Seberapa penting sih mengelola gaji bulanan? Jika Anda adalah karyawan yang bertumpu pada gaji semata dalam memenuhi kebutuhan hidup, maka mengatur gaji adalah vital.
Pasalnya, jika Anda tidak sadar akan pentingnya pengelolaan gaji, maka sangat mungkin gaji Anda akan habis untuk tujuan yang tidak terarah. Yuk simak artikel berikut selengkapnya.
Rubrik Finansialku
Cara Mengelola Gaji Bulanan
Bagi Anda yang masih single, godaan untuk berperilaku over konsumtif relatif besar. Jika Anda terjebak ke dalam gaya hidup over konsumtif, pasti kesehatan finansial Anda akan terganggu, dan bukan tidak mungkin akan terjadi keruntuhan finansial, cepat atau lambat.
Apakah Anda mau dibayang-bayangi dengan kesulitan ekonomi di masa depan? Tidak, kan?
Oleh karena itu, jika Anda ingin mengunci kesejahteraan finansial di masa mendatang, pastikan Anda menerapkan cara mengelola gaji bulanan yang sehat berikut ini:
#1 Menggunakan Skala Prioritas
Apa sih yang dimaksud dengan skala prioritas? Jadi, skala prioritas adalah suatu ukuran yang disusun berdasarkan tingkat kebutuhan: dimulai dari tingkat kebutuhan yang paling utama (tidak dapat ditunda) sampai tingkat kebutuhan yang dapat ditunda pemenuhannya.
Kenapa memahami skala prioritas begitu penting? Ya, skala prioritas merupakan gambaran besar dari suatu perencanaan karena dari sinilah nantinya dapat ditarik subbagian perencanaan yang lebih detail.
[Baca Juga: Bagaimana Cara Memprioritaskan Dana Darurat Agar Hidup Aman?]
Nah, di sini, skala prioritas kebutuhan penulis terbagi menjadi dua unsur: kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Yang dimaksud dengan kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok yang (a) wajib dipenuhi dan (b) bijaksana jika dilakukan.
Jika dijabarkan satu per satu, maka daftar kebutuhan primer pasti relatif banyak. Oleh karena itu, penulis menggolongkan kebutuhan primer ke dalam tiga poin utama, yaitu
- Sandang, pangan, dan papan (SPP);
- Tabungan (untuk pendidikan, kesehatan, keluarga, dan pekerjaan/bisnis); dan
- Kebaikan (infak, sedekah, dan kegiatan sosial).
Lalu, apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder? Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang dapat ditunda pemenuhannya. Misalnya pembelian kendaraan, perangkat elektronik, furnitur rumah; biaya hiburan, olahraga, rekreasi; dan lain sebagainya.
Dari dua unsur kebutuhan tersebut, tingkatan skala prioritas dimulai dari kebutuhan primer, selanjutnya kebutuhan sekunder. Dengan kata lain, kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang lebih diprioritaskan dari kebutuhan sekunder.
Anda juga bisa tonton video tips bagaimana mengatur prioritas pengeluaran melalui channel Youtube Finansialku berikut:
#2 Menentukan Persentase Anggaran Kebutuhan
Ada dua unsur kebutuhan yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Nah, selanjutnya, Anda dapat menentukan: dari total pendapatan (gaji) per bulan, berapa persen anggaran untuk kebutuhan primer dan untuk kebutuhan sekunder.
Dalam menentukan persentase, sebenarnya ini sangat fleksibel, tergantung kesanggupan dan kemauan Anda.
Namun, semakin besar persentase anggaran untuk kebutuhan primer, maka semakin baik. Misalnya, 70% dari gaji Anda dialokasikan untuk kebutuhan primer, sisanya 30% untuk kebutuhan sekunder.
Kalau rasanya masih berat, Anda bisa menganggarkan 60% dari gaji untuk kebutuhan primer dan 40% untuk kebutuhan sekunder. Intinya, pastikan persentase anggaran untuk kebutuhan primer lebih besar dari kebutuhan sekunder.
#3 Meninggalkan Kebiasaan Over Konsumtif
Inilah salah satu cara ampuh mengelola gaji bulanan yang baik untuk kesehatan keuangan Anda yaitu dengan meninggalkan gaya hidup over konsumtif. Apa contohnya? Misalnya hura-hura, kredit yang berlebihan, termasuk merokok!
Bagi seorang hedonis, memang butuh waktu untuk meninggalkan kebiasaan tersebut, dan juga terkesan sulit. Meskipun begitu, bukan berarti budaya over konsumtif tidak bisa dihilangkan, asalkan ada keinginan besar untuk meninggalkannya.
[Baca Juga: Milenial Terlilit Utang? Hindari Perilaku Konsumtif dan Bijak Menggunakan Media Sosial]
Jika dilihat dari sudut psikologis, maka ada dua cara terbaik yang dianggap ampuh untuk meninggalkan gaya hidup konsumtif, yaitu:
- Menyadari bahaya hidup konsumtif;
- Memahami pentingnya memiliki tujuan keuangan yang jelas dan terarah.
Dua cara di atas dapat Anda coba sebagai bagian ikhtiar untuk menjauhi budaya over konsumtif.
#4 Memanfaatkan Produk Substitusi yang Lebih Ekonomis
Apa itu produk atau barang substitusi? Jadi, barang substitusi adalah barang pemuas kebutuhan yang menurut fungsi dan kegunaannya dapat saling menggantikan secara sempurna.
Banyak sekali sebenarnya produk substitusi yang bisa Anda manfaatkan dan pastinya memiliki harga yang lebih ekonomis, baik dalam jenis produk fast moving consumer goods (FMCG) maupun produk yang bukan FMCG.
#5 Konsisten
Konsisten dapat diartikan sebagai sikap untuk melakukan sesuatu secara berkelanjutan (tetap). Inilah sikap yang dianggap paling sulit dipertahankan dan tidak sedikit orang yang gagal karena terkena virus inkonsistensi.
Sebenarnya, menanamkan sikap konsisten di dalam diri tidak akan sulit, asalkan dari awal Anda sudah memiliki niat dan tekad yang kuat terhadap sesuatu. Godaan-godaan pasti ada, di sinilah komitmen Anda diuji.
Masih Muda, Ayo Jaga Kesehatan Finansial
Well, itulah lima poin penting sebagai satu keutuhan dari cara mengelola gaji bulanan yang sehat. Ingatlah bahwa Anda masih muda, dan Anda masih memiliki hari-hari yang panjang.
Selain menjaga kesehatan jasmani dan rohani, Anda juga perlu menjaga kesehatan finansial sejak dini, sehingga Anda bisa terhindar dari “kanker finansial” di masa depan. Bukankah sehat itu mahal?
Anda juga bisa membaca ebook dari Finansialku di bawah ini secara GRATIS, agar tujuan keuangan Anda bisa tercapai sesuai rencana. Selamat membaca..
Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an
Jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat Anda ya. Semoga bermanfaat, terima kasih
Sumber Gambar:
- Mengelola Gaji Bulanan – http://bit.ly/30ocQM4
Artikel ini dibuat oleh:
Alfatur Devaki, seorang founder dari edusaham.com yang saat ini sedang menekuni dunia digital marketing. Dalam karir profesional, dia pernah bekerja sebagai Financial Controller dan saat ini bekerja sebagai Internal Auditor. Dia akan sangat senang jika diajak diskusi tentang sepakbola dan musik, apalagi ditemani dengan suguhan kopi hangat.
Langkah-langkah yang dipaparkan sudah sangat jelas. Semoga kita bisa melaksanakannya demi masa depan millenials yang cerah!