Sebagai investor saham, tentu penting untuk mengetahui apa itu Book Value. Tak hanya itu, Anda juga perlu ketahui cara menghitungnya agar saham Anda bisa optimal. 

Yuk, simak artikel ini dengan saksama hingga selesai.

 

Summary:

  • Nilai Buku sering digunakan oleh investor saham untuk membandingkan harga saham sehingga mempengaruhi penilaian investor atau analis atas harga sebuah saham.
  • Nilai Buku dalam perusahaan disebut juga dengan ekuitas atau kekayaan bersih perusahaan.

 

Definisi Book Value

Book Value atau Nilai Buku adalah nilai sebuah aset atau kelompok aset setelah dikurangi dengan sejumlah penyusutan nilai yang menjadi beban selama umur penggunaan aset tersebut.

Nilai buku suatu aset dalam periode tertentu bisa berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Hal ini terjadi karena nilai buku suatu aset terpengaruhi oleh metode penyusutan yang perusahaan tersebut gunakan. 

Apabila suatu perusahaan menggunakan metode penyusutan aset dengan metode garis lurus, tentu saja berbeda dengan perusahaan yang menggunakan metode saldo menurun dalam nilai buku periode berjalan sebelum akhir masa manfaat aktiva tersebut.

Meskipun pada awal periode nilai aktiva tersebut sama.

Book Value adalah perhitungan mengenai nilai sebuah aset, yang bila dalam konteks perusahaan, adalah nilai aset bersih dari perusahaan tersebut.

Para investor pun sering kali menggunakan Book Value untuk membandingkan harga sahamnya sehingga mempengaruhi penilaian investor atau analis atas harga sebuah saham.

Dalam hal ini, rasio yang biasa kita gunakan adalah Price to Book Value (PBV).

PBV sendiri memang merupakan salah satu indikator utama untuk melihat apakah suatu saham mahal atau tidak.

Namun, penggunaan PBV harus beriringan dengan indikator lainnya juga seperti PER dan PEG ratio untuk memperkuat analisis dalam menentukan nilai wajar saham tersebut.

[Baca Juga: Cara Investasi Saham yang Aman untuk Pemula, Berpotensi Untung!]

 

Menghitung Book Value Sebuah Aset

Untuk memahami penerapan perhitungan nilai buku terhadap sebuah aset, mari kita ambil sebuah contoh berikut ini:

PT Maju Sukses Bersama adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha di bidang distribusi obat-obatan.

Perusahaan ini memiliki aset berupa mobil box sebanyak 3 (tiga) mobil yang mereka beli pada tanggal 2 Januari 2019 seharga Rp600.000.000 (enam ratus juta rupiah). 

Dalam menghitung asetnya, PT Maju Sukses Bersama menggunakan metode penyusutan Metode Garis Lurus dalam menghitung besarnya penyusutan dengan masa manfaat mobil box terhitung selama 8 (delapan) tahun.

Maka penyusutan nilai 3 mobil box tersebut adalah:

Total Harga Beli : Jumlah Tahun yang kita tentukan = Penyusutan per Tahun

Rp600.000.000 : 8 tahun = Rp75.000.000

 

Sehingga penyusutan mobil box tiap tahun adalah sebesar Rp75.000.000.

Dalam pencatatannya pun, misalnya pada laporan keuangan per 31 Desember 2022 (setelah 3 tahun), akumulasi penyusutan mobil box tersebut adalah:

Jumlah Tahun x Penyusutan per Tahun = Akumulasi Penyusutan

3 Tahun x Rp75.000.000 = Rp225.000.000

 

Sehingga akumulasi penyusutan mobil box tersebut sebesar Rp225.000.000.

Setelah ada penyusutan tersebut, maka berapakah nilai buku dari aset mobil box yang terlapor dalam laporan keuangan per 31 Desember 2022?

Total Harga Beli – Akumulasi Penyusutan = Nilai Buku

Rp 600.000.000 – Rp 225.000.000 = Rp 375.000.000

 

Maka, nilai buku mobil box milik PT Maju Sukses Bersama per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 375.000.000.

 

Book Value dalam Konteks Sebuah Perusahaan

Book Value atau Nilai buku juga berarti Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) dari perusahaan.

Hitungannya kita dapatkan dari total aset dikurangi aset tidak berwujud (patent, goodwill) dan kewajiban.

Pengertian book value atau nilai buku dalam konteks analisis fundamental adalah selisih antara jumlah aset perusahaan dikurangi dengan berbagai liabilitas/utangnya.

Nilai buku dalam konteks perusahaan, juga kita kenal dengan sebutan ekuitas, di mana ekuitas dalam pengertian akuntansi juga berarti kekayaan bersih sebuah perusahaan atau sisa kepemilikan atas aset perusahaan yang telah dikurangi seluruh kewajibannya.

Metode untuk menentukan besarnya nilai ekuitas dalam laporan keuangan pun bervariasi sesuai bentuk usaha perusahaan.

Untuk perusahaan perorangan, ekuitas dilaporkan pada sebuah perkiraan modal tunggal.

Sementara dalam sebuah perusahaan perseroan terbatas (PT), selisih antara aset dan liabilitas kita sebut ekuitas pemegang saham (stakeholder’s equity).

Berikut contoh laporan keuangan dari PT Bank CIMB Niaga Tbk.

contoh laporan keuangan dari PT Bank CIMB Niaga Tbk

Laporan Keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Sumber: CIMB

 

Dari gambar tersebut diketahui bahwa Nilai Ekuitas adalah Aset (Aktiva) dikurangi dengan Liabilitas (Pasiva).

Nilai Ekuitas itulah yang juga sering disebut sebagai Nilai Buku (Book Value), atau Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value).

[Baca Juga: Saham Preferen: Jenis, Contoh, dan Perbedaannya dengan Saham Biasa]

 

Book Value Per Share

Book Value Per Share (BVPS) atau Nilai Buku per Lembar Saham adalah nilai dari ekuitas dibagi jumlah lembar saham yang beredar.Bisa juga kita katakan dengan nilai ekuitas per saham.

Secara teori, ini adalah nilai yang akan pemilik saham dapatkan bila perusahaan bangkrut dan terlikuidasi.

Jadi, nilai book value sangat berarti untuk melihat imbal hasil dari investasi.

Mengambil contoh laporan keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk, bank tersebut memiliki lembar saham beredar sebanyak 24.880.290.700 lembar saham, atau hampir sebanyak Rp25 miliar lembar saham.

Jika kita ketahui jumlah Ekuitas per Februari 2017, senilai Rp34.315.482.000.000 atau sebesar Rp34,3 triliun, maka perhitungan nilai buku per lembar saham PT Bank CIMB Niaga Tbk. adalah:

 Nilai Buku per Lembar Saham = Ekuitas : Jumlah Lembar Saham

Nilai Buku per Lembar Saham = Rp34.315.482.000.000 : 24.880.290.700

= Rp1.379,22 per lembar saham

 

Maka, nilai buku PT Bank CIMB Niaga Tbk per lembar sahamnya adalah sebesar Rp1.379,22 per lembar saham.

 

Menggunakan Book Value dalam Menganalisis Saham

Informasi mengenai nilai Book Value per lembar saham ini juga sering kali kita pakai dalam menganalisis harga sebuah saham.

Ada sebuah rasio yang biasa para investor dan analis gunakan dalam membandingkan harga sebuah saham dengan ekuitasnya, yaitu Rasio Harga Pasar per Nilai Buku (H/NB) atau lebih kita kenal dengan sebutan Price to Book Value (PBV).

Rasio ini berasal membagi harga saham yang ada di pasar saham dengan nilai book value per lembar saham tersebut. Rasio ini juga kita gunakan untuk memperkirakan nilai wajar saham.

Saham yang memiliki rasio PBV yang besar bisa kita katakan memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah (undervalue).

Mengambil contoh dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, bank tersebut adalah perusahaan terbuka yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia dan memiliki ticker code BNGA.

Saham BNGA pasar perdagangkan seharga Rp1.075 pada penutupan perdagangan per 5 April 2017.

Jika kita ketahui Book Value per Share BNGA sejumlah Rp1.379,22 per lembar saham, maka perhitungan PBV dari saham BNGA adalah:

Nilai Buku per Lembar Saham = Harga Saham : Nilai Buku per Lembar Saham

Nilai Buku per Lembar Saham = Rp 1.075 : Rp 1.379,22 = 0,78

 

Maka rasio PBV dari saham BNGA adalah sebesar 0,78x, di mana hal ini berarti saham BNGA di pasar perdagangan hanya senilai 0,78x dari nilai bukunya.

