Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset dalam bentuk keuangan atau barang, dapat disebut bisnis penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset baru.

Ketahui lebih dalam definisi hingga dampak dari divestasi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan melalui artikel berikut ini. Selamat membaca!

 

Menurut Para Ahli, Divestasi Adalah…

Beberapa pengertian dari para ahli adalah sebagai berikut:

 

Benson et al. (1984)

Benson mengkategorikan divestasi sebagai sell-off dan spin-off.

Sell-off adalah menjual sebagian aset dari perusahaan induk, seperti anak perusahaan, divisi, atau lini produk kepada perusahaan lain.

Sedangkan spin-off adalah keadaan yang terjadi ketika sebuah perusahaan mendistribusikan seluruh saham biasa yang dimiliki pada sebuah anak cabang yang dikuasainya untuk shareholder aslinya.

 

Rosenfeld (1984)

Ahli ekonomi ini mendefinisikan divestasi sebagai sebuah langkah perubahan portofolio aset perusahaan dengan cara melakukan sell-offs ataupun spin-offs aset yang sudah tidak diinginkan lagi atau dirasa sudah tidak bermanfaat lagi.

Belajar Trading Dengan Aplikasi Trading Forex Terbaru Untuk Pemula 00 - Finansialku

[Baca Juga: TERBUKTI, 8 Cara Hidup Sukses di Usia Muda, Apakah Kamu Sudah Mulai Melakukannya?]

 

Linn & Rozeft (1984)

Ia mendefinisikan sell-off sebagai penjualan sub bagian, divisi, atau lini bisnis oleh suatu perusahaan ke perusahaan lain. Sell-off merupakan bentuk sederhana dari divestiture, proses yang merupakan kontraksi bagi perusahaan yang menjual namun menjadi alat untuk ekspansi bagi perusahaan yang membelinya.

 

Sudarsanam (1995)

Ia menyatakan bahwa divestasi merupakan kebalikan dari pertumbuhan sebagai akibat akuisisi dengan cara menjual sebagian bisnisnya untuk alasan yang berbeda-beda.

 

Moin (2004)

Ia menyatakan bahwa divestasi adalah menjual sebagian unit bisnis atau anak perusahaan kepada pihak lain untuk mendapatkan dana segar dalam rangka menyehatkan perusahaan secara keseluruhan.

 

Sederhananya, Definisi Divestasi Adalah…

Divestasi dikenal sebagai salah satu istilah yang biasa digunakan dalam bidang ekonomi dan keuangan.

Menurut Wikipedia, divestasi adalah pengurangan jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang dari bisnis yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Divestasi adalah kebalikan dari investasi. Investasi terjadi ketika sebuah perusahaan membeli sejumlah aset yang diharapkan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang.

Sementara itu, divestasi adalah pengurangan jenis aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Divestasi Adalah 2 Finansialku

[Baca Juga: Mau Jadi Orang Sukses? 13 Cara Ini Membuat Anda Mengalami Peningkatan Hidup]

 

Melalui definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa divestasi memiliki konotasi yang cenderung negatif karena divestasi adalah kegiatan mengurangi jenis aset.

Sebagai contoh, Pak Tanu memiliki sebidang tanah kavling sebesar 1 hektar yang ia iklankan untuk dijual.

Tanpa mengetahui apa alasan ia menjualnya, kita tentu akan memiliki asumsi bahwa Pak Tanu sedang mengalami kesulitan finansial yang membuatnya menjual salah satu asetnya berupa tanah kavling.

 

Motif Divestasi Adalah…

Seseorang atau sebuah perusahaan yang melakukan divestasi tentu memiliki motif. Motif dalam melakukan divestasi antara lain sebagai berikut:

 

Motif #1

Seseorang atau sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis atau aset yang bukan merupakan bagian dari wilayah operasional utama sehingga perusahaan dapat fokus pada area bisnis terbaik yang sedang dilakukan.

Misalnya, Eastman Kodak, Ford Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya telah menjual berbagai usaha yang tidak terkait dengan bisnis inti yang sedang mereka jalankan.

 

Motif #2

Seseorang atau sebuah perusahaan melakukan divestasi dengan tujuan untuk membuat keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan dengan cara divestasi, yaitu menjual bisnis.

Di samping itu, harga dari aset tersebut sedang tinggi atau mengalami kenaikan yang cukup signifikan, bahkan melebihi dari harga pasar ketimbang harga aset sebelumnya.

Hal ini membuat sang pemilik aset melakukan divestasi agar mendapatkan keuntungan yang besar.

 

Motif #3

Ketika sebuah aset sudah tidak lagi menguntungkan, bahkan dirasa akan sangat merugikan pada waktu-waktu kemudian, maka sang pemilik melakukan divestasi atau menjual aset agar menghindari kegagalan di masa depan yang lebih besar lagi.

