja sama tersebut, Bank Jago sukses meningkatkan asetnya menjadi Rp 12,31 triliun atau naik 465% dalam setahun.

Setelah melakukan aksi korporasi berupa rights issue di awal 2021, ARTO langsung ekspansif.

Fokusnya lebih kepada segmen ritel (consumer), mass market, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Pergerakan Saham Bank Digital PT Bank Jago Tbk (ARTO)

Pada penutupan perdagangan Jumat (18/3), saham ARTO terkoreksi sebesar 1,28% ke posisi 15.525.

Pergerakan Harga Saham ARTO Selama 3 Tahun Terakhir. Sumber: Investing.com

Jika dilihat dalam 3 tahun terakhir, saham ARTO telah terbang hingga 76,230%. Wow, fantastis!

Sementara, pada 1 bulan terakhir ARTO masih menguat 0,5%, sedangkan 1 minggu kemarin alami pelemahan -0,5%.

Kondisi Keuangan PT Bank Jago Tbk (ARTO)

Perseroan saat ini sudah mendapatkan modal inti yang cukup besar yakni Rp 8 triliun.

Setelah sebelumnya pada Maret-April lalu, merampungkan rights issue dengan target dana Rp 7,05 triliun.

Ekuitas ARTO. Sumber: Cheat Sheet RK Team

Bank Jago melakukan ekspansi bank digital, yang dibuktikan dengan penyaluran kredit sebesar Rp 5,37 triliun pada 2021. Atau meningkat 491% secara year on year (yoy) dari posisi Desember 2020.

ARTO terbilang agresif dan menyasar segmen UMKM, dimana rasio kredit macetnya sangat rendah.

Non Performing Loan (NPL) ARTO di penghujung tahun 2021 tercatat hanya 0,6%, jauh di bawah rata-rata industri yang mencapai 3%.

CASA (dana murah atau current account savings account) perseroan tercatat mencapai Rp 1,68 triliun pada akhir Desember 2021.

Sementara nilai deposito ARTO mencapai Rp 2 triliun, sehingga secara struktur CASA menyumbang 45,6% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK).

Rasio tersebut meningkat dari tahun 2020 yang hanya 27,2%.

ARTO berhasil membukukan pendapatan bunga bersih senilai Rp 590 miliar atau tumbuh 812% yoy.

Pendapatan lainnya diperoleh dari layanan ARTO ke dalam super app Gojek, reksa dana online Bibit, dan platform trading online Stockbit, yang membantu ARTO dalam meningkatkan dana murah (CASA) perseroan.

Kolaborasi jagoxBibit. Sumber: Jago.com

Rasio Net Interest Margin (NIM) ARTO tercatat naik signifikan menjadi 7,4% di tahun 2021 dari tahun sebelumnya yang hanya 4,7%.

Dengan pendapatan yang meningkat, PT Bank Jago Tbk pada 2021 berhasil mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 86 miliar.

Ini menjadi kali pertama Bank Jago mencatatkan laba bersih secara tahunan, setelah selama 6 tahun terakhir membukukan kerugian.

Laba Bersih ARTO. Sumber: Cheat Sheet RK Team

Outlook PT Bank Jago Tbk (ARTO)

Prospek cemerlang ARTO juga didukung oleh strategi likuiditas konservatif.

Mengingat prospek tingkat kebijakan yang lebih tinggi tahun ini, ARTO menegaskan akan aktif memantau kondisi likuiditas di pasar dan hanya akan menyesuaikan TD rate sesuai dengan pergerakan BI rate.

Melansir kontan.co.id, Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tanjung mengatakan, perusahaan menargetkan penyaluran kredit tumbuh di kisaran 30% – 40% pada 2022.

Nilai itu meningkat signifikan dari realisasi 2021 sebesar Rp 5,37 triliun.

Upaya mencapai target tersebut, perusahaan akan terus menggandeng partner strategis seperti fintech lending, multifinance dan institusi keuangan lain.

Bahkan, Bank Jago akan tambah partner potensial untuk kerek penyaluran kredit.

Oleh karena itu, Bank Jago belum berniat merilis layanan digital lending secara langsung untuk beberapa tahun ke depan.

Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar mengatakan, Bank Jago masih fokus pada strategi bisnis patnership.

Fokus investasi Bank Jago di tahun ini adalah pengembangan teknologi yang lebih baik untuk membuat produk yang simple, inovatif dan kolaboratif.

Kesimpulan

Posisi keuangan ARTO pada 2021 menunjukkan hasil yang memuaskan dengan kinerja positif selama 2021.

Hal ini membuktikan, bank digital yang dianggap sebagai startup-nya bank dan butuh waktu lama untuk profitable, ternyata tidak sepenuhnya benar.

ARTO hanya butuh 2 tahun untuk benar-benar memberikan bukti kinerja positif.

Keberhasilan ARTO dalam menyalurkan kredit ini dikarenakan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti fintech lending, perusahaan pembiayaan, serta institusi keuangan digital lainnya.

Bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai sepak terjang Bank Jago ini? Apakah Anda tertarik untuk mengoleksi sahamnya?

Yuk, buat keputusan yang tepat dengan menggali informasi lebih dalam seputar investasi saham melalui ebook dari Finansialku.

Ebook GRATIS, Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham

Disclaimer-on: Tulisan ini untuk EDUKASI, bukan SARAN INVESTASI. Penulis tidak terafiliasi dengan perusahaan yang disebutkan atau anak usaha. Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buys/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu.

Mengenai informasi di atas, jika ada hal yang ingin ditanyakan, silakan tulis di kolom komentar di bawah, ya.

Jangan lupa bagikan artikel ini kepada rekan sesama investor lainnya. Terima kasih.

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi: