Sudah tahu tradisi Natal unik di Indonesia?
Seperti yang Anda tahu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak etnis, suku dan kepercayaan.
Tidak heran Indonesia memiliki banyak tradisi unik yang berbeda tiap daerah dan tradisi ini masih dijaga hingga saat ini.
Tradisi Perayaan Natal Unik di Indonesia
Sebagai orang Indonesia kita tentu bangga dengan keberagaman yang hanya bisa ditemukan di Indonesia.
Tidak hanya budaya, kepercayaan di Indonesia pun beragam dan memiliki tradisi yang unik dalam perayaannya.
Berbicara tentang perayaan suatu tradisi, beberapa daerah di Indonesia dikenal memiliki tradisi yang unik dalam merayakan Natal.
Tentu saja tradisi unik ini dilakukan secara turun-temurun.
Dengan tradisi unik yang tak dimiliki oleh daerah lainnya, 10 daerah ini cocok untuk dijadikan tujuan destinasi liburan Natal Anda dengan nuansa yang berbeda.
Sebelum itu, Anda bisa menggunakan fitur dana liburan dari aplikasi Finansialku yang dapat menolong Anda dalam mempersiapkan dana liburan Anda.
#1 Wayang Kulit – Yogyakarta
Perayaan Natal di Yogyakarta selalu dibumbui dengan budaya setempat.
Anda bisa melihatnya secara langsung ketika sedang berada di Yogyakarta.
Pastor atau pendeta akan memimpin ibadah di gereja dengan menggunakan Bahasa Jawa kromo inggil dan pakaian khas Yogyakarta seperti beskap dan blangkon.
Ditambah dengan pagelaran wayang kulit dengan tema “Kelahiran Yesus Kristus”.
Tidak hanya saat Lebaran, ada juga tradisi mengunjungi saudara dan tetangga saat Hari Raya Natal. Tidak lupa memberikan angpao kepada anak-anak atau warga sekitar.
#2 Rabo-rabo – Jakarta
Tradisi ini dirayakan di salah satu daerah di Jakarta, tepatnya oleh warga Kampung Tugu di kawasan Cilincing.
Saat Natal tiba, warga kampung Cilincing yang sebagian besar warganya dihuni oleh keturunan bangsa Portugal ini terlebih dahulu mengunjungi gereja-gereja terdekat, dan kemudian melakukan tradisi rabo-rabo.
Rabo-rabo merupakan sebuah tradisi mengunjungi kerabat saat Natal yang biasa dilakukan bangsa Portugal.
Warga yang berkunjung akan hadir diiringi musik serta tarian.
Kemudian, setiap warga yang dikunjungi pun harus ikut dengan rombongan yang menari.
Lalu rombongan tersebut akan terus mengunjungi warga lainnya dari rumah ke rumah.
Tak heran jika Natal tiba, Kampung Tugu ini akan sangat ramai.
Seusai mengunjungi seluruh warga, puncak dari tradisi ini adalah mandi bedak bersama.
Para warga akan mencorat-coret wajah orang yang sedang berkumpul dengan bedak warna-warni.
Acara corat-coret ini merupakan simbol bagi warga kampung sebagai penebusan dosa dan saling meminta maaf menjelang tahun baru tiba.
#3 Marbinda – Sumatera Utara
Tradisi Marbinda ini hampir sama dengan perayaan Idul Adha bagi kalangan umat Muslim, yakni dengan cara mengurbankan sejumlah hewan kurban.
Hewan yang akan dikurbankan merupakan hasil iuran atau patungan warga dilakukan sebelum perayaan Natal tiba.
Hewan yang akan dikurbankan tergantung dari sejumlah dana yang terkumpul.
Jika dana yang terkumpul cukup banyak, biasanya warga akan mengurbankan kerbau.
Tetapi jika dana terkumpul sedikit, warga cukup mengurbankan babi.