 

Motif Divestasi Menurut Moin (2004)

Menurut Moin (2004), sebuah perusahaan melakukan divestasi karena dipicu beberapa alasan, di antaranya adalah sebagai berikut:

 

#1 Alasan Internal Perusahaan

  • Kembali ke kompetensi inti (core business)
  • Menghindari sinergi yang negatif
  • Melepas bisnis usaha yang nonprofitable (tidak menguntungkan lagi)
  • Kesulitan keuangan (financial distress)
  • Perubahan strategi atau prioritas perusahaan
  • Perusahaan mencari tambahan dana segar untuk keperluan tertentu
  • Melepas unit bisnis untuk berdiri sendiri

 

#2 Alasan Eksternal Perusahaan

Alasan eksternal sebuah perusahaan melakukan divestasi adalah karena adanya paksaan dari pemerintah dan permintaan kreditur.

 

Proses & Metode Divestasi Adalah…

Beberapa perusahaan menggunakan kecanggihan teknologi untuk memfasilitasi proses divestasi yang mereka lakukan di beberapa divisi.

Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi yang akan mereka jual di website resmi mereka, dan dapat dilihat oleh perusahaan lain yang tertarik untuk membeli aset tersebut.

Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah showroom online yang menampilkan divisi yang mereka jual.

Divestasi terjadi dengan berbagai cara, yaitu:

 

#1 Penjualan

Tipe paling umum dari kegiatan divestasi adalah penjualan sebuah divisi, unit bisnis, segmen atau sekelompok aset ke perusahaan lain. Pembeli pada umumnya (namun tidak selalu) membayar tunai.

Beberapa alasan mengapa metode penjualan menjadi salah satu pilihan ketika melakukan divestasi.

  • Penjualan aset adalah pertahanan terhadap pengambilalihan yang tidak bersahabat.
  • Penjualan aset memberikan dana tunai untuk perusahaan yang dilikuidasi.

 

#2 Spin-off

Dalam spin-off perusahaan induk mengubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan membagikan saham entitas tersebut kepada pemegang saham perusahaan induk.

Spin-off berbeda dengan penjualan karena dua alasan berikut ini:

  • Perusahaan induk tidak memperoleh dana tunai dari spin-off.
  • Pemegang saham awal dari divisi yang dipisahkan adalah sama dengan pemegang saham induk.

 

#3 Carve-out

Dengan carve-out, perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan kemudian menjual saham entitas tersebut kepada masyarakat.

Umumnya pemegang saham perusahaan induk mempertahankan kepemilikan mayoritasnya di entitas baru tersebut.

 

#4 Tracking Stock

Perusahaan induk menerbitkan tracking stock untuk “menelusuri” kinerja divisi tertentu dalam perusahaan. Misalnya, jika tracking stock membagikan dividen maka jumlah dividennya akan bergantung pada kinerja divisi.

Divisi yang memiliki tracking stock tetap menjadi bagian dari perusahaan induk meskipun sahamnya diperdagangkan secara terpisah dengan perusahaan induk.

Miliki panduan yang jelas dalam melakukan investasi dengan men-download ebook panduan berinvestasi bagi pemula dari Finansialku berikut ini:

Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

 

Dampak Divestasi Terhadap Kinerja Perusahaan

#1 Perusahaan Menerima Kas Hasil Divestasi (Dampak Jangka Pendek)

Sejumah uang tentu akan diterima oleh perusahaan yang melakukan divestasi aset.

Uang hasil dari penjualan aset tersebut kemudian akan dibukukan ke dalam Laporan Keuangan, di mana dalam Laporan Laba Rugi, penjualan aset biasanya masuk ke dalam pos Penjualan Lainnya (Other Income), sehingga akan meningkatkan Laba Bersih.

Demikian pula, Arus Kas dari Kegiatan Investasi menjadi positif dengan masuknya Kas dari hasil divestasi.

 

#2 Rebalancing Pada Neraca Keuangan

Ketika perusahaan melakukan divestasi lini bisnis usaha, perusahaan juga akan “menyerahkan” sejumlah nilai aset kepada perusahaan yang membeli lini bisnis usahanya tersebut, sehingga aset akan berkurang.

Namun di sisi lain, utang yang dibawa perusahaan juga akan “diserahkan” kepada perusahaan yang melakukan take over, kecuali dinyatakan berbeda dalam kontrak antara kedua belah pihak.

 

#3 Perusahaan Kehilangan Potensi Pendapatan (Dampak Jangka Panjang)

Dampak jangka panjang yang akan dialami perusahaan adalah hilangnya potensi pendapatan di masa depan setelah divestasi, walaupun perusahaan sudah menerima sejumlah uang atas penjualan dan utang perusahaan menjadi berkurang.

