Burnout adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa pun di dunia kerja. Biasanya, karena tekanan pekerjaan dan bila berlangsung lama hal ini akan berdampak buruk bagi seseorang.

Yuk, simak pembahasan berikut untuk mengetahui hal penting tentang burnout!

 

Summary:

  • Burnout adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa pun di dalam dunia kerja disebabkan tekanan pekerjaan.
  • Ketika mengalami ciri-ciri seperti fase kelelahan fisik, mental, dan emosional, sebaiknya ambil langkah tegas untuk segera mengatasi kondisi ini.

 

Beban Kerja yang Menyebabkan Kondisi Psikologis Tertentu

Belakangan, banyak istilah baru yang muncul dalam keseharian. Umumnya, istilah-istilah ini dipopulerkan pengguna media sosial. Salah satu yang sering terdengan adalah “burnout”.

Burnout adalah istilah yang umumnya berhubungan dengan pekerjaan. Kondisi ini terkait dengan penurunan produktivitas kerja, merasa kewalahan, dan enggan melakukan hal yang biasanya mereka senangi.

Lalu, bagaimana penjelasan tentang burnout? Simak pembahasan berikut.

 

Mengenal Apa Itu Burnout

Pada dasarnya, burnout adalah istilah yang tidak ada dalam dunia medis. Tetapi, menurut American Psychological Association (APA), burnout adalah kelelahan fisik, mental, dan emosional yang diikuti penurunan motivasi dan kinerja, dan terjadi peningkatan sikap negatif pada diri sendiri serta orang lain.

Sikap negatif yang tumbuh akibat burnout memengaruhi hidup seseorang di masa depan, misalnya penurunan kemampuan sosial, kehidupan pribadi, dan memburuknya kesehatan.

Umumnya, burnout adalah implikasi beban kerja, kurangnya apresiasi, rutinitas monoton, dan sebagainya. Orang dengan kondisi ini biasanya tidak sadar jika mengalami hal tersebut.

Maka, jika mengalami gejala-gejalanya, sebaiknya seseorang mengambil langkah tegas.

[Baca Juga: WASPADA! Ini Bahaya Sindrom Burnout di Tempat Kerja]

 

Penyebab Terjadinya Burnout

Burnout adalah kondisi lanjutan dari rutinitas tertentu. Dengan begitu, kondisi ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor.

Berikut adalah faktor yang menyebabkan seseorang mengalami burnout.

 

#1 Terlalu Keras Bekerja

Penyebab pertama adalah bekerja terlalu keras. Faktor ini bisa terjadi pada perusahaan dengan beban kerja tinggi atau karyawan yang berorientasi pada kenaikan jabatan.

Pasalnya, faktor tadi membuat karyawan memiliki beban kerja lebih banyak. Dalam jangka tertentu, tubuh akan jenuh sehingga merespons negatif. 

 

#2 Kurang Apresiasi

Umumnya setiap orang menyukai apresiasi. Maka, memberi penghargaan kepada karyawan usai bekerja akan membuat mereka senang.

Disinyalir, penyebab burnout yang paling sering terjadi adalah kurangnya apresiasi di lingkungan kerja. Hal ini membuat karyawan merasa tidak dihargai, kehilangan motivasi dan menjauhkan diri dari tanggung jawab.

 

#3 Dinamika Disfungsional di Lingkungan Kerja

Kondisi negatif di kantor, seperti perundungan, sikap meremehkan, dan intimidasi menyebabkan seseorang tidak punya peran penting di perusahaan. Akhirnya, mereka menganggap tidak punya kompetensi dalam bekerja.

 

Ciri dan Gejala Burnout

Beberapa ciri burnout adalah sebagai berikut:

 

#1 Cenderung Menghindari Orang Lain

Ciri pertama adalah menghindari orang lain. Kondisi ini muncul karena rasa kewalahan. Orang dengan burnout akan bisa saja menghindari siapa pun, seperti teman bahkan keluarga.

 

#2 Depresi

Jika dibiarkan berlanjut, burnout akan membuat seseorang menjadi depresi. Naasnya, depresi bisa berlangsung seumur hidup jika tidak ditangani dengan benar.

 

#3 Ingin Kabur

Selanjutnya, ciri orang dengan burnout adalah punya kecenderungan untuk lari dari kerumunan. Mereka sebisa mungkin berada di tempat sepi untuk meredakan tekanan.

Jika dibiarkan, kondisi ini membuat seseorang berperilaku ekstrem, misal mengonsumsi alkohol berlebihan, obat terlarang, dan bahkan melakukan tindakan menyakiti diri sendiri (self-harm).

