Hendry tak pernah membayangkan, di usianya yang masih muda dia harus menerima fakta bahwa Ayahnya meninggalkan dia dan keluarga dengan warisan senilai Rp 10 miliar!

Apakah uang tersebut juga cukup untuk bayar warisan utang Ayahnya?

 

Memutar Warisan Rp 10M, Cukup Buat Bayar Utang?

Selama masa pandemi ini, sudah banyak orang yang harus rela berpisah dengan anggota keluarganya.

Covid-19 nggak pandang bulu, siapapun dia, selama bisa dimasuki, maka penyakit ini nggak ragu untuk menjangkit. Pilihan hanya dua, bertahan dan kembali hidup normal, atau kembali pada yang Maha Kuasa.

Sayangnya, saat Covid-19 sedang gencar-gencarnya menjangkit semua orang, lebih banyak yang gugur daripada dengan mereka yang bisa beraktivitas kembali.

Salah satunya adalah Ayah Hendry (nama samaran), yang gugur akibat ganasnya virus Covid-19 menyerang tubuh Ayahnya.

Selama 21 tahun hidup, ini adalah goncangan paling besar dalam hidupnya. Kehilangan salah satu orang tua, yang selama ini jadi pilar kokoh untuk melindungi Hendry, memberikan dia kebebasan untuk berekspresi, dan mengikuti kata hati.

Pilar itu hilang satu, sementara yang satu lagi sedikit retak. Tergerus emosi mendalam akibat harus berpisah secara tiba-tiba oleh pilar yang selama ini telah menemani hidupnya.

Melihat keadaan yang chaos, Hendry harus berubah jadi yang paling kuat. Mencoba berdiri sebagai pilar baru, yang menopang keseimbangan keluarga, menjadi pelindung buat adik-adiknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP.

Kehidupan Hendry berubah. Kini bukan cuma tentang dia dan mimpinya, tapi tentang ibu dan adik-adiknya yang perlu dia kuatkan dan penuhi kebutuhannya.

Nggak berselang lama setelah kematian Ayahnya, keluarga Hendry mulai kedatangan beberapa agen yang menagih utang.

Kedatangan mereka sekaligus menampar Hendry untuk segera merapikan keuangan orang tuanya, menyusun puing-puing peninggalan Ayahnya, termasuk harta dan utang.

 

Apakah Hutang Piutang Diperbolehkan Dalam Islam 01-Finansialku

 

 

Daftar Aset Almarhum Ayah

Aset yang Ayahnya tinggalkan berupa:

  • Saham Rp 200 juta
  • Rumah Rp 2 miliar
  • Mobil Rp 500 juta
  • Tanah Rp 1,5 miliar
  • Sawah Rp 2 miliar
  • Deposito Rp 500 juta
  • Reksa Dana Rp 900 juta
  • Asuransi jiwa Rp 2,5 miliar

 

Sementara utang yang ditinggalkan oleh sang Ayah sebesar:

  • Kredit mobil Rp 300 juta
  • KTA Rp 500 juta

 

Hendry tahu, meski usianya menginjak kepala dua, orang-orang menganggap dia belum cukup dewasa untuk mengurusi warisan harta dan utang ini sendirian.

Mau nggak mau, harus menerima ‘paksaan’ saudara yang ingin membantunya untuk mengurusi persoalan jual tanah.

Tapi aset tanah yang seharusnya dia jual Rp 1,5 miliar, harus rela terjual hampir setengahnya, Rp 800 juta. Belum lagi biaya komisi untuk saudaranya yang katanya sudah berbaik hati membantu Hendry mengurusi hal ini.

Bahkan saudaranya juga mengklaim kalau Hendry harus bayar biaya administrasi yang besarannya hampir mencapai Rp 15 juta.

 

Mencoba Cari Titik Terang

Belajar dari pengalaman tersebut, Hendry nggak mau tertipu lebih jauh lagi. Akhirnya dia mengambil langkah bijak yaitu berkonsultasi pada perencana keuangan dari Finansialku.

Perencana keuangan Finansialku kemudian menyusun terlebih dulu apa-apa saja yang menjadi prioritas untuk Hendry:

  • Mengurus administrasi warisan;
  • Membentuk strategi pelunasan utang Ayahnya;
  • Memikirkan sumber pemasukan untuk mengurus aset Ayahnya;
  • Mengamankan dana pendidikan;
  • Menyiapkan rencana pensiun untuk Ibunya.

 

Setelah diskusi terkait permasalahannya, termasuk soal saudaranya yang ingin mengintervensi keputusan finansialnya, Hendry kemudian perencana keuangan bantu untuk:

  • Membuat anggaran rutin sesuai kebutuhan bulanan untuk Hendry dan keluarga;
  • Menghitung biaya pendidikan untuk adik-adiknya sampai lulus nanti;
  • Membuat alokasi aset untuk warisan harta dari Ayahnya agar tidak cepat habis;
  • Membantu Hendry dan adiknya untuk belajar Investasi.

 

Kasus Hendry ini merupakan salah satu contoh bentuk tanggung jawab orang tua yang sebenarnya.

Meninggalkan utang, memang sesuatu yang nggak bisa kita hindari. Sayangnya, banyak orang tua yang kurang menyadari pentingnya meninggalkan warisan harta. Agar kehidupan keluarganya terjamin, setidaknya untuk 3-5 tahun ke depan.

Tidak ada yang bisa membayangkan kalau Ayah Hendry tidak punya asuransi jiwa. Mungkin, kesempatan Hendry dan keluarga untuk bisa hidup nyaman akan terpotong setidaknya 2 tahun.

Apakah Sobat Finansialku punya masalah keuangan yang hampir sama dengan Hendry?

Kamu bisa mencoba untuk cari titik terang dengan bantuan perencana keuangan Finansialku melalui fitur Konsultasi Keuangan di Aplikasi Finansialku. Terima kasih. 

 

Menurut Sobat Finansialku, apakah Hendry berhasil memutar warisan harta dari Ayahnya dan melunasi utang yang ditinggalkan Ayahnya? Yuk, kita diskusi di kolom komentar!

Kamu juga bisa mendiskusikannya bersama teman-teman atau saudaramu dengan membagikan kisah ini lewat pilihan media sosial yang tersedia. Semoga kita bisa memetik pelajaran dari kisah Hendry ini, ya!

 

Editor: Ismyuli Tri Retno