Rumah dulu atau nikah dulu ya? Cari tahu strategi menyiapkan rumah pertama kamu bersama Finansialku!

Nah kali ini Melvin dan Shierly akan membantu kita untuk menjawab pertanyaannya.

So… simak sampai selesai ya.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Kamu Tim yang Mana Nih, Rumah Dulu atau Nikah Dulu?

Hai sobat Finansialku… menemani aktivitas kamu hari ini, kita akan membahas satu topik yang sangat menarik banget!

Satu pertanyaan buat kamu, rumah dulu atau nikah dulu?

Nah, pertanyaan ini lah yang akan kita bahas. Kayaknya sih gampang ya pertanyaannya, tapi saya yakin ini menimbulkan perdebatan nih.

Yuk simak podcast serunya Melvin bersama CFP Finansialku!

 

Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN

 

Dan curhatan kali ini adalah,

“Halo mas Melvin, saya ingin ingin curhat karena sudah lama dengerin podcastnya mas Melvin. Mas Melvin, saya sekarang sudah berusia 26 tahun dan tahun ini akan akan ulang tahun ke 27. Saya merasa ada yang salah nih dengan keuangan saya, kenapa kok saya udah kerja 5 tahunan lebih tapi belum punya asset apa-apa, padahal income saya sudah belasan juta. Apakah cara saya mengelola keuangan saya selama ini salah ya? Lalu bagaimana cara mengelola keuangan yang benar? Terimakasih jawabannya mas Melvin.”

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Hai Kak, sebenarnya kita gak bisa nih nge-judge benar atau salah.

Biasanya orang itu merasa gagal atau merasa tidak percaya diri dengan keuangannya itu karena kita membandingkan diri kita dengan orang lain.

Saranku, coba bandingkan dengan diri sendiri. Gimana caranya? Kamu pastinya harus punya data dong.

Ada banyak cara, dan cara yang paling simple menurutku adalah dengan melakukan financial check-up.

Financial check-up itu sama seperti kita cek darah, setelah kakak melakukan financial check-up, saya bisa mengetahui nih kondisi keuangan kakak nih sudah sehat atau belum.

Jika masih ada yang kurang sehat, maka fokus kita adalah harus perbaiki dulu, seandainya semuanya sudah sehat, maka fokus kita adalah mengejar tujuan-tujuan keuangan kita.

 

Kalau misalnya kamu sudah melakukan financial check-up, langsung saja share hasil financial check-up nya ke konsultasi keuangan, arahin aja ke saya Melvin Mumpuni, supaya saya bisa bantu kamu lebih banyak lagi. Oke?

Semoga penjelasan saya dapat bermanfaat dan membantu kamu.

Buat sobat Finansialku yang lain, jika kalian mengalami kegalauan mengenai keuangan, investasi, asuransi atau apa pun itu, langsung saja curhat ke podcastnya Finansialku.

Caranya kamu hanya perlu mendownload Aplikasi Finansialku di Google Play Store atau di App Store, trus langsung saja ke menu konsultasi keuangan yang ada di Aplikasi Finansialku.

 

Menyiapkan Properti Pertama

Kali ini saya akan ditemani oleh salah seorang perencana keuangan dari Finansialku, yaitu Shierly.

Nah kak Shierly ini perencana keuangan Finansialku yang banyak membantu klien yang khususnya masih muda, baik itu entrepreneur, pemilik bisnis, karyawan, profesional bahkan juga ibu rumah tangga yang ingin punya properti pertama.

 

“Nikah Dulu atau Beli Rumah Dulu?”

Shierly said;

“Beli rumah!!!”

“Mengapa?”

Sebenarnya keduanya sama-sama baik, tergantung situasi dan kondisi masing-masing pasangan dan kedua pihak keluarga.

Tapi idealnya adalah punya rumah dulu sebelum nikah. Jadi setelah nikah itu rumah sudah ada, sudah independen, dan juga bisa mikirin untuk kebutuhan-kebutuhan setelah pernikahan.

Misalnya nantinya akan punya anak sehingga memerlukan biaya pendidikan anak, lalu buat pensiun, dan juga buat hal yang lain-lain.

Gak masalah kalau rumahnya masih kecil atau sederhana, tapi setidaknya rumah bisa diinvestasikan atau disewakan untuk menghasilkan uang kalau tidak ditempati.

