Menteri BUMN Erick Thohir usulkan skema bunga 0 persen bagi pelaku usaha mikro.

Lantas, mungkinkah kebijakan tersebut dapat terealisasi? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

 

Menteri BUMN Usulkan Bunga Kredit UMKM 0 Persen

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menyampaikan usulan pemberian bunga pinjaman 0 persen kepada Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

Diketahui, Kementerian BUMN telah mengutus Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury dan Kartika Wirjoatmodjo untuk membahas kebijakan tersebut.

“Saya sudah mengutus dua wamen BUMN, Pak Pahala dan Pak Tiko, untuk membahas ini dengan BI. Kita berharap satu bulan bisa tuntas,” kata Erick.

 

Kedua wakil Menteri BUMN tersebut masing-masing membahas mengenai pendanaan di sektor pangan dan perluasan untuk program Mekaar.

Erick ingin rencana pemberian bunga pinjaman 0 persen dapat terealisasi sesegera mungkin.

Terlebih, usulan tersebut juga telah mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu.

“Tinggal bagaimana sekarang kita mendorong hal ini menjadi kenyataan, jangan sampai kesannya yang besar dapat bunga jauh lebih besar dari yang mikro. Ini yang selalu kita coba seimbangkan,” pungkasnya.

[Baca Juga: Salut! Bank Syariah Indonesia Jadi Bank Terbesar ke-6 di RI]

 

#1 Targetkan Porsi Pembiayaan UMKM hingga 30 Persen

Erick mengatakan, sektor usaha mikro yang masuk dalam UMKM punya andil besar dalam menopang perekonomian nasional.

Erick menyampaikan sektor UMKM ini memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga 62,55% dan juga menyumbang serapan tenaga kerja hingga 97,22%.

Kendati demikian, porsi pembiayaan dari lembaga pembiayaan dan perbankan untuk UMKM saat ini baru 21 persen atau lebih rendah daripada negara-negara tetangga.

Lebih lanjut, Erick mengatakan bahwa BUMN berkomitmen membantu target minimal 30 persen porsi pembiayaan untuk UMKM pada tahun depan.

“Sejak awal, kita terus mendorong program kerakyatan seperti KUR, PNM Mekaar dan Makmur dapat meningkat dan menjangkau lebih banyak para pelaku usaha, termasuk usaha mikro,” ujar Erick.

 

Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pemerintah harus mendistribusikan pinjaman dengan manajemen penjaminan dan pengelolaan pendanaan yang baik.

Sehingga sektor perbankan tidak menanggung risiko kredit pinjaman berlebih.

“Bila tidak dikelola dengan baik maka bisa menyebabkan sektor perbankan menjadi rapuh karena harus menanggung beban risiko finansial dari kebijakan tersebut,” ujarnya.

 

#2 Segera Membahas Wacana Ini dengan BI

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun mendukung usulan Menteri BUMN Erick Thohir terkait pemberian bunga kredit 0 persen bagi pelaku UMKM. Bahkan, saat ini keduanya sedang membahas usulan tersebut.

“Pak Menteri BUMN sudah ketemu dengan saya. Kami sedang berdiskusi untuk model bisnis dan mekanismenya akan seperti apa, itu sedang didiskusikan,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (16/02/2023).

 

Menurut Perry, rencana pemberian bunga kredit 0 persen untuk ultra mikro ini merupakan bentuk sinergitas antara pemerintah dan BI.

Perry mengatakan, BI akan mendukung program-program strategis pemerintah yang bertujuan meningkatkan perekonomian bangsa.

Pemerintah dan BI melakukan pembahasan sinergitas untuk mendorong unit mikro ini,” ucap Perry.

Adapun pembahasan utamanya yakni seputar model bisnis yang akan menjadi persyaratan untuk usaha ultra mikro tersebut bisa menikmati fasilitas bunga 0 persen.

Pihak BI dan pemerintah juga melakukan pembahasan mengenai mekanisme penerapan kebijakan tersebut.

Perry menekankan, untuk saat ini belum dapat diungkapkan secara detail terkait pembahasan antara BI dan pemerintah.

Namun, dia memastikan, jika model bisnis dan mekanismenya sudah ditemukan dengan tepat, maka akan segera disampaikan kepada masyarakat.

Nanti kalau sudah mulai kelihatan (model bisnis dan mekanismenya), sudah mulai jelas, kami akan komunikasikan,” pungkasnya.

 

MPR Dukung Rencana Pemerintah Berikan Bunga Kredit UMKM 0 Persen

Terkait kebijakan bunga 0 persen, Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga mendukung rencana pemerintah tersebut.

