Kelas menengah Indonesia atau dikenal juga dengan Indonesian Consumer Class dan Indonesian Middle Class adalah sebutan untuk kelas sosial ekonomi antara kelas pekerja dan kelas atas. Menurut salah satu sumber rentang pendapatan kelas menengah di Indonesia adalah Rp 2,6 juta sampai Rp 6 juta per bulannya. Salah satu perusahaan konsultan Boston Consultant Group (BCG) menyebutkan terdapat 74 juta orang kelas menengah di Indonesia pada tahun 2014.

  

Rubrik Finansialku:

Rubrik Finansialku Finansialku Watch

 

Mengapa Kelas Menengah Indonesia Penting?

Kelas menengah Indonesia menjadi salah satu penggerak dalam ekonomi di Indonesia. Peningkatan jumlah kelas menengah Indonesia menjadi indikator postif bagi pasar saham Indonesia, karena orang-orang kelas menengah mulai mengerti tentang investasi dan mereka memiliki disposable income. Disposable income adalah sisa dari pendapatan setelah dikurangi pengeluaran dan pajak pendapatan.

Kelas menengah juga menjadi salah satu ceruk (segment) untuk banyak perusahaan. Sekali lagi karena mereka memiliki uang untuk dibelanjakan. Konsumsi yang dibuat oleh kelas menengah Indonesia mampu menggerakkan roda ekonomi Indonesia.

 

Wajah Kelas Menengah Indonesia

Menurut Anda bagaimana wajah kelas menengah Indonesia? Banyak ahli berusaha menggambarkan wajah kelas menengah. Finansialku mengutip dari salah seorang ahli pemasaran Indonesia yang menyoroti kelas menengah yaitu Bapak Yuswohady.

Menurut Yuswohady dalam bukunya berjudul consumer 3000, terdapat 8 sosok kelas menengah Indonesia, nah seperti apakah sosok kelas menengah Indonesia? Silakan cek apakah salah satu gambaran sosok kelas menengah cocok dengan Anda?

The C3000 Segmentation Model Final Wajah Kelas Menengah Indonesia

Kedelapan wajah kelas menengah Indonesia menurut Yuswohady adalah: Expert, Aspirator, Settler, Trensetter, Climber, Performer, Flower, dan Follower. Mari kita bahas satu persatu secara singkat mulai dari kuadran kanan atas yaitu Performer.

 


Performer adalah pekerja professional dan entrepreneur yang memiliki ambisi luar biasa untuk membangun kompetensi diri. Biasanya masih pemain baru dan merasa belum mapan dari segi ekonomi. Sisi positifnya adalah self-achiever, mampu menggunakan kompetensi dan keterampilan dengan maksimal, giat melakukan self improvement, melihat persaingan secara positif, misi mencapai kebebasan keuangan.

Aspirator adalah performer yang sudah mapan dan cukup puas dengan kondisi ekonomi saat ini. Positifnya mereka open minded, mau mengadopsi nilai-nilai universal, tidak egois dan lebih peduli terhadap lingkungagn social.

Climber adalah para pegawai pabrik (blue collar), salesman, supervisor, dan sebagainya yang bekerja keras untuk meningkatkan karirnya. Sisi negatifnya cenderung suka gonta ganti pekerjaan, mau mengambil risiko dalam karir, memiliki waktu luang yang sedikit, sering lembur. Sisi positifnya mereka percaya bahwa “career is a journey” dan memiliki nilai kekeluargaan yang tinggi, berjuang untuk keluarga atau “hero of their family”.

Expert mewakili wajah para profesi seperti dokter, arsitek, konsultan, atau pengacara (termasuk perencana keuangan) yang berusaha menjadi ahli di bidangnya. Orang-orang expert sibuk menekuni bidangnya dan melakukan pekerjaan sesuai dengan passionnya. Sisi negatif mereka tidak memiliki banyak waktu luang, “their life is their career”.

Flow-er secara sederhana seperti orang yang tahu permasalahan tetapi belum tahu solusinya, mereka tidak puas dengan kondisi ekonomi sekarang tetapi tidak tahu apa solusinya. Hal ini terjadi karena keterbatasan pendidikan dan pengetahuan, informasi dan teknologi. Sisi negatifnya mereka hidup ngalir dan gimana nanti.

Settler adalah Flow-er yang sudah memiliki kemapanan hidup, contohnya orang-orang flower yang dapat warisan dan berhasil menjalankan bisnis. Orang – orang settler memiliki sisi negatif sudah berada di comfort zone dan anti untuk melakukan self improvement.

Follower adalah anak-anak muda yang butuh panutan (role model) untuk menemukan dan menunjukkan eksistensinya. Sisi negatifnya adalah mereka masih labil dan belum memiliki visi yang panjang. Sisi positif peduli dengan tampilan fisik, teman adalah segalanya (friends are everything) dan butuh eksistensi.

Trend-setter adalah orang-orang yang ingin menjadi panutan dalam gaya hidup (peripheral lifestyle). Sisi negatif dan sekaligus positifnya adalah trensettter adalah orang-orang narsis (narcissist) dan self-centered.

 

Kesimpulan

Kelas menengah di Indonesia menjadi salah satu berkah buat Indonesia. Banyak Negara maju di dunia berasal dari melonjaknya kelas menengah dan kemudian Negara tersebut mulai menjadi Negara maju (asalkan jangan terjebak dengan jebakan kelas menengah). Kelas menengah Indonesia apapun itu performer, aspirator, climber, expert, flow-er, settler, follower atau trendsetter pasti memiliki mimpi dan tujuan keuangan. Finansialku akan membahas lebih lanjut mengenai jebakan kelas menengah dan mimpi kelas menengah Indonesia #IndonesianDreams.

 

Sumber

Buku

Yuswohady. 2012. Consumer 3000: Revolusi Konsumen Kelas Menengah Idonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 

Website

  1. 2014. Mengenal Anatomi Kelas Menengah : Rentang Penghasilan Kelas Menengah. Website: http://www.fiskal.co.id/
  2. 2012. 8 Sosok Kelas Menengah Indonesia. Website: http://www.yuswohady.com/

 

Download Ebook Perencanaan Keuangan

dan ayo mulai menetapkan tujuan keuangan Anda! 

Ebook Perencanaan Keuangan (Menetapkan Tujuan dan Mewujudkannya)

 

Baca E-Magazines #IndonesianDreams

Edisi Januari 2015