Misalnya, EXCL tidak lagi bisa menikmati pendapatan dari sewa tower ke operator lain, AISA tidak lagi bisa menikmati pendapatan dari bisnis beras, ataupun UNVR tidak bisa lagi menikmati pendapatan dari penjualan Blue Band-nya.

 

Pertimbangan Investor Menilik Divestasi

Perhatikan tips berikut ini ketika melihat sebuah perusahaan melakukan divestasi:

 

#1 Lihat Alasan Perusahaan Melakukan Divestasi

Setiap investor tentu perlu mengetahui dan memahami secara mendalam alasan sebuah perusahaan mendivestasikan aset atau lini usaha mereka.

Terutama bagi investor yang akan melirik atau akan membeli perusahaan yang akan didivestasikan tersebut.

Meskipun kebanyakan perusahaan hanya akan menggambarkan langkah divestasi ini dari sisi positifnya, para investor harus mencari tahu apa sisi negatifnya.

Memang hal ini tidak mudah, namun Anda bisa melihatnya dari Annual Report.

Divestasi Adalah 3 Finansialku

[Baca Juga: Mewaspadai 3 Masalah Psikologis yang Dapat Merusak Aktivitas Trading Anda dan Diri Anda]

 

Seiring dengan investor membaca dan mempelajari Annual Report perusahaan, maka akan didapati business sense yang lebih baik.

Sebagai tambahan tips, para investor biasanya akan melihat arus kas dan utang perusahaan.

Jika arus kas operasional perusahaan terus-menerus negatif, dan utang perusahaan semakin besar, maka kemungkinan besar keputusan divestasi adalah karena perusahaan sedang kesulitan keuangan.

Tapi, untuk menyimpulkan hipotesis tersebut, tentu perlu dilakukan studi yang lebih mendalam.

 

#2 Pelajari Kontribusi Bisnis Perusahaan

Hal penting yang perlu dilihat para investor ketika perusahaan melakukan divestasi adalah dampak opportunity loss dari divestasi usaha tersebut.

Pada kasus AISA, kontribusi pendapatan dari lini bisnis beras ternyata lebih dari 60% dari total pendapatan (lini bisnis snack berkontribusi hanya sekitar 40%).

Artinya, apabila AISA benar-benar mendivestasi lini bisnis beras, maka perusahaan akan kehilangan lebih dari 60% dari total pendapatan dari lini bisnis beras.

Sementara dalam kasus UNVR, kontribusi pendapatan dari lini bisnis margarin hanya 1.5%, sehingga bisa dikatakan divestasi bisnis margarin ini tidak signifikan terhadap total pendapatan UNVR.

Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang investor untuk mengetahui kontribusi pendapatan dari perusahaan yang sahamnya sedang dipegang.

 

#3 Lepas Saham Jika Tidak Yakin

Apabila seorang investor tidak yakin atas dampak dari divestasi (terlepas dari apapun alasan perusahaan melakukan divestasi), saran terbaik adalah melepas terlebih dahulu sahamnya, kecuali jika investor yakin bahwa dampak divestasi tidak signifikan.

Seperti sebuah contoh ketika seseorang menjual rumahnya, secara umum terlintas dari pihak calon pembeli bahwa sang penjual rumah berusaha menjual rumahnya karena sedang mengalami kesulitan secara finansial.

 

Alasan tersebut tidak selamanya benar karena bisa saja sang penjual ingin menjual rumah tersebut karena ingin membeli rumah yang lebih besar atau untuk melakukan ekspansi usaha.

Dalam hal ini, biasanya harga sahamnya akan terkoreksi terlebih dahulu sebelum investor kemudian mendapatkan kepastian mengenai dampak dari divestasi dalam jangka yang lebih panjang.

 

Anda dapat membagikan artikel di atas kepada kenalan Anda yang membutuhkan.

Jika Anda mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan pribadi keluarga atau bisnis, Anda dapat menghubungi Konsultan Perencana Keuangan Finansialku yang siap menolong Anda!

 

Sumber Referensi:

  • Admin. Mengenal Investasi, Divestasi, Spekulasi Beserta Jenis, Manfaat Dan Tujuannya. Gurupendidikan.co.id – https://goo.gl/7G5cee
  • Admin. Definisi ‘divestasi’. Artikata.com – https://goo.gl/Siq8A9
  • Rivan Kurniawan. 13 Februari 2018. Memahami Divestasi Bisnis Dan Bagaimana Menghadapinya. Rivankurniawan.com – https://goo.gl/FJp8z8
  • Nur Fadhila Amri. Divestasi. E-akuntansi.com – https://goo.gl/HjCZPL

 

Sumber Gambar:

  • Divestasi – https://goo.gl/9xFxV9
  • Divestasi 2 – https://goo.gl/hiyNwX
  • Divestasi 3 – https://goo.gl/CdCt8z