Menurut saya, apalagi kalau kita masih single, ketika yang mengalami kesulitan masih secara pribadi atau belum memiliki tanggungan, akan jauh lebih mudah untuk menabung, berinvestasi, berhemat, dan bekerja keras mendapatkan uang.

Sebisa mungkin saat kita masih single, dapatkan properti pertama, walaupun sederhana atau belum seberapa, tapi paling tidak kita punya rumah yang bisa ditinggali setelah menikah.

Kalau kita menikah dulu baru kejar properti, selain kita ‘nebeng’ di rumah keluarga atau ngekos, harga properti atau harga tanah akan terus naik.

Jadi jika ditunda-tunda bisa jadi tidak tercapai.

 

Melvin said;

Mayoritas orang yang ditanya “Mau nikah dulu atau beli rumah dulu?”, mereka jawab nikah dulu.

Kebanyakan orang berpikir kalau nikah dulu nanti bisa tinggal di rumah orang tua atau ngontrak atau bahkan bisa ngekos.

Kadang logika ini agak bikin emosi karena saya kurang setuju.

Menurut saya pribadi, sebagai seorang pria, kalau ditanya nikah dulu atau beli rumah dulu, alasan kenapa saya memilih punya rumah dulu salah satunya adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri.

Sehingga kita sebagai pria bisa lebih mantap ketika menghadap calon mertua untuk menjadi kepala keluarga anak mereka.

“Ini lho gua ready untuk menikah, gue ready untuk nafkahi keluarga gua nanti”.

Nah, punya properti adalah salah satu hal yang bisa menunjukkan kesiapan dan keseriusan kita.

 

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Mulai Menyiapkan Properti?

Sherly said;

Pertama, kita harus aman dulu secara keuangan, baru setelahnya kita bisa fokus mempersiapkan properti.

Aman secara keuangan itu berbicara tentang arus kas bulanan yang per bulannya harus positif, punya dana darurat, lalu rasio cicilan utang terhadap gaji yang maksimal sepertiganya.

Cicilan di sini bukan hanya cicilan yang kalian bayar sendiri ya, tapi juga termasuk cicilan bareng teman, orang tua, pacar, dll.

Setelah semua itu aman, sambal mencari properti yang cocok, kita bisa paralel untuk investasi mempersiapkan dana propertinya.

Nah, tips lagi nih. Kalau bisa kita sembari mengamankan keuangan, kita juga berusaha meningkatkan pendapatan kita, apalagi kalau kita berencana mengumpulkan DP dan sisanya dibayar dengan KPR.

Karena nantinya bank akan melihat gaji bulanan atau bagi yang berbisnis berapa omzet bulanan kita yang akan menentukan diterima atau tidaknya KPR dan besar cicilannya.

Kalau kita akan menggunakan layanan KPR atau fasilitas pinjaman bank, maka kita harus mulai mengatur income juga history kartu kredit kita.

Jangan sampai kartu kredit telat bayar atau bermasalah karena ini juga akan menentukan KPR-nya.

 

Melvin said;

Jadi, konsennya adalah jika kamu misalnya fresh graduate, baru mulai kerja, berarti kamu harus amankan dulu keuangan kamu, dikejar selama satu – dua tahun sampai aman, baru persiapkan punya properti.

 

Lebih Baik Mana: Punya Properti Jauh Tapi Punya Sendiri atau Sewa Tapi Dekat Kantor?

Sherly said;

Sebenarnya balik lagi ke orangnya, bagaimana kebutuhan dan gaya hidup masing-masing.

Tapi kalau buat saya secara personal, untuk kita yang masih single atau masih awal menikah, kalau dananya masih belum ada, bisa sewa dulu tapi dekat kantor.

Karena teman-teman bisa hemat biaya transportasi dan waktu juga.

Tapi kalau kita ternyata ada kebutuhan untuk membesarkan anak atau mungkin lebih suka tinggal di komplek perumahan pinggir kota yang asri, bisa juga beli properti yang jauh dari kantor tapi punya sendiri.

Memang di waktu new normal ini segala sesuatunya berubah. Kita yang punya properti jauh dari kantor jauh lebih enak karena tidak ada lagi kendala jarak.

Kalau teman-teman ingin punya properti sendiri tapi jauh dari kantor, sangat dipersilakan, karena punya rumah tidak harus berlokasi di tengah kota, karena harganya jauh lebih mahal.