 

#4 Membenci Pekerjaan

Ciri burnout juga tampak pada sikap benci terhadap pekerjaan. Biasanya, seseorang akan merasa tidak enak badan usai melakukan pekerjaan tertentu.

 

#5 Merasa Tidak Berguna

Selanjutnya, orang yang mengalami burnout cenderung merasa tidak kompeten atau tidak berguna. Selanjutnya, mereka akan malas bekerja atau melakukan hobi.

 

#6 Mudah Marah

Orang dengan burnout bisa lebih emosional dan akan melampiaskannya ke orang di sekitar, seperti teman dan keluarga. Bahkan mereka bisa marah untuk hal-hal kecil yang seharusnya tidak ditanggapi demikian.

 

#7 Sakit Kepala

Burnout diketahui bisa membuat seseorang mengalami sakit kepala. Hal ini diungkap oleh Herbert Freudenberger, psikolog asal Amerika Serikat, tahun 1974.

Dalam studinya, didapat fakta bahwa sakit kepala merupakan ciri fisik burnout.

 

#8 Selalu Merasa Kelelahan

Ciri berikutnya adalah merasa kelelahan. Hal ini membuat seseorang malas bergerak, bahkan sekadar bangun dari tempat tidur.

Kelelahan ini sebetulnya hanya terjadi di psikis. Tetapi, karena telanjur memiliki mental blok, kelelahan menjalar sampai ke fisik.

 

#9 Sering Sakit

Burnout yang berlangsung beberapa waktu membuat sistem imun turun. Hal ini karena tubuh terus-menerus memproduksi hormon stres.

Pada akhirnya, tubuh mudah terserang insomnia, flu, pusing, dan sakit perut.

 

#10 Sinis dengan Pekerjaan atau Pencapaian Seseorang

Orang dengan burnout umumnya cenderung sinis dengan pencapaian dan pekerjaan seseorang. Bahkan mereka akan merasa iri dan tidak senang dengan pencapaian orang lain.

 

#11 Tidak Aktif dalam Kegiatan Kantor

Ciri burnout yang paling tampak adalah seringnya absen dari kegiatan kantor. Hal ini disebabkan anggapan mereka bahwa bekerja atau berada di lingkungan kerja memicu tekanan tinggi.

 

#12 Tidak Produktif

Burnout berpengaruh terhadap produktivitas. Hal ini muncul akibat rasa kewalahan bekerja.

Akibatnya mereka akan mengurangi jam kerja, menunda pekerjaan, dan tidak termotivasi saat bekerja.

 

Fase Burnout

Burnout terjadi melalui beberapa fase. Umumnya, ada lima fase yang akan seseorang alamni, antara lain:

 

#1 Fase Antusiasme

Fase pertama adalah antusiasme. Di tahap ini, seseorang punya energi, komitmen, motivasi, dan kreativitas tinggi. Tetapi, jika terjadi tekanan dan mereka tidak punya strategi, maka bisa terkena burnout.

Di atas kertas, seseorang tidak akan mengalami burnout jika mendapat penanganan yang tepat. Jika mengalami tahap ini, sebaiknya bersikap sewajar mungkin dan optimis terhadap pekerjaan.

 

#2 Fase Stagnansi

Di fase kedua, seseorang merasa kinerjanya tidak maksimal. Di tahap ini, seseorang mungkin akan mengalami sakit kepala, merasa kurang produktif, dan gangguan tidur.

 

#3 Fase Frustrasi

Fase selanjutnya adalah frustrasi. Di tahap ini, seseorang akan mengalami gejala depresi. Jika dibiarkan, kondisi ini akan meningkat ke fase selanjutnya.

 

#4 Fase Krisis

Fase krisis merupakan tahap gawat burnout. Orang yang sampai di tahap ini mengalami gangguan sosial.

Misalnya mereka mengabaikan pekerjaan, kehilangan gairah dalam beraktivitas, dan hanya ingin sendiri.

 

#5 Fase Intervensi

Fase terakhir dan paling adalah intervensi. Di tahap ini, seseorang akan mengalami gangguan psikis dan fisik. Penderita akan kesulitan bersosialisasi, bekerja, dan fokus.

[Baca Juga: Jangan Disepelekan, Segera Tangani Emosional Burnout!]

 

Cara Mengatasi Burnout

Melansir dari Alodokter, berikut adalah cara mengatasi burnout:

 

#1 Membuat Prioritas

Pertama, buatlah prioritas dari hal penting ke kurang penting. Dengan begitu, Anda bisa menghemat energi untuk mengerjakan hal yang lain.