Hasil dari penyembelihan ini akan dibagikan secara merata kepada setiap warga yang ikut berpartisipasi.
#4 Meriam Bambu – Flores
Jika Anda berkunjung ke Flores di bulan Desember, bersiaplah untuk mendengar suara dentuman-dentuman.
Untuk membuat meriam bambu, abu dapur dan minyak tanah dimasukan ke dalam bambu yang sudah dipahat rapi. Lalu api akan dimasukan ke dalam lubang kecil pada bambu.
Berdasarkan budaya Manggarai dan Flores, meriam bambu sebenarnya menandakan bahwa ada orang yang meninggal dunia.
Karena jarak antar kampung yang cukup jauh dan beratnya medan perjalanan, maka warga menggunakan meriam bambu untuk mengabarkan bila ada tokoh masyarakat yang meninggal.
Belakangan, selain bila ada tokoh masyarakat yang meninggal, meriam bambu pun dibunyikan pada masa Adven dan Natal hingga tahun baru.
Tradisi meriam bambu ini menjadi ungkapan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.
#5 Kunci Taon – Manado
Umumnya semua orang di dunia merayakan Natal pada tanggal 25 Desember.
Uniknya di daerah Manado merayakan Natal yang berbeda daripada umumnya, di mana perayaan Natal sudah dimulai sejak awal bulan Desember.
Mulai tanggal 1 Desember, warga Manado akan merayakan berbagai acara perayaan pra-Natal, sampai dengan puncaknya tanggal 25 Desember.
Tapi tidak hanya sampai 25 Desember, setelah acara puncak, para warga akan berkunjung ke pemakaman keluarga sebagai bagian dari serangkaian acara Natal.
Tidak hanya berkunjung, para warga juga akan membersihkan area pemakaman serta menghias sekitar area pemakaman dengan bunga segar.
Tradisi Natal di Manado masih berlanjut hingga minggu pertama bulan Januari, di mana warga mengadakan tradisi Taon Kunci.
Tradisi Taon Kunci adalah tradisi parade dengan berjalan mengelilingi kampung dengan menggunakan kostum unik untuk menghibur penonton.
#6 Lovely December – Toraja
Festival budaya dan pariwisata “Lovely December” merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Toraja.
Festival ini diselenggarakan sebagai bagian untuk menyambut Natal dan tahun baru bagi masyarakat Toraja yang mayoritas beragama Kristen.
Selain itu, Festival ini juga bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Toraja.
Festival ini dibuka dengan pemotongan kerbau belang pada awal Desember.
Adapun festival “Lovely December” pada tahun lalu bertemakan “I Love Bamboo”.
Berbagai kegiatan yang diadakan di festival ini antara lain lomba rakit tradisional, lomba tangkap ikan, lomba permainan rakyat, pameran kuliner dan kerajinan daerah, gelar kerajinan bambu, dan lain sebagainya.
Tentu festival ini tidak ditujukan untuk pemeluk agama Kristen saja, namun untuk masyarakat umum.
Festival “Lovely December” akan ditutup dengan prosesi “Lettoan”, yaitu ritual mengarak babi dengan simbol tiga dimensi kehidupan.
#7 Ngejot dan Penjor – Bali
Toleransi umat beragama di Bali patut kita kagumi dan contoh.
Perayaan Natal di Bali nyaris tidak ada bedanya dengan perayaan Galungan bagi umat Hindu.
Untuk merayakan Natal, umat kristiani akan memasak makanan khas Bali.
Di Kabupaten Tabanan, ada tradisi “Ngejot”, yaitu memberikan bingkisan makanan khas Bali (seperti lawar dan sate babi) kepada tetangganya yang beragama Hindu.
Tradisi “Ngejot” ini sendiri juga dilakukan oleh umat Hindu saat merayakan Galungan.
Selain “Ngejot”, umat Kristiani Bali juga akan memasang penjor di rumah-rumah mereka dan di gereja, layaknya umat Hindu saat merayakan Galungan.
