Apakah kamu pernah merasa salah pilih asuransi? Kali ini Melvin bersama Head of Financial Planner Finansialku akan bantu jawab keraguan kamu.

Selamat membaca.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Salah Pilih Asuransi

Apakah kamu pernah berpikir salah beli asuransi?

Kali ini saya akan ngobrol bersama Head of Financial Planner Finansialku untuk menjawab keraguan kamu.

So simak sampai selesai ya…

 

Sebelum bahas lebih detail, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN

 

Salah satu curhatan kali ini adalah,

“Hallo Mas Melvin… saya sudah dengarin podcast Finansialku Talk ini beberapa episode, dan saya penasaran mau tanya: sekarang ini saya sudah bekerja dua tahun dan saya belum punya asuransi pribadi. Sebaiknya kapan waktu yang paling tepat untuk beli asuransi? Terimakasih jawabannya Mas…”

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Hi Kak, menurut saya, waktu yang paling tepat untuk beli asuransi kesehatan adalah sekarang. Yes, tepat ketika kamu masih sehat.

Kenapa?

Alasannya karena perusahaan asuransi hanya mau menerima orang yang sekarang ini dalam kondisi sehat.

Jika seseorang sudah mengalami penyakit tertentu, terlebih sakit kritis, contoh sakit ginjal, sakit jantung, atau sakit kanker dan lain sebagainya, maka perusahaan asuransi bisa jadi menolak atau memberikan perlakuan khusus, misal premi yang harganya naik.

Setiap orang yang hidup pasti bisa sakit, dan dirawat di rumah sakit. Pertanyaannya simple, kamu mau bayar sendiri atau dibayarin asuransi?

Kalau kamu mau bayar sendiri ya silahkan saja, tidak ada yang melarang. Kalau kamu mau dibayarin asuransi, beli polis asuransi kesehatan.

Semoga jawaban saya dapat bermanfaat dan membantu kamu ya…

 

Buat sobat Finansialku, para pendengar podcast FinTalk, jika kalian mengalami kegalauan mengenai keuangan, investasi, asuransi, atau apa pun itu, langsung saja curhat ke podcast Finansialku.

Caranya gampang banget, kamu bisa langsung unduh Aplikasi Finansialku di Google Play Store atau di App Store, trus langsung saja klik menu Konsultasi Keuangan, dan jangan lupa untuk memberi hastag #curhatkeuangan.

Kalau kamu ingin tau lebih banyak informasi soal keuangan, kamu juga bisa follow Instagram Finansialku di @finansialku_com dan Instagram Melvin Mumpuni di @melvin_mumpuni.

Di sini kamu bisa mendapatkan penjelasan dalam bentuk gambar, cerita, video dan lain sebagainya, sehingga kamu bisa menjadi lebih mengerti lagi tentang keuangan.

 

Apa yang Harus Dilakukan?

Kali ini kita akan bahas tentang apa yang harus dilakukan jika salah pilih asuransi bersama Robby Christy.

Sobat Finansialku, beberapa waktu yang lalu di Instagram saya ngadain diskusi atau pertanyaan tentang mengapa seseorang tidak beli asuransi.

Ternyata jawaban terbanyak adalah orang-orang itu punya pengalaman buruk dengan produk asuransi.

 

“Seandainya seseorang sudah beli asuransi jiwa dan ternyata tau atau baru nyadar kalau agennya itu dulu (oknumnya) mis-selling. Nah gimana nih solusinya?”

 

Jawaban Robby,

Seperti yang pernah kita bahas, kita mengacu atau punya konsep value protection Vin.

Maksudnya gimana?

Mungkin waktu itu pilihan terbatas, mungkin dia sudah ikut dari 5 sampai 10 tahun yang lalu dan mungkin memang belum sebanyak seperti sekarang.

Jadi mungkin bukan berarti barang itu jelek, tapi mungkin komposisinya saja yang perlu diperhatikan.

Jadi yang pertama kali kalian harus lihat adalah, benefit seperti itu bagaimana, apakah masih ada yang sudah tidak relevan atau ada yang masih oke.

Kalau yang dirasa masih relevan misal up jiwanya masih lumayan besar, ya gak apa-apa, tidak perlu ditutup gitu.

Tapi misal ternyata ada rider kesehatannya yang misalnya masih konsep harga kamar seperti masih Rp 300 ribu atau Rp 250 ribu dalam sehari, nah ini udah gak relevan dong… berarti kita udah tau, oke berarti aku perlu upgrade untuk asuransi kesehatannya nih.

Tinggal nanti kembali lagi ke budget yang sudah ada seperti apa, di kondisi keuangan yang sekarang. Kalau emang punya budget lebih ya silahkan, karena berarti kalian punya opsi apakah mau beli asuransi tradisional.

Kalau memang kalian sudah ngerti soal investasi, ya alangkah lebih baik optimal ya asuransi tradisional. Tapi ya tadi, kalian harus sesuaikan, jangan sampai karena pengambilan yang baru ini justru membawakan kerugian.

Jadi contoh nih, asuransi kesehatan yang lama jangan langsung ditutup, karena kita tau ada masa tunggu ulang untuk penyakit-penyakit tertentu seperti jantung, cancer dan segala macam.

Soalnya waktu pun kita beli yang baru, itu tidak bisa langsung klaim. Hati-hati, kadang kita ada ibarat missing period selama setahun, dan kita karena udah tutup yang lama dan yang baru pun belum bisa aktif, nah itu yang kadang tidak diperhatikan oleh para nasabah.

Jadi kesimpulan untuk pertanyaan nomor satu ini, kalau seandainya kamu merasa unit link ini atau produk yang kamu beli ini ternyata mis-selling dulunya atau oknumnya yang mis-selling, kamu jangan buru-buru tutup tapi yang harusnya dilakukan adalah di-review dulu, apakah memang ini tuh ada yang masih sesuai atau masih cocok atau masih diperlukan.

Kalau yang masih diperlukan ya dilanjutkan dan kalau misalnya emang sudah tidak relevan dengan kondisi yang sekarang ya itu bisa ditutup atau diganti atau direvisi.

Trus juga yang kedua, kalau dia misalnya ada top up, kan biasanya ada premi dasar dan top up berjangka, ya kalian liat kalau emang dirasa udah lebih dari 5-6 tahun ya kalau emang top up nya memberatkan ya top up itu dibuang aja, jadi full premi asuransi tapi kalian harus komit bayar terus dan jangan jadi premi.

 

“Sebenarnya kalau beli unit link itu ada keuntungannya gak? Dan kalau ada keuntungannya, keuntungannya yang paling cocok unit link untuk orang seperti apa sih sebenarnya?”

 

Jawaban Robby,

Jadi ada gak sih keuntungan unit link? Ada banget… itu terutama di waiver. Jadi ada yang namanya rider yang namanya itu waiver ataupun payor, biasanya berbeda-beda.

Maksudnya apa tuh Rob?

Jadi kalau terjadi risiko misalnya karena sakit kritis, cacat, dan tidak mampu lagi bekerja, itu premi asuransinya akan tetap berjalan, karena pihak perusahaan akan terus membayar premi kalian sampai usia tertentu.

Itu yang tidak didapatkan di asuransi tradisional.

Yang kedua, nih tadi kita dari awal sudah benar konsepnya di unit link, ini adalah produk asuransi dan bukan produk investasi, jadi kalaupun kalian bisa bayar terus ya bagus, kalaupun nanti di hari tua ternyata hasil investasinya cukup untuk membayar biaya asuransi kamu yang sudah cukup senior ya itu bagus, tapi kalau bisa jangan sampai premi, dan kalau emang bisa ya bayar aja terus.

 

Pertanyaan Melvin,

“Bro gua mau nanya nih, gua kan punya unit link kan, salah satu produk unit link ini gua beli pada saat awal karir gua nih bro. itu tuh per bulannya seharga Rp 950 ribu, hampir satu juta lah, dan itu sudah dapat satu juta per malam di kamar, sama satu miliar CI, sama Rp 200 juta untuk jiwa, karena itu pertama kali aku ambil asuransi dan gua rasa pada waktu itu tuh semua kamar masih Rp1 juta per malam gitu dan itu aku gedein di CI Rp1 miliar.

Nah seandainya nih gua gak tutup unit link nya sampai nanti katakanlah sampai di usia 90 tahun gua tetap bayar Rp 1 juta per bulan itu, itu ada kemungkinan gak sih itu preminya bakalan naik? Misal katakanlah di usia 60 tahun preminya dari Rp 1 juta jadi Rp 2 juta lah gitu?”

 

Jawaban Robby,

Itu mungkin banget Vin, jadi kalau di unit link kita harus bedain mana premi dan mana biaya asuransi. Waktu kalian awal-awal ikut, biasanya emang biaya premi itu lebih besar dari pada biaya asuransi, jadi seakan-akan kita bayarnya flat.

Tapi di usia tertentu, yang namanya biaya asuransi tiap tahun pasti naik, itu ada titik dimana biaya asuransi jauh lebih besar dari pada premi yang kalian bayar.

Nah… itulah mengapa nanti kalau kalian dalam bayar jangka panjang itu berharap hasil investasinya bisa nutup.

Tapi kalaupun tidak nutup, kalian mau tidak mau harus top up, kalian mau tidak mau harus tambah dana kalau tidak bisa jadinya laps. Ada probabilitas kalau kemungkinan di hari tua gak cukup.

Kan kita semua berdasarkan asumsi kan kalau di proposal rendah, sedang, tinggi, tapi tidak ada yang bisa menjamin itu akan seperti itu.

 

“Kalau duitnya mepet buat premi sebaiknya prioritasnya dimana nih, dana darurat, lunasi pinjaman, atau asuransi?”

 

Jawaban Robby,

Ini cukup menantang sih, karena sebenarnya kondisi mepet tiap orang beda-beda kan, dan kita gak tau dia punya keleluasaan sebagaimana gitu.

Tapi kalau ditanya prioritas yang seperti apa, ya sebenarnya kalau bisa bayar hutang dulu.

Kenapa?

Karena ibarat itu ada hak orang lain yang harus kita bayar, ibarat itu kita posisi jangan dari minus, karena kalau kita berutang kan kita kondisi keuangan kita dari minus, kita minimal kondisi ini jadi nol dulu deh.

Kalau kalian sudah di titik nol, baru enak nih kalian bisa perlahan, paralel, boleh pisahkan dana darurat sama asuransi jangan lupa.

Soalnya kalau nunggu dana darurat terkumpul, misalnya targetnya Rp 20 juta dengan income misalnya Rp 4 juta per bulan, baru ngumpulin dua bulan tiba-tiba masuk rumah sakit karena demam berdarah, bisa-bisa diminta Rp 20 juta.

Berat dong? Jadi kalian harus paralel, tapi pastinya tadi utang sudah beres dulu sehingga pondasi kalian, kalian mulai dari titik nol bukan dari minus.

Melvin sendiri punya pemikiran seperti ini, bisa jadi solusinya kalau dalam kondisi ini ada yang nanya asuransi dulu, dana darurat dulu, atau bayar utang, itu kayak orang beli mobil second yang tidak bunya ban serap, gak ada air bag.

Jadi mau beli ban serap dulu, atau air bag dulu atau mungkin dongkrak dulu?

Jadi ini menurut aku adalah pilihan yang agak sulit untuk dipilih mana yang duluan, saranku sih gini, ada kebutuhan yang namanya safety, ini sebenarnya namanya keamanan keuangan kan tiga-tiganya, tentang dana darurat, utang, sama asuransi semua itu kan keamanan keuangan, dan termasuk satu lagi yaitu cashflow.

Kalau itu semua berantakan, bisa menyebabkan seseorang bangkrut. Jadi kalau saranku ya sebenarnya mulai ngurangin pengeluaran, membatasi satu-satu, atau pilihannya ya menambah income sih… tapi kita harus liat satu-satu dari hasil financial check-up juga sih sebenarnya, karena cash by cash setiap orang itu beda-beda.

 

“Apakah cukup dengan BPJS Kesehatan dan asuransi kantor?”

 

Jawaban Robby,

Kalau emang ada budget-nya, mendingan kalian punya pribadi.

Kenapa?

Karena tadi, kontrolnya ada di kalian. Aku kasih analogi seperti ini, misalnya tiba-tiba kita masuk rumah sakit, kalau di rumah sakit kan biasanya akan ditanya tiga tuh, kamu mau bayar pake BPJS, biaya pribadi, atau asuransi?

Itu perlakuannya saja udah beda.

Kalau BPJS, ya harap-harap cemas antara dapat atau tidak. Kalau biaya pribadi, biasanya suruh open card, harus deposit dan segala macam.

Tapi kalau kalian punya asuransi kesehatan pribadi yang kalian beli sendiri, setidaknya kalian tunjukin kartu kepesertaan, mereka udah aman “oh udah ada kok penjaminnya”.

Itu aja sudah enak di depan. Kalau ditanya apalagi pilihannya tadi yang sifatnya udah urgent, maksudnya tiba-tiba harus masuk UGD kan kalau BPJS tidak bisa langsung karena sifatnya rujukan dari puskesmas baru ke rumah sakit, butuh proses.

Trus juga tadi kalau uang pribadi, kalian rela gak kalau udah ngumpulin gaji trus cuma dalam waktu dua malam udah habis gaji satu bulan.

Jadi kalau kalian bisa memilih, lebih nyaman yang mana? Nunggu pemerintah atau bayar duit kalian sendiri, atau ada yang bayarin kalian? Kalau orang pintar, tentu akan pilih “kalau ada yang bayarin kenapa harus bayar sendiri?”

Mending kita buang uang kecil, dari pada kita kehilangan uang besar karena itu salah satu risk management.

Jadi please kalau bisa punya asuransi pribadi sendiri, karena suatu saat gak ada yang tau tiba-tiba lu udah gak kerja disitu, di PHK atau mungkin ganti profesi, asuransi yang dari kantor pasti hilang tetapi yang milik pribadi akan nempel terus dimana pun kalian berada.

 

GRATISSS, Yuk Download Sekarang!

ASURANSI KESEHATAN Bisa Menyelamatkan Hidup

1 Ebook Studi Kasus Asuransi

 

Menurut Melvin sendiri, safety itu penting banget supaya gak bergantung pada orang lain untuk keamanan diri sendiri

Jadi ketika terjadi sesuatu yang membutuhkan, itu tuh gua sudah punya back up plant yang itu gua bisa percaya aman buat gua. Kalau misalnya perusahaan, kalau tiba-tiba kitanya pas di PHK atau pas di pensiun lebih cepat, ilang itu proteksinya.

Produk asuransi itu bukan produk keuangan yang gampang yang semua orang awam ngerti, orang awam pastinya tau kalau emang butuh asuransi tapi produknya itu kan banyak banget, trus setiap tahun atau katakanlah setiap dua-tiga tahun sekali itu ada perubahan.

Contoh yang paling kerasa itu, saat pertama kali aku beli asuransi, kamar tidur itu harganya satu juta per malam, sekarang sudah tidak ada tuh yang seperti itu.

Gimana nih kalau orang-orang awam, yang gak ngerti asuransi, bisa milih produk yang tepat buat dirinya?

Asalnya kebanyakan orang awam itu sudah tidak ngerti, banyak nanya, banyak cari informasi, dan makin pusing, apalagi kalau ketemu banyak agen yang bilangin produk ini paling bagus, itu dia makin pusing.

Bagaimana solusinya?

Salah satunya ialah dengan konsultasi di Finansialku, karena kita punya planning asuransi buat membantu teman-teman kalau dengan kondisi keuangan kalian yang sekarang ini, idealnya seperti apa sih asuransi yang harus saya miliki?

Jadi bukan yang tiba-tiba kamu mau proposal A atau proposal B, mau bayar lima ratus ribu atau satu juta, tidak kayak gitu.

Kita akan benar-benar liat, karena tiap orang misalnya punya income Rp10 juta, belum tentu asuransinya akan ama, karena mungkin background-nya berbeda.

Jadi itulah kenapa Anda butuh untuk harus benar-benar diatur, direncanakan, dan harus diutamakan.

Di Finansialku kita punya pelayanan untuk nyiapin planning asuransi yang ideal buat kalian.

 

Di penghujung podcast, Robby Christy memberi saran,

Kita harus memiliki mindset yang benar kalau asuransi is all about risk-management, cuma bicara soal uang. Jadi jangan berfikir “eh gila ya ngapain beli asuransi, nantin nyumpahin gua mati atau apalah” itu kan ada yang mikir demikian.

Tapi sebenarnya tidak, it’s all about money aja kok, intinya kita mau. Setiap dari kita kan udah bekerja keras dan punya sejumlah uang, disitu kita juga akan takut uang kita akan hilang, pada saat orang punya uang ia akan takut kehilangan uang, dan itulah gunanya asuransi.

 

Kalian cuma cukup menyisihkan 10% income kalian untuk melindungi 100% income kalian.

 

So teman-teman, terimakasih telah dengerin podcast kali ini, sampai jumpa dan Make A Plan Anda Get Your Financial Dreams Come True.

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify