Apakah Anda tahu, rasio utang Anda tergolong sehat atau masih dalam kondisi sekarat? Kali ini Finansialku akan membahas 3 rasio utang yang perlu Anda ketahui.
Rubrik Finansialku
3 Rasio Utang yang Harus Anda Ketahui
- Apakah Anda merasa kok utang saya tidak lunas-lunas?
- Apakah Anda merasa cemas, jangan-jangan utang saya lebih besar daripada aset yang saya punya?
- Apakah Anda ragu, apakah Anda bisa membayar utang dalam waktu dekat ini?
[Download FlowChart : Cara Melunasai Utang, Kredit dan Cicilan]
Jangan cemas dulu, karena Anda sudah berada di jalur yang tepat. Pada artikel kali ini Finansialku.com akan membahas 3 rasio utang yang penting dan perlu Anda ketahui. Bank dalam menganalisis calon debitur (orang yang mau meminjam uang) pasti akan melakukan pengecekan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition). Salah satu dasar perhitungan yang digunakan oleh perbankan adalah mengecek apakah calon debitur ini mampu diberi tanggung jawab.
Jika Anda saat ini berencana mengajukan kredit, sebaiknya pastikan Anda dalam kondisi sehat secara keuangan dan layak untuk mendapatkan pinjaman. Bagaimana cara mengeceknya? Langsung saja, berikut ini 3 jenis rasio utang yang perlu Anda ketahui:
[Baca Juga: Bagaimana Cara Merencanakan Keuangan Jika Masih Ada Utang?]
Rasio Utang Terhadap Aset
Rasio utang terhadap aset menggambarkan persentase utang dibandingkan dengan jumlah aset. Cara menghitungnya adalah:
Contoh, Pak Ronald memiliki
- total utang sebesar Rp 400.000.000
- total aset sebesar Rp 1.000.000.000
- rasio utang terhadap aset adalah:
Angka 40% tersebut berarti, total utang Pak Ronald jumlahnya 40% dari total aset. Sebaiknya jumlah rasio utang terhadap aset ini kurang dari 50%.
Di Finansialku.com kami membagi utang ke dalam dua jenis, yaitu utang produktif dan utang konsumtif. Jika utang – utang Anda tergolong dalam utang konsumtif, maka kami sarankan agar Anda mengurangi utang tersebut sehingga rasio utang terhadap aset tidak lebih dari 15%.
Rasio Pelunasan Utang
Rasio pelunasan utang menggambarkan seberapa besar pendapatan yang digunakan untuk membayar cicilan utang. Cara menghitungnya adalah:
Contoh, Pak Ronald memiliki
- total penghasilan tahunan Rp 120.000.000 / tahun
- total pembayaran pinjaman Rp 36.000.000 / tahun
- rasio pelunasan utang adalah
Angka 30% tersebut berarti, 30% penghasilan Pak Ronald digunakan untuk membayar utang (cicilan). Sebaiknya jumlah rasio pelunasan utang ini tidak lebih dari 35%.
Rasio Kemampuan Pelunasan Utang Non KPR
Rasio kemampuan pelunasan utang non KPR adalah seberapa besar pendapatan yang digunakan untuk membayar cicilan utang, diluar cicilan KPR. Cara menghitungnya adalah:
Contoh, Pak Ronald memiliki
- total penghasilan tahunan Rp 120.000.000 / tahun
- total pembayaran pinjaman Rp 36.000.000 / tahun
- total pembayaran KPR Rp 24.000.000 / tahun
- rasio kemampuan pelunasan utang non KPR adalah
Angka 10% tersebut berarti, 10% penghasilan Pak Ronald digunakan untuk membayar utang (cicilan) selain cicilan KPR. Sebaiknya jumlah rasio pelunasan utang non KPR ini tidak lebih dari 15%.
Kalo Bisa Cek Sekarang, Kenapa Harus Besok?
Sekarang Anda sudah mengetahui ada 3 jenis rasio utang. Selain ketiga rasio tersebut, terdapat juga beberapa rasio keuangan yang perlu Anda ketahui. Anda dapat melakukan pengecekan kondisi kesehatan keuangan Anda melalui Finansialku.com.
Menurut Anda, apakah pelatihan entrepreneurship cocok untuk karyawan yang menjelang pensiun?
Sumber Gambar :
- People Shocked = http://goo.gl/GG7WyB
Leave A Comment