 

#2 Bicara dengan Atasan

Silakan ungkapan keluhan Anda ke atasan dengan bahasa yang tegas tapi sopan. Jika penyebabnya adalah atasan, silakan konsultasikan dengan HRD. Mereka mungkin akan memberi solusi, misal memindahkan ke tim baru.

 

#3 Mengurangi Ekspektasi

Silakan atur pikiran agar realistis. Jangan terlalu menekan diri sendiri untuk bekerja lebih keras.

 

#4 Bercerita

Selanjutnya ceritakan apa yang kamu alami ke orang yang dipercaya. Membicarakan masalah ke orang lain akan menurunkan stres.

Jika tidak punya orang terpercaya, kamu bisa mengetik pesan ke dirimu sendiri atau merekam suara yang berisi curhatan.

 

#5 Jaga Keseimbangan Hidup

Work life balance sangat penting untuk menjaga pikiran tetap sehat. Saat pulang dari kantor, Anda bisa matikan semua akses terhadap pekerjaan.

Anda bisa melakukannya dengan mengaktifkan mode “Jangan Ganggu” dan hanya mengizinkan kontak tertentu untuk tampil di notifikasi. Jangan lupa, segarkan diri Anda di akhir pekan.

 

#6 Mengubah Gaya Hidup

Terakhir, saatnya ubah gaya hidup, misal lebih rutin olahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan tidur cukup. Hal-hal tersebut akan meningkatkan kesehatan dan menekan stres.

 

Cara Mencegah Burnout

Agar tidak terserang burnout, berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

 

#1 Olahraga

Olahraga terbukti bisa meningkatkan kesehatan fisik. tidak harus di pusat kebugaran, Anda bisa memulainya dengan bersepeda jogging di sekitar kompleks.

 

#2 Mengonsumsi Makanan Sehat

Selanjutnya, silakan konsumsi makanan sehat, terutama yang mengandung omega 3, misalnya biji rami, kenari, dan ikan. Zat ini membantu memperbaiki suasana hati.

 

#3 Tidur Cukup

Cara selanjutnya untuk mencegah burnout adalah tidur cukup. Orang dewasa butuh tidur malam selama 7 – 9 jam per malam.

 

#4 Meminta Bantuan

Jika merasa tidak mampu menangani potensi burnout, tidak ada salahnya meminta bantuan. Seseorang bisa menghubungi orang terdekat atau terapis.

 

Tidak Apa-apa Merasa Tidak Baik-baik Saja

Burnout adalah kondisi yang sering terjadi pada pekerja. Saat mengalaminya, lebih baik seseorang melakukan tindakan tegas, termasuk menghubungi psikolog atau psikiater jika perlu.

Sementara, jika permasalahan yang menambah beban pikiranmu terkait dengan keuangan. Maka, Sobat Finansialku jangan ragu untuk diskusikan bersama ahlinya, Perencana Keuangan Finansialku.

Hubungi melalui Aplikasi Finansialku atau buat janji via WhatsApp dengan cara klik banner di bawah ini, ya.

Banner Konsul Atur Keuangan

 

Sekian pembahasan tentang Burnout. Yuk share informasinya ke rekan Anda agar mereka terhindar dari kondisi ini. Terima kasih!

 

Editor: Omri Cristian

Sumber Referensi:

  • Alifia Seftin Oktriwina. 27 Oktober 2022. Burnout: Apa Itu, Tanda-Tanda, Fase, dan Cara Mengatasinya. Glints.com – https://bit.ly/41Nooci
  • Fadhli Rixal Makarim. 25 November 2022. Ini 5 Ciri-Ciri Burnout dan Cara Sederhana Mengatasinya. Halodoc.com – https://bit.ly/3KY4xBj
  • Mahardini Nur Afifah. 28 Juni 2021. Apa itu Burnout, Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Menghindarinya. Health.kompas.com – https://bit.ly/3L4mDle
  • Meva Nareza. 07 Desember 2020. Ciri-Ciri Burnout dan Cara Mengatasinya. Alodokter.com – https://bit.ly/3JiFTtK
  • Nuril Hidayah. 10 Juni 2022. Burnout: Pengertian, Ciri-ciri, Fase, Penyebab, dan Cara Mengatasinya. Mekari.com – https://bit.ly/3mADH7S
  • Rizal Fadli, 16 Desember 2020. 4 Tips Mencegah Sindrom Burnout Saat Bekerja. Halodoc.com – https://bit.ly/3muYLgh
  • Yenni Ratna Pratiwi. 27 Desember 2020. Burn Out dalam Bekerja dan Upaya Mengatasinya. Djkn.kemenkeu.go.id – https://bit.ly/3JlcvmU