Skandal Adani Group yang mencuat baru-baru ini membuat miliarder asal India, Gautam Adani kehilangan kekayaannya hingga US$108 miliar.
Lantas, seperti apa perkara skandal yang melibatkan sang pemilik tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini!
Karena Skandal, Gautam Adani Kehilangan Kekayaan Ribuan Triliun
Orang terkaya di Asia, Gautam Adani yang merupakan pendiri Adani Group mengalami kerugian besar lantaran kekayaannya yang anjlok dalam sekejap.
Hal ini terjadi karena laporan penipuan penjualan saham yang dituduhkan kepadanya. Akibat skandal tersebut, saham beberapa perusahaan yang tergabung dalam Adani Group turun signifikan.
Mengutip dari The Guardian, saham Adani Transmission, Adani Total Gas, Adani Green Energy, Adani Power, dan Adani Wilmar turun antara 5-20%.
Penurunan ini terjadi tidak lama setelah pembukaan pasar pada 30 Januari 2023.
[Baca Juga: Berencana IPO! Raffi-Nagita Buka 4 Bisnis F&B, Makin Untung]
Adapun saham Adani Enterprises tercatat anjlok selama delapan sesi berturut-turut dan mencapai harga terendah sejak November 2021. Selama sepekan, kerugian yang ditaksir Adani Group mencapai US$65 miliar.
Melansir dari CNN, Gautam Adani kehilangan kekayaannya sebesar US$110 miliar atau setara dengan Rp1.650 triliun akibat skandal yang menjeratnya.
Nilai pasar Adani Group ini anjlok setelah sebuah perusahaan Investasi AS Hindenburg Research membuat tuduhan penipuan saham dan akuntansi terhadapnya.
Laporan tersebut langsung menggegerkan dunia. Pemilik Adani Group tersebut lantas berusaha meyakinkan investor setelah perusahaannya membatalkan penjualan sahamnya.
Pada Rabu (1/2/2023), Adani Enterprises mengatakan akan mengembalikan US$2,5 miliar yang diperoleh dari penjualan kepada investor.
“Keputusan itu tidak akan memengaruhi operasi kami yang ada dan rencana masa depan,” kata Adani, dikutip dari BBC, Sabtu (4/2/2023).
Adani Group juga membantah tudingan Hindenburg Research. Sayangnya, nilai saham Adani Group telah hilang atau menguap di pasar hingga ribuan triliun rupiah hanya dalam beberapa hari saja.
Kejadian tersebut juga membuat Adani terdepak dari Top 5 orang terkaya di Asia dan sekarang berada di urutan ke-16 dalam daftar miliarder yang dilansir Forbes.
Perkara Skandal Adani Group
Duduk perkara skandal Adani Group bermula ketika perusahaan investasi berbasis di New York, Hindenburg Research merilis laporan bahwa Adani melakukan manipulasi dan penggelapan.
Menurut TRT World, Hindenburg menuduh Adani Group terlibat dalam skema manipulasi saham dan penipuan akuntansi yang “kurang ajar” selama puluhan tahun.
Perusahaan investasi itu juga menuduh bahwa Adani Group telah membebani perusahaan dengan utang besar. Akibatnya, seluruh perusahaan di Adani Group saat ini menghadapi masalah finansial yang serius.
Hindenburg juga mengutip sejumlah transaksi terkait operasi tambang dan proyek kereta api Carmichael Adani di Queensland.
Menurut Hindenburg, Adani tidak mengungkapkan laporan keuangan secara transparan kepada investor dan informasi bahwa aset di Australia itu telah kehilangan nilainya.
Adani Group kemudian menanggapi dengan menyebut laporan tersebut sebagai kombinasi jahat dari kesalahan informasi selektif dan tuduhan basi, tidak berdasar, dan mendiskreditkan.
Namun, pernyataan itu lantas tak cukup membendung ketakutan para investor.
