Ekonomi Digital Indonesia telah mencapai angka Rp560 T, siapa saja yang turut mendorong kemajuan dari ekonomi digital ini?

Kali ini Finansialku akan membahas artikelnya. Agar lebih jelas, mari simak penjelasannya berikut ini. Selamat membaca!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Ekonomi Digital Indonesia Capai Rp560 T

Berdasarkan data tren pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, Indonesia masih menjadi negara dengan pertumbuhan paling tinggi di Kawasan ASEAN.

Ekonomi Digital Indonesia kini telah mencapai US$40 miliar atau sebesar Rp560 triliun pada 2019. Hal ini berdasarkan laporan terbaru e-Conomy South East Asia (SEA) yang dirilis Google, Temasek, dan Bain Company.

Managing Director Google SEA, Randy Jusuf mengatakan, angka tersebut meningkat lebih dari lima kali lipat dari US$ 8 miliar pada 2015. Penyumbang e-conomy terbesar di Indonesia ini berasal dari startup Indonesia.

“Mencakup lima sektor, e-commerce, media online, transportasi online, wisata & perjalanan, dan jasa keuangan digital – sektor yang baru ditambahkan tahun ini.”

 

Dalam laporan itu juga menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia paling pesat dalam lima tahun terakhir di kawasan Asia Tenggara.

Bahkan Indonesia diperkirakan menjadi negara yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang dinamis bagi Asia Tenggara.

Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di ASEAN_ Peluang dan Tantangannya 01 - Finansialku

[Baca Juga: Isu Bank Artos Mau Jadi GoBank, Sahamnya Meroket Hingga 1.046%]

 

Oleh karena itu, Indonesia diramalkan bisa menghimpun perekonomian melalui digital mencapai US$133 miliar pada 2025.

Randy kembali berujar:

“Dibandingkan negara lain, Indonesia paling besar. Kedua paling cepat. Kalau dilihat growth-nya, 20% sampai 30%”

 

Laporan tersebut memprediksi, dalam empat tahun ke depan, pertumbuhan 12 kali lipat untuk sektor e-commerce Indonesia.

Hal ini juga ditopang karena Indonesia termasuk 10 negara teratas di dunia dengan pengguna internet seluler tertinggi.

“Saat ini kita menyaksikan bagaimana startup-startup Indonesia menjadi pemain tingkat regional dan bagaimana pendekatan inovatif mereka memecahkan masalah lokal mampu merevolusi transportasi, jasa pengantaran makanan, wisata dan perjalanan, serta e-commerce di seluruh Asia Tenggara.”

 

Jabodetabek masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan 555 dolar AS per kapita dibandingkan dengan daerah non metropolitan yang hanya 103 dolar AS per kapita.

“Dengan 47 juta penduduk belum mendapatkan cukup layanan keuangan dan 92 juta penduduk sama sekali tidak memiliki akses, teknologi dan data dapat dimanfaatkan untuk mengubah cara orang Indonesia menangani pembayaran, transfer dana, pinjaman, investasi dan asuransi online.”

 

Pengguna internet di Indonesia terhubung dengan internet seluler, selama lebih dari empat jam sehari. Pada 2019, dana yang yang dihasilkan dari e-commerce sebesar US$21 miliar, naik 88% atau sebesar US$1,7 miliar pada 2015.

 

Selain Startup, Bisnis Ride Hailing Jadi Pendorong Ekonomi Digital Indonesia

Bisnis ride hailing merupakan bisnis kedua terbesar setelah e-commerce yang menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi internet di Indonesia. 

Randy mengatakan, bahwa dari bisnis ride hailing berhasil menghimpun kurang lebih US$6 miliar pada 2019. 

“Angka ini tumbuh 6 kali lipat sejak 2015 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 57%. Menurut laporan e-Conomy SEA 2019, pertumbuhan ini didorong oleh tren layanan pengiriman makanan.”

 

Beberapa tahun belakang ini, tren layanan pengiriman makanan tumbuh drastis dan mengubah kebiasaan masyarakat di Indonesia. Jasa pengiriman makanan telah mengalami perubahan mendasar dalam perilaku konsumen sejak 2018.

Maka tak heran, di sektor ini saja, diperkirakan bisa mencapai US$18 miliar pada 2025.

Di Asia Tenggara sendiri, industri ride hailing masih didominasi oleh Grab dan Gojek. Keduanya mengklaim jadi pemimpin pasar di segmen layanan pesan-antar makanan dan minuman.

Baik Grab dan Gojek, mereka bersaing dengan pemain khusus seperti Foodpanda dan Deliveroo, yang sudah lebih dulu membuka jasa antar pesan makanan dan minuman. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng mencermati, ekonomi digital adalah sumber pertumbuhan ekonomi baru. Bank Indonesia, kata Sugeng, menerapkan tiga strategi dalam mendukung ekonomi digital dari sisi sistem pembayaran. 

Ketiga strategi itu antara lain: menetapkan Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025, mendorong peningkatan elektronifikasi transaksi pembayaran dan mendorong program persiapan pemasaran online UMKM (on boarding UMKM) ke ekonomi digital.

“Hal tersebut dapat dicapai melalui sinergi yang baik antara Bank Indonesia dan otoritas terkait dan dengan pelaku industri.”

 

Bagaimana pendapat Anda setelah membaca artikel di atas? Silakan berikan tanggapan Anda di kolom komentar di bawah ini.

Ayo jangan lupa share artikel ini kepada teman-teman Anda. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Cantika Adinda Putri. 8 Oktober 2019. Wow! Ekonomi Digital RI Capai Rp 560 T, Disokong Startup. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/2ASUzvC
  • Kompas. 7 Oktober 2019. Tembus 40 Miliar Dollar AS, Ekonomi Digital RI Terbesar di ASEA. Kompas.com – https://bit.ly/35fUD6Q

 

Sumber Gambar:

  • Ekonomi Digital Indonesia – http://bit.ly/2p4XDly