Namun kembali lagi pada diri kita masing-masing. Ada orang yang memang lebih senang tinggal di tengah kota, dekat pusat perbelanjaan, akses dekat kemana-mana.

Meskipun statusnya sewa, tapi bagi orang seperti ini oke-oke saja, karena dia memprioritaskan kemudahan akses daripada hal lainnya.

 

Melvin said;

Dengan adanya PSBB ini kita terbiasa untuk remote, jadi tidak harus ke kantor untuk kerja atau sebagainya.

Sebenarnya hal ini membantu kita, para professional supaya tidak ‘harus’ punya rumah di tengah kota.

 

Bagaimana CARA AMPUH Membeli RUMAH PERTAMA?

Download ebook-nya, GRATIS!!!

13 Ebook Rumah Pertama

 

Sewa Properti (Apartemen, Ruko, Rumah): Pros dan Cons

Sherly said;

Jangan sampai sewa selamanya ya. Karena yang namanya sewa, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Bisa saya si pemilik properti ingin merenovasi bangunan atau memberhentikan sewanya dan membuat kita harus pindah.

Oleh sebab itu, untuk tinggal jangka panjang, akan lebih baik punya properti sendiri. Kebayang kan kalau bertahun-tahun kerja tapi gak punya properti sendiri?

Lagi pula, harga properti ke depannya secara jangka panjang akan terus naik. Kalau misalnya teman-teman mulai bosan atau ingin punya properti kedua, ketiga, dan selanjutnya, kita bisa gunakan properti kita untuk refinancing buat modal usaha, disewakan, airbnb atau dijual untuk dapat capital gain.

 

Melvin said;

Kalau kita punya properti, untungnya banyak banget.

Pertama, propertinya sendiri berpotensi mengalami kenaikan harga. Jadi misalnya tahun 2020 kita beli properti seharga Rp 500 juta, bisa jadi di tahun 2030 nanti harganya sudah jadi Rp 800 juta, yang artinya ada kenaikan Rp 300 juta.

Kedua, misalnya awalnya kita punya apartemen ukuran studio, seiring berjalannya waktu income kamu naik sehingga kamu bisa beli apartemen yang lebih besar atau mungkin rumah. Nah, apartemen studio ini bisa kamu sewakan atau dititipkan airbnb yang bisa memberikan penghasilan tambahan buat kita.

Ketiga, refinancing. Refinancing adalah peminjaman uang cash ke bank dengan jaminan property. Jadi properti lama kamu dijadikan jaminan ke bank untuk mendapatkan uang cash.

Nah uang cash ini kalau bisa diputar dengan cara yang positif, contohnya kamu belikan lagi properti yang lebih besar. Ketika properti yang kamu beli tersebut menghasilkan pemasukan buat kamu, nah itu namanya property investor.

 

Bantuan Shierly Untuk Beli Properti Pertama Kamu

Pertama, saya akan bertanya, “Ingin rumah seperti apa?”

Contohnya, rumah yang harganya kisaran Rp 500 juta. Tentunya yang realistis sesuai kebutuhan dan spesifik kapan rumah tersebut akan dibeli.

Lalu kita lihat kondisi keuangan saat ini dan melakukan perhitungan. Jika ternyata belum cukup uangnya dan harus investasi, saya akan arahkan klien untuk memilih kendaraan investasi apa yang cocok untuk mempersiapkan dana beli rumah tersebut.

Setelah pilih kendaraan investasi yang cocok, klien mulai investasi hingga dananya cukup.

Ketika dana cukup, baru kita akan cek KPR-nya. Biasa untuk cek KPR kita akan cari developer properti untuk mengetahui dengan bank apa saja mereka bekerja sama untuk KPR.

Lalu dari daftar bank tersebut kita akan seleksi penawaran mana yang terbaik, dengan cara melihat bunga, prosedur, simulasi KPR, dan sebagainya.

Saya akan bantu hingga hitungan KPR jika klien tidak mengerti perhitungannya, karena memang beberapa klien tidak paham untuk urusan perbankan, saya bantu untuk proses KPR-nya.

 

Ragu Beli Rumah

Misalnya ada seorang yang punya tabungan Rp 300 juta, atau mungkin Rp 500 juta. Uang sebanyak itu kan sebenarnya bisa digunakan untuk beli rumah. Nah, tapi kadang orang suka ragu-ragu, maju mundur.