[Baca Juga: Penjualan Anjlok Gegara iPhone 14 Pro, Saham Apple Turun 3,7%]
Saat kekalahan nilai pasar berlanjut, Adani Group menerbitkan sanggahan setelah 413 halaman dan menyamakan laporan perusahaannya dengan laporan dari Hindenburg.
Adani Group mengklaim bahwa transaksi pihak-pihak terkait yang tersebar luas maupun yang dirahasiakan sudah diperhitungkan dengan benar.
Terkait utang, mereka juga menyangkal bahwa hal itu sudah sesuai dengan tolok ukur industri.
Adani Group menyebut tuduhan Hindenburg ini disengaja untuk menyerang “pertumbuhan dan ambisi India.” Adani Group juga menuduh bahwa perusahaan AS itu telah menghina regulator India.
Dalam sanggahannya, Adani Group mengatakan:
“Tuduhan dan sindiran, yang disajikan sebagai fakta, menyebar seperti api, menyeka sejumlah besar kekayaan investor dan menjaring keuntungan untuk Hindenburg. Hasil bersihnya adalah investor publik kalah dan Hindenburg mendapat keuntungan besar,”
Setelah sanggahan tersebut rilis, Hindenburg kemudian menantang Adani untuk membawa kasus ini ke pengadilan agar bisa dilakukan pengawasan lebih lanjut.
Sementara itu memasuki Februari, Adani mengonfirmasi akan berupaya menyelesaikan permasalahan penjualan saham.
Pernyataan ini pun meredakan sejumlah kekhawatiran investor dan mulai membangkitkan harga saham Adani secara perlahan.
Melansir dari The Economic Times, hingga pada pembukaan perdagangan Senin (6/2/2023) saham Adani Enterprises perlahan mulai mengalami u-turn dan sedikit menguat.
[Baca Juga: Banyak Warunk Upnormal Tutup di Berbagai Kota, Ini Penyebabnya!]
Digadang-gadang Memiliki Bisnis Tambang Batu Bara di Indonesia
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan turut menyoroti skandal Adani Group yang menggoyahkan pasar keuangan India.
Melansir dari CNBC Indonesia, Dahlan menyebut konglomerasi bisnis milik Gautam Adani itu juga memiliki bisnis di Indonesia.
Hal itu ia ungkapkan dalam Catatan Dahlan Iskan dalam Disway.id.
Mengutip catatan tersebut, Rabu (8/2/2023), Dahlan semula mengira melonjaknya kekayaan Adani berkat batu bara di Kalimantan Timur, seperti halnya Low Tuck Kwong.
Tahun 2021, kekayaan Gautam Adani diketahui sebesar US$100 miliar. Tahun 2022 menjadi US$200 miliar. Artinya, Gautam Adani langsung menjadi konglomerat nomor 3 di India, di bawah grup Mukesh Ambani dan Tata.
Pada bulan November 2022, kekayaan Adani kembali meningkat menjadi US$280 miliar, mengalahkan Tata. Gautam Adani lantas menjadi orang nomor 21 terkaya di dunia. Terkaya di India dan terkaya di Asia.
“Adani memang punya tambang batu bara besar di Kaltim atau Kaltara. Harga batu bara dalam dua tahun terakhir bikin banyak orang mendadak kaya,” tulis Dahlan.
Dahlan juga merespon tudingan Hindenburg terhadap Adani yang ‘bermain curang’ di bursa saham.
“Mungkin saja tuduhan Hindenburg salah, tapi Hindenburg sudah menantang: tuntutlah kami kalau kami salah,” imbuh Dahlan.
Profil Singkat Gautam Adani
Gautam Adani (60) adalah pendiri dan pemilik Adani Gorup, yang merupakan salah satu konglomerat bisnis terbesar di India.
Saat masih kecil, Adani sempat putus sekolah dan bekerja di toko tekstil milik ayahnya, hingga mampu mendirikan bisnis perdagangan komoditas pada tahun 1988.