Menurutnya, kebijakan tersebut bisa menaikkan porsi pembiayaan lembaga pembiayaan dan perbankan untuk UMKM.

“Melalui kebijakan tersebut, diharapkan bisa menaikkan porsi pembiayaan lembaga pembiayaan dan perbankan untuk UMKM yang saat ini baru 21% atau lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga, meningkat menjadi minimal 30%. Sehingga bisa semakin memajukan UMKM Indonesia untuk meningkatkan daya saing, dan menembus pasar ekspor,” ujar Bamsoet di Jakarta, Kamis (23/02/2023).

 

Bamsoet menjelaskan, dukungan terhadap UMKM itu tidak lepas karena keberadaan UMKM sebagai bangun perekonomian yang selaras dengan amanat konstitusi pasal 33 ayat 4.

Peraturan tersebut menyatakan bahwa salah satu aspek fundamental yang mendasari penyelenggaraan perekonomian nasional adalah prinsip kemandirian.

UMKM pun telah menjadi tulang punggung dan pilar penting dalam perekonomian nasional.

“Tercermin dari fakta bahwa sekitar 99% dari keseluruhan unit usaha yang ada di Indonesia bergerak di sektor UMKM. Menyerap 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional, dan berkontribusi 60,5% terhadap PDB,” jelas Bamsoet.

 

Ia melanjutkan, demikian juga dari aspek serapan tenaga kerja, UMKM Indonesia mampu menyerap 97% tenaga kerja nasional.

Sedangkan, UMKM di negara-negara ASEAN lainnya hanya memiliki daya serap tenaga kerja pada kisaran 35% hingga 85% saja.

Namun di sisi lain, besarnya kuantitas jumlah dan daya serap tenaga kerja UMKM Indonesia, jika dibandingkan pada aspek ‘kinerja’nya, masih tertinggal dari beberapa negara ASEAN.

Misalnya Myanmar, meskipun dari aspek kuantitas hanya memiliki 73 ribu UMKM saja, namun kontribusinya terhadap PDB mencapai 69,3%.

 

Pelaku UMKM Harapkan Program Bukan Sekadar Wacana

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero menyambut baik rencana Menteri BUMN terkait bunga kredit 0 persen untuk pelaku UMKM.

“Tentu kami menyambut baik rencana ini, mudah-mudahan bisa terealisasi dan bukan sekadar wacana. Namun pertanyaannya, sumber pendanaannya dari mana? Saya melihat, mungkin akan menggunakan dana CSR (corporate social responsibility) dari bank di bawah BUMN, semoga itu bisa dimanfaatkan,” kata Edy, pada Kamis (23/02/2023).

 

Edy berharap rencana tersebut dapat segera terealisasi untuk mendukung pelaku usaha mikro, bukan sekadar menjadi wacana. Pasalnya, seringkali kebijakan yang sudah diputuskan tidak berjalan dengan baik di lapangan.

Edy mengungkapkan:

“Semoga saja benar terealisasi. Kalau hanya sekadar statement kan namanya mimpi. Salah satu contohnya, ini statement resmi pemerintah Rp100 juta ke bawah untuk KUR, sudah ada kebijakannya, tanpa collateral, tidak perlu jaminan. Selama terpenuhi persyaratan administrasinya, misalnya sudah punya NIB (nomor induk berusaha), sudah lolos SLIK OJK, sudah memenuhi itu, sudah berusaha sekian tahun dan menggunakan fasilitas teknologi digital seperti QRIS, punya pembukuan yang sederhana. Semua persyaratan administrasi sudah terpenuhi, tetapi ujung-ujungnya masih saja ditanya ada collateral-nya tidak? Ada jaminannya tidak? Padahal ini sudah peraturan pemerintah.”

 

Tantangan berikutnya mengenai penyaluran kredit tersebut. Apalagi jumlah pelaku UMKM mencapai hampir 80% dari total pelaku usaha mikro.

“Untuk penyalurannya memang lebih teknis. Misalnya, apakah ini akan diberikan untuk pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia? Kalau iya, berapa banyak? Misalnya satu keluaran diberikan jatah sekian orang. Tetapi kalau misalnya di kelurahan A pelaku usaha mikronya ada 1.000 orang, lalu dana yang disiapkan hanya sekian, apa tidak berantem itu mereka? Rencana ini memang sudah bagus, tentu harapannya pelaku usaha mikro ini tidak hanya dikasih mimpi saja,” jelasnya.