Nah, Anda bisa coba analisis sendiri saham-saham yang Anda beli, apakah sudah ideal?

Jika Anda bingung dan membutuhkan ahli untuk me-review portofolio Anda, yuk hubungi Perencana Keuangan Finansialku di nomor 0851 5866 2940 untuk lakukan diskusi seputar investasi yang Anda jalankan.

Klik banner ini untuk info lebih lanjut.

konsul- INVESTASI Q3 23

 

Menganalisis Perbedaan Harga Saham dan Book Value-nya

Seringkali kita temui di pasar bahwa terdapat saham-saham yang memiliki PBV yang besar.

Itu karena penerapan sistem akuntansi yang tidak memberikan nilai kepada aset tidak berwujud seperti brand dan prospek dari suatu perusahaan.

Oleh karena itu, banyak perusahaan yang memiliki PBV jauh di atas 1 dan bisa mencapai puluhan dan hal itu wajar jika kita lihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan brand-nya yang sudah terkenal.

Di lain pihak, nilai PBV di bawah 1,0 bisa mengindikasikan perusahaan memiliki prospek yang suram.

Itulah alasan terdapat perbedaan yang jauh antara nilai pasar dan nilai ekuitas itu sendiri.

Pada dasarnya bila Anda membeli suatu saham yang rasio PBV-nya kurang dari 1,0, maka Anda sebetulnya dalam keadaan yang menguntungkan ketika membelinya.

Kenapa? Karena Anda membeli saham perusahaan yang nilai ekuitasnya lebih besar daripada yang Anda bayarkan per lembarnya, yang juga berarti Anda mendapatkan diskon dari nilai nyatanya.

Namun tidak semua saham yang memiliki PBV yang di bawah 1,0 adalah saham yang undervalue.

Bisa saja saham tersebut memang memiliki PBV yang rendah karena perusahaan itu merugi sehingga pada tahun-tahun kemudian nilai book value-nya pun akan menurun.

Bila terdapat kejadian yang seperti ini maka wajar jika perusahaan tersebut memiliki PBV yang rendah.

Sebaliknya, saham yang memiliki PBV yang tinggi juga bisa tidak mengindikasikan bahwa sahamnya overvalue karena bisa saja perusahaan tersebut memiliki prospek dan kinerja yang bagus, serta laba yang cemerlang.

Sehingga dari itu semua membuat harga sahamnya memiliki valuasi yang premium daripada saham yang memiliki PBV yang lebih rendah.

 

Rahasia Jadi Investor Saham Ulung

Menjadi investor saham ulung tentu bukan hanya menjadi impian Anda sendiri. Tapi semua investor pemula di belahan dunia.

Untuk menggapai impian Anda menjadi investor saham ulung memang perlu mengerjakan langkah-langkah yang tidak mudah.

Oleh karena itu, Finansialku ingin memberikan kemudahan bagi Anda untuk satu langkah berada di depan investor lain melalui e-book Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan Di Saham panduan yang bisa Anda unduh GRATIS

Lalu, jika Anda ingin mendapatkan update informasi dan kegiatan seputar investasi saham untuk meningkatkan kegiatan berinvestasi Anda, yuk isi form ini.

1 Step 1
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

 

Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Bagikan artikel ini kepada teman-teman Anda, agar mereka juga tahu lebih lengkap mengenai book value. Berikan komentar dan pendapat Anda pada kolom di bawah ini, terima kasih.

 

Editor: Ratna Sri Haryati

Sumber Referensi:

  • Aulia Ari. 28 Juni 2013. Nilai Buku atau Book Value. https://goo.gl/eRCFbl
  • Guntur Herlambang. 16 Mei 2016. Pengertian Price to Book Value Ratio (PBV). Stockdansaham.com – https://goo.gl/aVRJRp
  • Materi Akuntansi. 11 Januari 2015. Pengertian Liabilitas dan Ekuitas. Materiakuntansi.com – https://goo.gl/8RiYek
  • Wibowo Pajak. 8 Oktober 2016. Pengertian/Definisi Nilai Buku (Book Value). https://goo.gl/tQqbjT

Sumber Gambar:

  • Cover – https://shorturl.at/qsCMO