Penjor merupakan hiasan janur pada batang bambu yang menjadi kelengkapan agama dan upacara adat masyarakat Bali.
Pada saat perayaan Natal di Gereja, para jemaat pun akan mengenakan pakaian adat Bali.
#8 Sirine dan Lonceng – Ambon
Sama seperti di Manado, di awal Desember pun warga kota Ambon sudah mulai sibuk mempersiapkan Natal.
Selain pohon-pohon Natal yang dipasang di rumah-rumah, toko, dan restoran, mereka pun memiliki tradisi Sinterklas yang akan berkunjung ke rumah-rumah bersama rekannya si Piet Hitam.
Hal yang khas lainnya dari perayaan Natal di Ambon adalah dibunyikannya lonceng gereja dan sirine secara serempak pada malam Natal.
#9 Barapen – Papua
Tradisi lainnya yang tak kalah unik adalah tradisi Barapen yang biasa dilakukan warga Papua.
Barapen adalah tradisi membakar batu yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat untuk memasak babi.
Acara kuliner ini dijadikan sebagai bagian dari pesta lahirnya Yesus Kristus.
Tidak hanya itu, beberapa tempat sengaja di desain dengan dekorasi dan ornamen-ornamen unik.
Ditambah dengan nyanyian Natal yang dimainkan selama 24 jam.
#10 Larantuka – Nusa Tenggara Timur
Untuk Anda yang ingin merayakan Natal dengan suasana berbeda, Larantuka menjadi destinasi liburan Natal yang tepat.
Ibu Kota Kabupaten Flores Timur ini cocok bagi Anda yang ingin melihat serta terlibat dalam perayaan Natal yang dilakukan warga setempat.
Sebagai daerah yang mayoritasnya beragama Katolik, semarak perayaan Natal sudah dapat dirasakan beberapa hari sebelum tanggal 25 Desember.
Walau tak seramai perayaan Semanta Santa saat Paskah, Anda masih bisa menikmati meriahnya perayaan Natal di kota yang sering dijuluki sebagai Vatikan di Asia ini.
Kesimpulan
Berbagai tradisi perayaan Natal yang unik menyadarkan kita bahwa keanekaragaman budaya Indonesia menjadi hal yang patut disyukuri.
Tanpa menghilangkan makna Natal sesungguhnya, tradisi Natal di berbagai daerah di Indonesia seakan memberikan warna dan semangat tersendiri dalam setiap perayaannya.
Apakah Anda sudah merencanakan liburan Natal Anda? Anda dapat membagikan artikel di atas untuk keluarga dan rekan Anda yang sedang mencari destinasi wisata Natal.
Jika Anda memiliki saran, tanggapan atau pertanyaan, Anda dapat menuliskannya pada kolom yang telah tersedia di bawah ini. Terima kasih!
Sumber Referensi:
- Admin. 2017. 7 Daerah di Indonesia ini Memiliki Tradisi Natal Unik. Inovasee.com – https://goo.gl/Nz22y4
- Admin. 2017. 9 Tradisi Natal di Berbagai Daerah di Indonesia. Klikhotel.com – https://goo.gl/bSCXDw
Sumber Gambar:
- Tradisi Natal Indonesia – https://goo.gl/FPtTh2
- Kunci Taon Manado – https://goo.gl/rFRrH5
- Wayang Kulit Yogyakarta – https://goo.gl/vReSBE
- Meriam Bambu Flores – https://goo.gl/dN15T6
- Lovely December Toraja – https://goo.gl/XJ4RLv
- Ngejot Penjor Bali – https://goo.gl/53Viu3
- Bakar Batu Papua – https://goo.gl/5xDVBq
- Larantuka – https://goo.gl/1R7TDg
- Lonceng dan Sirine – https://goo.gl/cbCvqr
- Marbinda – https://goo.gl/c6jWKq
Leave A Comment