[Baca Juga: Centang Biru Instagram dan Facebook Berbayar, Banyak Kritik?]

 

Peran UMKM Terhadap Ekonomi RI

Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia sangatlah penting dan terlihat dari kemajuan Indonesia saat ini.

Peningkatan atau penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keterlibatan UMKM.

Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 4, yang menyatakan bahwa:

“UMKM merupakan bagian dari perekonomian nasional yang mandiri dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan UMKM memiliki peran yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara.”

 

Berdasarkan informasi dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada bulan Maret 2021 lalu, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta.

Jumlah tersebut berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07% atau Rp8.573,89 triliun.

UMKM mampu menyerap 97% dari total Angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,42% dari total investasi di Indonesia.

Tingginya jumlah UMKM di Indonesia ini tidak terlepas dari berbagai tantangan di Tanah Air yang mendorong perubahan pada pola konsumsi barang dan jasa.

[Baca Juga: Tok! DPR Pilih Filianingsih Hendarta Jadi Deputi Gubernur BI]

 

Adapun peran UMKM atau kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi sarana pemerataan tingkat ekonomi rakyat kecil, sarana mengentaskan kemiskinan, dan sarana pemasukan devisa bagi negara.

Berikut penjelasan dari tiga peran UMKM tersebut:

  1. UMKM telah berkontribusi besar terhadap PDB Indonesia, yaitu 61,97% dari total PDB nasional atau setara dengan Rp8.500 triliun pada tahun 2020.
  1. UMKM sukses menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar yakni sekitar 97% dari daya serap dunia usaha pada tahun 2020.

Jumlah UMKM yang banyak berbanding lurus dengan menyebarnya lapangan pekerjaan di Indonesia sehingga UMKM memiliki andil besar dalam penyerapan tenaga kerja.

  1. UMKM telah menyerap kredit terbesar di tahun 2018 kurang lebih sebesar Rp1 triliun.

 

Bantu UMKM sambil Berinvestasi

Demikian penjelasan lengkap terkait rencana kebijakan bunga kredit 0 persen untuk pelaku UMKM atau pelaku usaha mikro.

Jika kebijakan tersebut benar terealisasi, pastinya akan sangat membantu para pelaku UMKM untuk terus mendorong perekonomian nasional.

Sebab, UMKM merupakan sumbang devisa bagi negara karena pasarnya yang tidak hanya menjangkau nasional, tetapi hingga ke luar negeri.

Yuk, bantu UMKM Indonesia melalui investasi P2P Lending sekaligus mendapatkan keuntungan yang cukup besar!

Sobat Finansialku bisa mengunduh ebook Dapat Profit dengan Membantu UMKM dan Orang Lain untuk memahami konsep P2P Lending dan cara analisisnya.

Download sekarang dengan klik banner di bawah ini!

Banner Iklan Ebook Dapat Profit dengan Membantu UMKM dan Orang Lain - Web
Banner iklan Ebook Dapat Profit dengan Membantu UMKM dan Orang Lain - HP

 

Bagaimana pendapatmu terkait rencana kebijakan bunga 0 persen untuk pelaku UMKM? Bagikan pandanganmu pada kolom komentar di bawah ini!

Jangan lupa share informasinya ke pelaku usaha mikro lainnya dan bantu mereka kembangkan bisnis. Terima kasih.

 

Editor: Ratna Sri H.

Sumber Referensi:

  • Kiki Safitri. 20 Februari 2023. Erick Thohir Ajukan Usulan Bunga Kredit 0 Persen untuk Usaha Mikro ke BI. Kompas.com – https://bit.ly/3ZhiZbj
  • Yohana Artha Uly. 17 Februari 2023. BI dan Erick Thohir Bahas Bunga Kredit Nol Persen buat Ultra Mikro. Kompas.com – https://bit.ly/3xL7Nbo
  • Sukma Nur Fitriana. 23 Februari 2023. Bamsoet Dukung Rencana Pemerintah Kasih Bunga Pinjaman 0% untuk UMKM. Detik.com – https://bit.ly/3Y1MdKe
  • Shifa Nurhaliza. 06 Februari 2022. Begini Pentingnya Peran UMKM dalam Perekonomian Indonesia! Idxchannel.com – https://bit.ly/3y7MzEV
  • Herman/WBP. 23 Februari 2023. Pelaku UMKM Harap Bunga 0% untuk Usaha Mikro Tidak Wacana. Beritasatu.com – https://bit.ly/41rmkX9