Beli, jangan, beli, jangan.

Kalau dipakai beli rumah nanti uangnya langsung habis, sayang ya?

Duh takut nih, kalau uangnya dipakai untuk bayar properti, masih kurang dan harus KPR nanti bakal ada utang lagi, seumur hidup belum pernah punya utang, bahaya nggak ya?

 

Sering kali orang khawatir karena membeli properti mengeluarkan uang yang sangat besar. Nah, apa pendapat Shierly mengenai hal ini?

 

Shierly said;

Perasaan ragu atau takut itu wajar. Karena membeli properti untuk pertama kalinya, seperti halnya menyetir kendaraan pertama, masuk sekolah pertama, kerja pertama, investasi pertama, pasti ada khawatirnya.

Oleh karena itu, agar tidak ragu, pertama sebelum beli properti, cari tahu dulu apa yang kita mau dan apa yang kita butuhkan.

Kedua, coba cari sarah dari orang yang memang expert di bidangnya, contohnya seperti saya yang mencoba membantu klien mempersiapkan dana membeli properti pertama.

Kalau kalian cari saya melalui Finansialku, aku akan bantu kalian riset rumah yang dibutuhkan; harganya di kisaran berapa, daerahnya di mana.

Dari situ saya bantu untuk menghitung dananya sesuai dengan kondisi keuangan saat ini.

Jika ternyata kebutuhan kalian misalnya 5 tahun lagi, maka saya akan menghitung angka inflasi 5 tahun ke depan, asumsi hasil investasi, dan perhitungan tersebut ditarik waktunya ke saat ini sehingga bisa diketahui besaran dana yang harus diinvestasikan untuk beli properti.

Dengan adanya besaran/jumlah yang sudah diukur tadi, kalian akan membiasakan diri dan memaksakan diri (dalam arti memprioritaskan, sehingga pengeluaran yang tidak terlalu penting otomatis tereliminasi) mengalokasikan penghasilan untuk tabungan dana beli rumah.

Nah, tugas saya sebagai Financial Planner adalah membantu teman-teman untuk menghitung dan mempersiapkan dana hingga proses pembelian rumah pertama.

Ketika kita punya orang yang bisa memberi masukan, kita akan lebih percaya diri untuk beli properti karena sudah dipersiapkan dan dihitung terlebih dahulu.

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 20-an, GRATIS!

15 Ebook Perencanaan Keuangan 20an

 

Yuk, Beli Properti Pertama!

Pesan Shierly;

Untuk membeli properti pertama, memang tidak perlu properti yang sempurna dulu ya, karena kita juga perlu menyesuaikan dengan budget kita. Paling tidak teman-teman, buat lah beberapa kriteria rumah yang harus kalian penuhi.

Misalnya, kalian perlu punya rumah untuk berapa tempat tidur, lalu untuk budget berapa, daerah mana, jadi ada beberapa kriteria yang utama.

Tetapi kalau ada kriteria-kriteria tambahan lainnya, misalnya lokasi properti, fasilitas atau beberapa kriteria yang nice to have, tapi yang penting kriteria utama dulu yang harus dipenuhi.

Yang kedua, memang untuk membeli properti di zaman seperti ini teman-teman perlu agak maksa, agak berani, karena kita yang namanya beli properti itu sesuatu yang kalau boleh dibilang sesuatu yang gak cuma kayak beli hp doang nih, dan ini sesuatu yang besar gitu.

Nah, teman-teman harus berani bermimpi besar dan juga teman-teman harus berani untuk melakukan secara diatas kenyamanan teman-teman nih.

Jadi kejar dulu keamanan keuangan kalian, pastikan arus kas bulanan kalian positif, punya dana darurat dan rasio cicilan kalian aman, lalu sambil kalian terus meningkatkan pendapatan, sambil cari properti yang cocok, pelan-pelan diatur keuangannya dengan baik dan rencana keuangannya, dan jangan ragu untuk berani mempersiapkan properti kalian.

Ini nanti akan berguna buat masa depan kita!

 

Kamu masih punya pertanyaan atau keraguan seputar properti? Tanya sekarang di aplikasi Finansialku atau buat janji konsultasi dengan Shierly!

 

Semoga diskusi kita kali ini bisa bermanfaat buat kamu, dan akhir kata Make a Pland Anda Get Your Financial Dreams Come True.

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify