Fenomena cost push inflation bisa terjadi di mana pun, termasuk Indonesia. Kondisi ini merupakan lampu merah perekonomian lantaran merugikan banyak pihak.
Yuk, simak penjelasan Finansialku mengenai jenis inflasi tersebut di bawah ini!
Summary:
- Cost push inflation adalah jenis inflasi yang paling rawan terjadi di suatu negara.
- Devaluasi mata uang dan upah yang tinggi menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi yang satu ini.
Pengertian Cost Push Inflation
Cost push inflation adalah salah satu hambatan ekonomi yang sangat mungkin terjadi. Anda mungkin pernah mengalaminya ketika harga seluruh produk kebutuhan melonjak tajam akibat sejumlah faktor.
Saat ini, ada tiga jenis inflasi yang dikenal dalam dunia ekonomi, yakni demand pull inflation, cost push inflation¸dan mixed pull inflation.
Dari ketiganya, cost push inflation adalah kondisi yang paling rawan terjadi. Sebab, jenis inflasi tersebut ditandai dengan menurunnya nilai mata uang di sebuah negara.
Biasanya, inflasi jenis ini dipengaruhi oleh naiknya biaya produksi yang berakibat pada melonjaknya harga produk. Sehingga membuat masyarakat terjepit yang membuat mereka butuh barang tertentu dalam keseharian.
Di sisi lain, harganya tidak masuk akal sehingga kebutuhan lain bisa jadi tidak terpenuhi. Dengan kata lain, inflasi cost push terjadi ketika proses produksi dalam dunia ekonomi sedikit.
Akibatnya, perputaran uang tidak stabil. Dari sana, ahli mengindikasikan inflasi jenis ini sebagai lampu merah perekonomian.
[Baca Juga: Inflasi – Definisi, Jenis, dan Contohnya]
Penyebab Adanya Cost Push Inflation
Cost push inflation adalah kondisi yang terjadi karena beberapa faktor, antara lain:
#1 Devaluasi Mata Uang
Devaluasi atau penurunan nilai mata uang adalah salah satu penyebab inflasi cost push. Hal ini terjadi lantaran uang domestik memiliki nilai tukar rendah dibanding valuta asing, seperti dolar Amerika.
Devaluasi mata uang bisa diatasi melalui kebijakan pemerintah dan lembaga keuangan negara. Dua stakeholder tersebut harus menyusun strategi krisis agar bencana ekonomi tidak merambah ke bidang lain.
#2 Biaya Upah Tinggi
Upah tenaga kerja yang tinggi juga berpengaruh terhadap fenomena inflasi cost push. Hal ini terjadi saat biaya upah karyawan lebih banyak dibanding produktivitas dan hasil produk perusahaan.
Dampaknya, keuntungan perusahaan lebih kecil daripada seharusnya. Jalan keluarnya, perusahaan harus menyesuaikan gaji pekerja dengan produktivitasnya.
#3 Kenaikan Bahan Baku Produksi
Penyebab cost push inflation berikutnya adalah kenaikan bahan baku produksi.
Untuk menutup biaya yang tinggi, perusahaan menaikkan harga produknya. Kondisi ini bisa terjadi ketika bahan baku sulit didapat.
[Baca Juga: Inflasi Februari 2023 Capai 5,47%, Ini Saran Perencana Keuangan!]
#4 Penurunan Proses Produksi dan Distribusi
Jumlah produksi yang kecil akan berpengaruh terhadap harga produk tersebut di pasaran. Sesuai dengan hukum ekonomi, jika permintaan tinggi sementara penawaran rendah, maka harga barang mengalami kenaikan.
Selain itu, proses distribusi yang terhambat juga menyebabkan inflasi cost push. Fenomena ini biasanya terjadi di daerah terpencil, jauh, dan sulit dijangkau.
#5 Kenaikan Tarif Pajak
Tarif pajak yang tinggi memang berdampak bagi negara. Tapi, di sisi lain, pengusaha harus menyesuaikan beberapa pos keuangan, salah satunya harga produk.
Contohnya ketika pemerintah menaikkan pajak bea rokok. Kebijakan ini berdampak pada kenaikan harga jual produk tersebut di pasaran.
Imbasnya, konsumen harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membelinya.
Contoh Cost Push Inflation
Fenomena cost push inflation pernah terjadi di Indonesia. Pada 2015, ekonomi RI pernah turun hingga 0,50% akibat krisis global dan fluktuasi harga pangan akibat hasil panen yang cenderung gagal.
Gubernur Bank Indonesia saat itu, Agus DW Martowardojo, bahkan mengatakan bahwa tahun 2015 adalah ujian untuk perekonomian Indonesia.
Dilansir dari Info Bank News gelombang inflasi terjadi pada Mei 2015 dan merupakan yang tertinggi sejak Mei 2008.
Ketua BPS saat itu mencatat bahwa penyebab kondisi ini adalah volatilitas harga pangan akibat perubahan iklim dan cuaca.
Cost push inflation 2015 yang dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menjadi penghalang ekonomi RI.
Saat itu, pertumbuhan ekonomi RI (triwulan pertama), turun 1,67% dibanding tahun 2010. Selama periode 2014 dan 2015, neraca pembayaran Indonesia kerap negatif. Hal ini karena tingginya nilai impor daripada ekspor.
Bahkan, sebelum periode ini, nilai ekspor terus menyusut sehingga berdampak pada ekonomi secara keseluruhan.
Merespons penurunan ekonomi, Presiden Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi. Langkah tersebut dianggap tepat untuk mengurangi beban APBN.
Cara Mengantisipasi Cost Push Inflation
Ada beberapa cara yang bisa Anda tempuh untuk mengantisipasi cost push inflation, antara lain:
#1 Fokus pada Efisiensi dan Produktivitas
Cara pertama untuk mengantisipasi jenis inflasi tersebut adalah efisiensi dan fokus pada produktivitas.
Pemerintah akan menaikkan standar upah berkala agar daya beli masyarakat meningkat.
Di sisi lain, Anda perlu menekan kebutuhan dan fokus mengembangkan potensi menjadi keuntungan. Misalnya, mulai berbisnis digital, membuka jasa konsultasi mode, dan sebagainya.
#2 Otomatisasi
Langkah berikutnya adalah otomatisasi keuangan. Cara ini akan membantu mengalokasikan dana untuk kebutuhan primer.
Misalnya, Anda menggunakan autodebet untuk tabungan pendidikan anak, pembayaran gaji karyawan, atau pembukuan dasar.
#3 Fokus di Arus Kas
Jika Anda punya bisnis, silakan fokus ke arus kas ketika terjadi cost push inflation. Pasalnya, banyak pengusaha mengabaikan pembayaran dan penagihan saat bisnis turun.
Pastikan Anda memiliki semua bukti pembayaran tagihan. Kemudian, lihat laporan keuangan perusahaan untuk mengidentifikasi pembayaran. Silakan tindak lanjuti invoice agar bisnis Anda tetap berdiri.
#4 Menyimpan Aset untuk Berjaga-jaga di Masa Sulit
Terakhir, silahkan simpan persediaan untuk berjaga-jaga di masa sulit, seperti saat terjadi inflasi cost push.
Hal ini perlu Anda lakukan mengingat tidak selalu bisa mengidentifikasi gejala inflasi.
Aset seperti bahan baku dan modal akan berguna saat harga komoditas naik. Ingatlah untuk tetap hati-hati saat membeli cadangan aset agar tidak salah langkah.
Rencanakan Keuangan Anda Sekarang Juga
Fenomena cost push inflation bisa terjadi kapan pun. Karenanya, penting bagi Anda untuk membuat perencanaan keuangan yang matang agar kebutuhan di masa mendatang tetap bisa terpenuhi.
Anda bisa membuat janji temu dengan Perencana Keuangan Finansialku untuk konsultasi dan menemukan startegi pengelolaan keuangan yang tepat.
Silakan hubungi Customer Advisory Finansialku untuk informasi lebih lanjut di nomor WhatsApp 0851 5866 2940.
Sekian pembahasan tentang cost push inflation. Apakah Anda punya pertanyaan mengenai topik ini? Silakan ajukan pertanyaan di kolom komentar di bawah ini, ya.
Jangan lupa juga bagikan artikel ini ke platform sosial yang tersedia, ya! Terima kasih.Â
Editor: Omri Cristian
Sumber Referensi:
- Admin. 10 Februari 2022. Cost Push Inflation: Pengertian, Faktor Penyebab dan Contoh. Ocbcnisp.com – https://bit.ly/3NJP4pD
- Apriyani. 07 Agustus 2015. Cost Push Inflation, Perekonomian Masuk Zona Merah. Infobanknews.com – https://bit.ly/41jaLAk
- Hani Hastiti. 04 Januari 2023. Kenali Pengertian Cost Push Inflation, Penyebab, dan Contohnya. Tanamduit.com – https://bit.ly/42aocDM
- Rhea Febriani. 09 Mei 2022. Ketahui 4 Cara Mengatasi Inflasi agar Bisnis Tetap Lancar. Store.sirclo.com – https://bit.ly/3phbMvm
Leave A Comment