Hai trader! Saham kamu lagi anjlok? Kamu bisa lakukan strategi ini lho kalau kamu sedang mengalaminya. Simak yuk!

 

Artikel ini dipersembahkan oleh

Galerisaham.com

 

Ini Beberapa Strategi Jika Trader Mengalami Saham Anjlok

PEDAGANG!

Yang namanya pedagang itu, jual lebih mahal dari harga belinya.

Yang namanya pedagang itu, barangnya harus cepet muternya, tidak mati di gudang.

Yang namanya pedagang itu dagangin barang yang banyak dicari orang.

Demikian pula kamu kalau sebagai trader saham, harus ingat dengan prinsip di atas. Berikut adalah 4 strategi di kala market anjlok bagi kamu para trader (pedagang) saham.

Baca Sini! 4 Strategi Untuk Trader Ketika Saham Anjlok 02

[Baca Juga: Apa Bedanya Investasi Saham dan Trading Saham?]

 

#1 Lihat Portfolio Kamu Sekarang

Lagi cash 100% atau saham 100%? Sahamnya nyangkut lama apa nyangkut karena baru banget beli kecepetan?

Dilarang nyangkut dan average down. Ini ibarat kamu pedagang di pasar, tapi nimbun barang yang gak laku dijual dan gak diminati orang.

Ketika average down, kategorinya adalah spekulan/penadah. Masak menadah barang gak laku?

 

#2 Pelajari Metode Trend Following

Kalau pedagang, kan memang kerjaan sehari-harinya berdagang. Kamu? Mungkin kamu itu bos, pemilik perusahaan besar, lagi membangun startup, karyawan profesional, dan sebagainya.

Mana bisa berdagang setiap saat? Apalagi pas lagi senggang, lupakan. Karena kamu bukan full time pedagang, maka jangan yang buy low sell high, apalagi daytrade.

Dengan menguasai metode trend following, kamu hanya tunggu hingga ada saham-saham yang bottom reversal setelah market anjlok.

Jangan asal beli, jangan asal ikutin feeling. Tunggu hingga ada pondasi kuat untuk rally baru kamu beli, jangan nyolong start. Biasanya kena penalty.

 

#3 Trader Itu Pakai Teknikal, Bukan Fundamental

Jangan jadi trader bunglon, kalau saham naik jadi trader, kalau sahamnya turun berlagak investor.

Naik dikit dijual, turun disimpen terus, bahkan ditambah terus. Ini pintu gerbang memiliki portfolio zombie, portfolio yang turun terus gak naik-naik bahkan di kala IHSG naik. IHSG naik aja portfolio turun, gimana kalau IHSG turun terus.

Itu sebabnya, trader wajib menguasai teknikal, dan untuk kamu yang sesuai dengan poin nomor 2 di atas, maka trend following adalah solusinya.

Jangan bicara sahamnya sudah murah deh, karena yang dibilang murah di akhir tahun 2019 harganya tinggal setengah tuh sekarang.

 

#4 Skenario Cutloss & Trading Plan

Kamu kan pedagang. Pedagang itu mengenal ‘jual rugi’, apalagi buat barang gak laku dan kebetulan ada yang mau beli.

Nah, kamu kan disarankan untuk pelajari metode trend following, maka setiap ada posisi beli berdasarkan metode trend following, harus ada scenario cutloss. Mengapa? Karena akurasi itu bukan 100%, tapi 70-75%.

Kebanyakan trader kehilangan semua akumulasi profit bahkan modalnya karena tidak melakukan cutloss.

Trader tanpa strategi cutloss hanya akan menambah masalah dalam portfolionya dan lebih baik tidak usah trading sama sekali. Beli reksa dana saham saja.

Cutloss adalah bagian penting dari trading plan. Trader saham itu harus punya trading plan. Ketika tidak punya trading plan, kamu tidak akan bisa berhasil.

If you fail to plan, you are planning to fail

Benjamin Franklin

 

Ini adalah prinsip bagi trader sukses, punya trading plan yang jelas, mulai dari cara beli, cara simpan, hingga cara jual baik untung maupun rugi. Kalau ga mau rugi, deposito saja.

komunitas saham

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.

Jangan lupa untuk bagikan informasi ini kepada teman atau keluarga lewat pilihan platform yang tersedia di bawah ini, ya. Terima kasih!

 

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama Finansialku dengan Galerisaham.com. Isi dan data yang tertera dalam artikel merupakan tanggung jawab Galerisaham.com

 

Sumber Referensi:

 

Sumber Gambar:

  • Saham anjlok – https://bit.ly/3q2t764, https://bit.ly/2Lzfmgq