Ekonomi China kuartal II tumbuh 3,2 persen, meski gelombang pandemi masih belum pasti. Bagaimana dengan ekonomi Indonesia?

Cari tahu informasi selengkapnya di berita Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Ekonomi China Kuartal II Patahkan Prediksi Peneliti

Ekonomi China kuartal II dilaporkan mengalami pertumbuhan. Produk Domestik Bruto di kuartal II berhasil tumbuh sebanyak 3,2 persen.

Pertumbuhan ekonomi China di kuartal II ini berhasil mematahkan prediksi dan ekspektasi para ahli setelah alami kemerosotan di kuartal sebelumnya, sebagaimana dikutip laman cnbc.com, Rabu (15/07).

Dari Reuteurs, para ahli memprediksi kalau pertumbuhan PDB China akan naik tipis sebesar 2,5 persen pada April sampai Juni.

Sebelumnya, ekonomi China sempat alami kontraksi sebesar 6,8 persen pada tiga bulan pertama di 2020 ini.

Saat itu, adalah kontraksi PDB China terendah sejak pertumbuhan ekonomi China secara YoY pada 1992.

Melansir laman kumparan.com, peningkatan kinerja ekonomi China ini dapat terjadi karena Pemerintah China meluncurkan beberapa paket stimulus.

Paket stimulus tersebut berbentuk peningkatan anggaran belanja, hingga restrukturisasi pembiayaan, hingga pemotongan syarat cadangan perbankan.

Peluncuran paket ini juga bekerja lebih maksimal dengan adanya kebangkitan aktivitas manufaktur sejak Juni lalu.

Biro Statistik Nasional China, mengatakan kalau pertumbuhan nasional China pelan-pelan melewati dampak pandemi di pertengahan pertama tahun 2020.

“Pada umumnya, ekonomi nasional China pelan-pelan melewati dampak pandemi di pertengahan pertama tahun 2020, dan memperlihatkan momen pemulihan secara berangsur dan pertumbuhan yang restoratif, yang semakin mewujudkan ketahanan dan vitalitas pembangunannya.” Tulis Biro Statistik Nasional China, dikutip laman cnbc.com, Rabu (15/07).

Industri Fintech P2P Lending di Tiongkok Rontok Lantaran Gagal Bayar 01 Finansialku

[Baca Juga: Parah! Singapura Terjerumus Resesi, Ekonomi Minus 41,2%]

 

Dengan adanya tanda-tanda positif ini, data yang didapatkan dari Biro Statistik Nasional China, mengatakan kalau China mungkin akan menjadi negara pertama yang alami kenaikan ekonomi.

Kemudian disusul oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, yang mana, ketiga negara ini masih kesusahan untuk membuka kembali kegiatan ekonomi akibat pandemi.

Meski begitu, dikutip laman ekonomi.bisnis.com, Kepala Ekonomi China di Macquarie Bank Ltd., Larry Hu, mengatakan hal yang cukup kontras.

Dia mengatakan kalau pendekatan stimulus konservatif hanya menghasilkan pemulihan domestik yang moderat.

Selain itu, kondisi ini juga dikatakannya masih rentan terhadap penurunan permintaan eksternal karena dampak shutdown terhadap aktivitas global.

“Pemulihan pada kuartal kedua kuat, tetapi juga sangat tidak merata, mengingat pemulihan pasokan lebih kuat dari permintaan dan investasi lebih kuat daripada konsumsi.” Katanya.

Dia juga mengatakan, ke depannya nanti, meski momentum pertumbuhan mau tidak mau akan berjalan lambat.

“Ke depannya, meskipun momentum pertumbuhan mau tidak mau akan berjalan lambat, pertumbuhan PDB bisa rebound menjadi sekitar 5 persen pada paruh kedua 2020.” Pungkasnya.

 

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up

 

Apa Kabar Indonesia?

Berbanding terbalik dengan ekonomi China yang alami kenaikan, Presiden Jokowi malah prediksi kalau ekonomi nasional akan terkontraksi sebesar 4,3 persen di kuartal II 2020 ini.

Hal ini dikemukakan oleh Jokowi pada rapat pemberian pengarahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di hadapan para gubernur.

Sebagai informasi tambahan, pada kuartal I lalu, ekonomi Indonesia setidaknya masih bisa alami pertumbuhan sebesar 2,97 persen.

“Beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, minus ke 4,3 (persen). Di kuartal pertama kita masih positif 2,97 persen. Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu, mungkin bisa minus 17 (persen).” Katanya, dikutip laman beritasatu.com, Rabu (15/07).

Sebelumnya, proyeksi ekonomi nasional ini sudah dipaparkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani di kesempatan yang berbeda.

Mengutip laman finance.detik.com, Sri Mulyani mencatat kalau ekonomi nasional pada kuartal II tahun ini berada di level antara -3,5 persen sampai -5,1 persen dengan titik terdalam baru, -4,3 persen.

“Titik poinnya kita ada di minus 4,3 persen jadi lebih dalam dari yang kita sampaikan minus 3,8 persen.” Katanya, dikutip laman yang sama, Rabu (15/07).

Menurutnya, penurunan di kuartal kedua 2020 ini disebabkan oleh beberapa sektor industri yang kinerjanya terkikis cukup dalam.

Seperti sektor perdagangan, pertambangan, manufaktur, hingga sektor transportasi.

“Transportasi itu walaupun sudah ada relaksasi tapi tidak pulih karena orang tidak melakukan travelling, walau terjadi tapi masih kecil sekali. Pertambangan berkontribusi negatif growth cukup dalam di kuartal II.” Jelasnya, dikutip laman yang sama.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi, meminta para Gubernur yang hadir, untuk bisa mengatur anggaran sebaik mungkin selama Indonesia masih dirundung pandemi.

“Saya minta pada para Gubernur, agar rem dan gasnya ini diatur betul. Jangan sampai tidak terkendali. Enggak bisa kita ngegas yang hanya ekonominya saja enggak bisa, ya Covid-19 nya juga nanti malah naik ke mana-mana, enggak bisa. Dua-duanya ini harus betul-betul di gas dan remnya diatur betul, semuanya terkendali semuanya.” Pinta Jokowi, dikutip laman republika.co.id, Rabu (15/07).

 

Bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai pertumbuhan ekonomi China yang tergolong cepat dan tinggi ini? Mari kita diskusikan di kolom komentar!

Sobat Finansialku juga bisa mendiskusikan permasalahan ini bersama rekan dan keluarga, dengan membagikan berita dari Finansialku melalui pilihan platform yang tersedia di bawah ini. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Sapto Andika Candra. 15 Juli 2020. Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Minus 4,3 Persen. Republika.co.id – https://bit.ly/2B4frE3
  • Lenny Tristia Tambun. 15 Juli 2020. “Beruntung” Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II “Hanya” Minus 4,3%. Beritasatu.com – https://bit.ly/3fzBUrp
  • Hendra Kusuma. 15 Juli 2020. Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI Minus 4,3% di Kuartal II-2020. Finance.detik.com – https://bit.ly/3eyPSbQ
  • Dwi Sutianto. 16 Juli 2020. China Mulai Bangkit, Ekonomi Tumbuh 3,2 Persen di Kuartal II. Kumparan.com – https://bit.ly/3eG13Qd
  • Huileng Tan, Evelyn Cheng. 15 Juli 2020. China Says Its Economy Grew 3,2% in the Second Quarter. Cnbc.com – https://cnb.cx/2WpAwQz
  • Renat Sofie Andriani. 16 Juli 2020. Mantap! Ekonomi China Ekspansi 3,2 Persen pada Kuartal II/2020. Ekonomi.bisnis.com – https://bit.ly/32intV0
  • Orange Wang. 16 Juli 2020. China GDP: First Major Economy to Show a Recovery From Coronavirus Damage with 3.2 Percent Growth in Second Quarter. Scmp.com – https://bit.ly/2CGlb7a