Apakah saham yang kurang likuid tidak baik untuk dibeli? Atau justru sebaliknya?

Inilah pembahasan dari Rivan Kurniawan mengenai tips membeli saham yang kurang likuid, dan juga prospeknya. Check it out, guys!

 

Artikel ini dipersembahkan oleh: Logo Rivan Kurniawan

 

Polemik Saham yang Kurang Likuid

Banyak emiten di BEI yang sempat memiliki tingkat likuiditas rendah namun sebenarnya memiliki value jauh di atas harga pasarnya saat ini.

Sebaliknya, banyak juga emiten yang sangat likuid namun sulit bagi kita untuk mendapatkan saham, seperti UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk.), pada harga yang benar-benar undervalue (meskipun secara historical harga sahamnya juga tengah turun).

Tips Membeli Saham Kurang Likuid 6 Finansialku

[Baca Juga: Para Investor, Ketahuilah Bahwa Setiap Investor Itu Unik dan Berbeda!]

 

Sayangnya, saham-saham yang memiliki tingkat likuiditas rendah seringkali tidak dilirik oleh para investor atau trader (tanpa menganalisis lebih dalam laporan keuangannya).

Padahal berdasarkan pengalaman saya, saham-saham yang undervalue dan berpotensi menghasilkan profit yang signifikan justru biasanya ditemukan pada saham yang sedang kurang likuid.

Pertanyaannya, apakah seorang value investor perlu memperhatikan faktor likuiditas sebagai pertimbangan dalam membeli sebuah saham?

Dan bagaimana jika misalkan saham ini nantinya bisa dibeli namun tidak bisa dijual?

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai saham yang kurang likuid.

 

Analogi Likuiditas dengan Tamu Undangan Pesta

Untuk memberikan gambaran yang lebih mudah tentang likuiditas, saya akan mencoba menganalogikannya dengan sebuah pesta.

Bayangkan, Anda diundang dalam sebuah acara pesta yang diselenggarakan oleh kerabat bisnis Anda.

Tuan rumah pesta tersebut mengundang 1000 orang untuk menghadiri pesta tersebut. Biasanya ada 3 tipikal jenis tamu yang datang.

 

Tamu #1: Yang Datang di Awal Pesta

Tipikal tamu pertama adalah tamu yang lebih suka datang di awal pesta. Ada beberapa keuntungan ketika datang lebih awal pada sebuah pesta.

Tips Membeli Saham Kurang Likuid 02 Finansialku

[Baca Juga: The Beauty of Investing: Pahami Seluk Beluknya dan Nikmati Keuntungannya]

 

Pertama, tidak terlalu terburu-buru dalam perjalanan ke tempat pesta tersebut diadakan, mudah mencari tempat parkir.

Kedua, setibanya di lokasi tamu tersebut memiliki kesempatan untuk menikmati suasana pesta lebih awal dan bercengkerama lebih lama dengan tuan rumah di mana belum banyak orang yang datang,

Ketiga, tentunya tamu ini memiliki kesempatan untuk menikmati hidangan lebih awal dengan varian yang lebih banyak.

 

Tamu #2: Yang Datang di Tengah Pesta

Tipikal tamu kedua adalah tamu yang lebih suka datang di tengah pesta.

Tamu yang datang di tengah pesta berlangsung mungkin masih bisa berkendara agak santai menuju tempat pesta tersebut diadakan, meskipun mungkin setibanya di lokasi harus berjuang mendapatkan tempat parkir.

Demikian pula ketika masuk ke dalam lokasi pesta, tipikal tamu kedua ini mungkin agak sulit bercengkerama dengan tuan rumah karena sudah cukup banyak orang yang hadir lebih awal pada pesta tersebut.

Tips Membeli Saham Kurang Likuid 3 Finansialku

[Baca Juga: 4 Tips Agar Tetap Tenang Menghadapi Pasar Saham yang Bearish, Penasaran?]

 

Ketika gilirannya untuk makan tiba, tipikal tamu kedua ini juga masih bisa menikmati beberapa hidangan namun harus rela kehabisan dan tidak kebagian hidangan yang menjadi favorit dalam pesta tersebut, karena sudah keduluan oleh tamu lain yang datang lebih awal.

 

Tamu #3: Yang Datang di Akhir Pesta

Tipikal tamu ketiga adalah tamu yang lebih suka datang di akhir pesta. Tamu yang datang di akhir pesta ini biasanya lebih suka hadir kalau dia melihat bahwa ternyata memang di pesta tersebut sudah banyak rekan-rekannya yang hadir terlebih dahulu dan pesta sudah menjelang akhir.

Dan seperti yang bisa dibayangkan, tipikal tamu ketiga ini kemungkinan besar akan mengalami kemacetan di jalan, lebih sulit mendapatkan tempat parkir, tidak bisa bercengkerama dengan tuan rumah karena sudah banyak orang yang ingin bercengkerama dengan si tuan rumah, dan pastinya hidangan-hidangan yang ada tersisa hanya sedikit saja.

Tips Membeli Saham Kurang Likuid 4 Finansialku

[Baca Juga: Mitos di Pasar Modal, Perlukah Kita Percayai?]

 

Analogi tipikal tamu dalam sebuah pesta di atas merupakan analogi sederhana dalam melihat opportunity dalam sebuah saham jika dilihat dari likuiditasnya.

Value investor biasanya merupakan tamu tipikal pertama yang lebih suka hadir lebih awal dalam sebuah pesta (perlu menunggu terlebih dahulu namun berpeluang mendapatkan profit yang paling besar).

Sementara trader biasanya merupakan tamu tipikal kedua yang lebih suka hadir di tengah pesta (dengan melihat price chart yang sudah mulai uptrend dan juga volume yang mulai meningkat).

Sementara scalper biasanya adalah tipikal tamu ketiga yang ingin mencicipi sedikit keuntungan di saham tersebut (atau analoginya mencicipi sedikit hidangan di pesta tersebut).

 

Apakah Saham Kurang Likuid Berkinerja Buruk?

Pertanyaannya, apakah saham yang kurang likuid adalah saham yang berkinerja buruk? Jawabannya adalah tidak selalu.

Saya akan mengambil sebuah contoh, di mana pada tahun 2013, Peneliti Roger G. Ibbotson, Zhiwu Chen, Daniel Y. J. Kim dan Wendy Y. Hu menerbitkan sebuah penelitian di Jurnal Analis Keuangan yang berjudul “Likuiditas sebagai Gaya Investasi”.

Fokus dari penelitian ini adalah likuiditas saham dan dampaknya terhadap pengembalian dalam jangka panjang.

Para peneliti melakukan penelitian terhadap 3,500 saham di US Stock Market berdasarkan volume transaksi dan kapitalisasi pasar dari 1972 hingga 2011.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa selama periode tersebut, saham-saham yang memiliki likuiditas terkecil menghasilkan pengembalian rata-rata 16,4% per tahun, dibandingkan dengan 11% untuk saham yang paling banyak diperdagangkan (kinerjanya 5,4% lebih baik).

Bertentangan dengan kepercayaan umum yang ada, temuan penelitian menunjukkan bahwa selama periode tersebut, likuiditas berbanding terbalik dengan risiko.

Semakin rendah likuiditas, justru semakin tinggi tingkat pengembalian dan semakin rendah risikonya.

 

Studi Kasus Saham yang Kurang Likuid

Saham #1: INDY

Saham INDY (PT Indika Energy Tbk.) adalah salah satu saham pencetak high gainers ratusan persen di tahun 2017–2018.

INDY ini awalnya juga merupakan saham yang kurang likuid.

Saya masih ingat bagaimana ketika awal-awal saya mengakumulasi INDY di harga 700 sekitar Kuartal II 2017 ini perlu beberapa minggu karena memang agak sulit mendapatkan barang ini.

Secara teknikal, INDY yang waktu itu memperlihatkan pola sideways yang cukup panjang hingga beberapa bulan, jelas tidak menarik bagi seorang trader yang menaruh perhatian pada chart.

Tips Membeli Saham Kurang Likuid 5 Finansialku

[Baca Juga: Membedah Laporan Tahunan Perusahaan Terbuka, Apa Bedanya Dengan Laporan Keuangan?]

 

Namun bagi seorang investor, INDY menawarkan nilai intrinsik yang sangat menarik.

Emiten yang nilai kapitalisasi pasarnya sekitar Rp11 triliun di tahun 2011 ini, hanya diperdagangkan pada nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp3,5 triliun sewaktu itu.

Sebagai gambaran juga, nilai transaksi harian INDY sewaktu itu hanya sekitar kurang dari Rp5 miliar per harinya.

Namun, seiring dengan INDY merilis Laporan Keuangan Kuartal II 2017 yang kembali mencetak keuntungan, volume transaksi INDY kemudian mulai meningkat.

Ditambah lagi dengan berita-berita positif dan juga rekomendasi dari beberapa analis, membuat nilai transaksi INDY semakin tinggi dan juga membuat harga sahamnya meningkat signifikan dalam waktu hanya beberapa bulan saja.

 

Saham #2: KBLI

Saham KBLI (PT KMI Wire and Cable Tbk.) juga merupakan salah satu saham yang sempat mencetak profit ratusan persen di tahun 2017 kemarin, sama halnya seperti INDY.

Ketika saya mulai mengakumulasi saham ini di tahun 2016, KBLI ini juga sedang menunjukkan pola sideways sehingga jelas tidak menarik bagi para trader.

Bahkan bisa dibilang, KBLI ini ketika harganya masih di 280 lebih tidak likuid ketimbang INDY karena ada kalanya volume transaksi di saham KBLI ini hanya beberapa ratus juta rupiah saja.

[Baca Juga: Studi Kasus Enron Corporation: Bisakah Laporan Keuangan Dimanipulasi?]

 

Saya juga ingat ketika itu, nobody talks about KBLI. Namun, saya melihat value opportunity bagi KBLI ketika itu dan tetap memilih untuk berinvestasi pada saham tersebut.

Tidak lama, wacana pembangunan infrastruktur, salah satunya megaproyek pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW, mulai bergaung lagi di awal 2017.

Maka ketika itu juga, volume transaksi mulai naik dan kemudian mendorong harga sahamnya naik lebih tinggi lagi.

Dan ketika harga sahamnya sudah mencapai 600-an, muncul lah proyeksi dan rekomendasi dari para analis yang mulai gila-gilaan.

Harga sahamnya pun meningkat ratusan persen dalam waktu beberapa bulan saja.

 

Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

 

Tips Membeli Saham yang Kurang Likuid

Ketika Anda menemukan saham yang kurang likuid, jangan buru-buru mengalihkan perhatian dari saham tersebut. Siapa tahu Anda justru sedang menemukan berlian yang belum banyak diketahui oleh orang lain.

Namun kembali lagi, Anda pun perlu membedakan mana saham yang murah versus saham murahan.

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam membeli saham yang kurang likuid:

 

#1 Cari Tahu Mengapa Saham Tersebut Kurang Likuid

Ada beberapa kemungkinan mengapa sebuah saham kurang likuid. Bisa jadi karena perusahaan sedang melalui periode yang sulit sehingga semua orang menghindari saham tersebut.

Jika memang demikian, Anda perlu menganalisis lebih dalam apakah prospek perusahaan akan kembali cerah ke depannya (misalkan dengan kenaikan harga komoditas, atau faktor lain yang bisa membuat prospek perusahaan kembali cerah).

Kemungkinan lain adalah perusahaan tersebut Market Cap Size-nya masih kecil sehingga belum dilirik oleh para institusi besar.

Dalam kasus tersebut, Anda bisa memproyeksikan pertumbuhan bisnisnya dalam beberapa tahun ke depan apakah akan terus meningkat.

Dalam kasus perusahaan yang sedang dalam tahap growth, tingkat pertumbuhannya bisa lebih cepat ketimbang perusahaan yang sudah masuk dalam tahap mature.

 

#2 Perhatikan Kinerja Fundamentalnya dan Prospek ke Depannya

Bisa jadi saham tersebut kurang likuid karena memang saham tersebut merupakan saham yang fundamentalnya sedemikian buruk sehingga semua orang menghindarinya.

Atau justru, saham tersebut merupakan berlian yang belum banyak diketahui orang lain.

Main Saham Pasti 10 Saham Terbaik Ini Ingin Anda Miliki Selamanya Karena Memberikan Keuntungan yang Sangat Besar 01 - Finansialku

[Baca Juga: Apa Saja 5 Pantangan Dalam Investasi Saham? Ketahui Sekarang]

 

Tahunya dari mana? Dari laporan keuangannya.

Perhatikan kinerjanya selama 3-5 tahun terakhir apakah menghasilkan pertumbuhan laba bersih dan ekuitas yang konsisten.

Jika laba bersih perusahaan turun pun, apakah disebabkan faktor internal atau eksternal? Dan yang tidak kalah penting, perhatian juga tingkat utangnya.

Perusahaan yang memiliki tingkat utang yang terkendali cenderung lebih stabil dan tidak terbebani dengan beban bunga yang muncul dari utang tersebut.

 

#3 Masuklah Secara Bertahap

Jika Anda telah menemukan jawaban yang positif pada poin no 1 dan 2 di atas, barulah Anda bisa masuk dan mulai mengakumulasi saham yang kurang likuid tersebut.

Namun, jangan terburu-buru dalam mengalokasikan dana Anda ke saham tersebut. Bisa jadi seiring berjalannya waktu, perusahaan tersebut berubah fundamentalnya (misalkan ternyata laporan keuangannya menjadi jelek, atau ada regulasi pemerintah yang memberatkan).

Jika memang terjadi hal demikian, Anda masih bisa keluar dari saham tersebut dengan risiko yang terukur.

Sebaliknya, jika kinerjanya ternyata masih konsisten dan fundamentalnya tetap baik, maka Anda bisa membeli lebih banyak lagi saham tersebut.

 

Peluang Investasi di Saham yang Kurang Likuid

Dalam artikel kali ini, kita telah bahwa memahami bahwa likuiditas sebuah saham tidak selalu berbanding lurus dengan value opportunity dari sebuah saham.

Ada kalanya saham-saham yang likuid justru tidak menawarkan value opportunity yang menarik, dan ada kalanya saham-saham yang kurang likuid justru menawarkan value opportunity yang menarik.

Seringkali, saham yang memiliki fundamental dan value opportunity yang menarik justru tidak atau belum dilirik oleh pasar.

 

Iklan Banner Perencanaan Dana Membeli Rumah - 728x90

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

Jika Anda menemukan saham yang memiliki value opportunity yang menarik namun saat ini sahamnya kurang likuid, Anda perlu memperhatikan 3 hal penting:

  1. Time frame,
  2. Tingkat penerimaan risiko, dan
  3. Besarnya dana yang Anda alokasikan dalam sebuah saham.

 

Pastinya, time frame, tingkat penerimaan risiko, serta besarnya alokasi dana antara seorang investor atau trader akan berbeda dengan investor atau trader lainnya.

Jika Anda merupakan investor dengan time frame jangka panjang, dengan tingkat penerimaan risiko yang terukur, maka Anda tetap bisa masuk ke dalam saham-saham yang kurang likuid namun menawarkan value opportunity yang menarik ini.

Semoga dengan membaca artikel ini, dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dalam memperhatikan saham yang kurang likuid. Selamat berinvestasi!

 

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda! Jika Anda memiliki pendapat tentang saham yang kurang likuid, silakan tuangkan ke dalam kolom komentar di bawah ini. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

 

Sumber Gambar:

  • Unilever – https://goo.gl/Qzvkqj
  • Indy – https://goo.gl/gW2HFK
  • Pesta – https://goo.gl/SfjmTa
  • Pesta 2 – https://goo.gl/HeTsnv
  • Pesta 3 – https://goo.gl/ee9Gfs
  • Saham Likuid – https://goo.gl/ixVtPD