Kini, Gautam Adani telah berhasil menjadi orang Asia pertama yang berada di jajaran tiga besar orang terkaya dunia. Adani berada persis di belakang bos Tesla, Elon Musk, dan pendiri Amazon, Jeff Bezos.
Dalam Bloomberg Billionaires Index pada 2022 lalu, Adani tercatat memiliki kekayaan US$137,4 miliar atau setara Rp2.042 triliun.
Total kekayaan ini melampaui CEO label mewah Louis Vuitton, Bernard Arnault yang sebelumnya berada di posisi tiga.
Kekayaan Gautam Adani sebagian besar diperoleh dari industri tambang dan energi.
Adani Group merupakan operator bandara terbesar di India dan juga mengendalikan Pelabuhan Mundra di negara bagian asal Adani.
Dia juga memiliki tujuh anak perusahaan yang terdaftar di bursa saham India. Adani Group diketahui memiliki tambang batu bara yang berada di Australia hingga tambang Carmichael.
Adani juga memperluas gurita bisnisnya dengan mengakuisisi perusahaan semen, Swiss Holcim pada 2022 sebesar US$10,5 miliar.
Kini, Adani Group terkenal sebagai produsen semen terbesar kedua di India.
Namun sayangnya, akibat skandal yang melibatkan perusahaannya tersebut, kekayaan Gautam Adani merosot tajam. Kerugian akibat skandal tersebut mencapai 50% dari total kekayaannya.
Tambah Pemasukan Biar Semakin Untung
Itulah penjelasan mengenai kronologi Gautam Adani yang kehilangan kekayaannya hingga ribuan triliun hanya dalam hitungan hari akibat skandal yang melibatkan Adani Group.
Kehilangan pemasukan memang menjadi hal yang buruk bagi setiap orang. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita memiliki pemasukan lain.
Caranya mudah, Anda bisa mengetahui informasi lengkap seputar menambah pemasukan melalui ebook berikut ini.
Jika Anda memiliki kendala seputar menagtur keuangan, Anda bisa hubungi Perencana Finansialku melalui aplikasi Finansialku atau WhatsApp di nomor 0813-1646-8488.
Bagaimana tanggapan Sobat Finansialku terkait informasi di atas? Berikan pendapatmu pada kolom komentar di bawah ini!
Bagikan juga artikel ini agar informasinya dapat bermanfaat bagi orang lain. Terima kasih.
Editor: Ratna Sri H.
Sumber Referensi:
- Jonathan Barrett. 30 Januari 2023. Adani claims US investment firm’s fraud allegations are an ‘attack on India’. Theguardian.com – https://bit.ly/3Yn7D5B
- Julia Horowitz. 05 Februari 2023. Gautam Adani lost half his wealth in a flash. Here’s what happened. Edition.cnn.com – https://cnn.it/3jF19A6
- Meryl Sebastian. 03 Februari 2023. Adani: How the billionaire’s empire lost $100bn in days. Bbc.com – https://bbc.in/3DVHUZI
- Tommy Patrio Sorongan. 04 Februari 2023. Gautam Adani Buka-bukaan Soal Raibnya Harta Rp1.650 Triliun. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3DStEku
- Yonada Nancy. 08 Februari 2023. Duduk Perkara Skandal Adani Group Libatkan Orang Terkaya di Asia. Tirto.id – https://bit.ly/3RN3jKp
- CNBC Indonesia. 08 Februari 2023. Jreng! Dahlan Sebut Adani Group Punya Bisnis Batu Bara di RI. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3YimUVo
- Kiki Safitri. 08 Februari 2023. Siapa Gautam Adani? Orang Kaya Dunia yang Kehilangan Rp1.600 Triliun dalam Sekejap. Kompas.com – https://bit.ly/3xf9a1v
Leave A Comment