Window dressing saham, istilah yang sering kita dengar setiap penghujung tahun. Sudah tahu artinya?

Kalau belum, mari cari tahu selengkapnya di artikel Finansialku di bawah ini!

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

GaleriSaham.com

 

Window Dressing Saham dan Seluk Beluknya

Setiap penghujung tahu, kita selalu mendengar istilah window dressing. Apa itu window dressing?

Window dressing adalah sebuah fenomena aktivitas di pasar yang cenderung bertujuan untuk memperbaiki kinerja portofolio, transaksi, atau apapun berkaitan dengan performa para pelaku pasar.

 

Berasal dari 2 kata: Window dan Dressing. Window di sini artinya jendela, di mana setiap orang bisa melihat isi rumah (portofolio).

Sementara dressing, artinya perbaikan, aktivitas mempercantik sehingga rumah tersebut (portofolio) tampak lebih baik dari sebelumnya.

Eits, jangan dikonotasikan negatif bahwa window dressing itu tipu-tipuan, ya!

  • Siapa, sih, yang tidak ingin rumahnya terlihat indah di akhir tahun dan jadi pemberi semangat di awal tahun besoknya?
  • Siapa yang tidak ingin badan lebih langsing dan fit menjelang pernikahan?
  • Siapa yang tidak ingin pakaian lebih keren ketika meeting penting?

 

Jadi, sudah bisa dibayangkan betapa window dressing itu sangat umum terjadi di sekitar kita, ya?

Berdasarkan pengalaman kami dari sejak tahun 2004 dan sebagai profesional di pasar modal, beberapa aktivitas yang menjadi pendorong naiknya IHSG (Karena saham-saham yang naik) antara lain:

Serba-serbi Window Dressing Saham, Apa Itu_ 02

[Baca Juga: Ramai Fenomena Beli Saham Pakai Utang, Apakah Tepat?]

 

#1 Mengurangi Saham-Saham Jelek

Yang pertama adalah investor biasanya mengurangi saham-saham jelek dan mengalokasikan ke saham-saham perusahaan lebih baik seperti saham-saham bluechip.

 

#2 Outlook yang Lebih Baik

Kedua, investor cenderung memanfaatkannya sebagai outlook yang lebih baik di tahun depan menjadikan beberapa perusahaan lebih menjanjikan daripada di tahun berjalan ini, maka minat investor terhadap saham perusahaan tersebut meningkat dan tentu menjadikan harga naik.

 

#3 Menghabiskan Anggaran atau Dana

Bisa jadi beberapa pengelola dana maupun investor melakukan wait & see di tahun berjalan entah karena alasan apapun.

Namun, karena dana mereka masih tersisa, sama seperti anggaran-anggaran seperti yang kita tahu harus ‘dihabiskan’, maka mereka akan mulai membeli saham untuk mengisi portofolio sehingga mencapai komposisi ideal kembali.

 

#4 Suntikan Dana Baru dari Investor

Window dressing ini bisa juga dimanfaatkan sebagai suntikan dana baru dari investor ke reksadana, discretionary account, dan sebagainya, menjadikan dana tersebut harus dibelikan saham yang menjanjikan di tahun depan.

Berkaitan dengan poin nomor 2 di atas, maka para fund manager membeli selektif saham-saham tersebut.

 

Tidak Selalu Fantastis

Hal ini menjadikan IHSG cenderung naik di akhir tahun berjalan, namun tidak bisa dipastikan apakah naiknya dari awal bulan Desember, pertengahan November, atau bahkan hanya minggu terakhir bulan Desember.

Terkadang, window dressing itu tidak sefantastis yang diharapkan, lho. Maksudnya, kadang window dressing tidak menjadikan pasar saham bergairah, bahkan kenaikan IHSG gitu-gitu saja.

Sering terjadi terjadi, walau di bulan Desember IHSG ditutup naik, namun pada bulan November itu turun.

Jadi, walaupun ada kenaikan di bulan Desember, portfolio tidak lebih tinggi dari akhir bulan Oktober. Ini contohnya:

  • Tahun 2019: 6299 vs 6229 (-1,11%)
  • Tahun 2016: 5422 vs 5296 (-2,32%)
  • Tahun 2013: 4510 vs 4274 (-5,23%)
  • Tahun 2012: 4350 vs 4316 (-0,78%)
  • Tahun 2011: 3790 vs 3821 (+0,82%)

 

Di tahun-tahun ini, IHSG di bulan Desember ditutup positif. Namun kenaikan ini (window dressing) tidak serta merta memberikan profit bagi portofolio dalam 2 bulan terakhir. Kenapa bisa begini?

Ada banyak faktor. Misalnya, jika sepanjang tahun pasar saham sudah bergerak bullish, kadang kala window dressing tidak sebegitu menarik yang diharapkan. Kenapa? Ada beberapa faktor seperti:

  • Outlook tahun depan tidak begitu menjanjikan
  • Target tahunan sudah tercapai sehingga tidak ada yang perlu dikejar oleh para investor maupun fund manager.
  • IHSG sudah naik tajam di pertengahan hingga menjelang akhir tahun, atau
  • Terjadi redemption di akhir tahun.

 

Itulah kira-kira yang bisa kami sampaikan seputar window dressing. Jangan lupa untuk tetap menganalisis setiap saham sebelum membeli. Kalau Sobat Finansialku punya pertanyaan terkait topik ini, sampaikan di kolom komentar, ya!

Jangan lupa juga untuk bagikan informasi ini lewat pilihan platform yang tersedia di bawah ini. Terima kasih!

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Finansialku dengan Galerisaham.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Galerisaham.com.

 

 

Sumber Referensi:

 

Sumber Gambar:

  • https://bit.ly/3cOqUYy
  • https://bit.ly/36HSzqq