Cerita Ramadan: Meneladani Sang Penjaja Peci merupakan kisah hidup seorang pedagang atribut ibadah umat Muslim yang selalu bersemangat mendorong gerobaknya menyusuri jalanan kota Bandung.

Seakan tak kenal kata ‘menyerah’, ia mengejar cita-citanya untuk menyekolahkan sang anak hingga bangku perkuliahan.

 

Meneladani Sang Penjaja Peci

Mendorong gerobak penuh atribut ibadah umat Muslim, pria berusia 45 tahun ini tak peduli akan teriknya sinar matahari di atas kepalanya. Beralaskan sepasang sendal jepit, kakinya bergegas menyusuri gang-gang sempit dari tempat tinggalnya menuju tempat yang ramai untuk menjajakan berbagai macam dagangannya.

 

 

Tahun ini genap 8 tahun sudah ia menjual atribut ibadah seperti kopiah, tasbih, sarung, hingga baju muslim.

Barang dagangannya dibanderol dari harga Rp5.000 hingga yang termahal Rp45.000 untuk merek kopiah dan sarung yang dapat kita temukan di pusat perbelanjaan.

Dengan harga jual yang cukup terjangkau tersebut, pendapatan hariannya tidak menentu. Tak jarang ia harus pulang dengan tangan kosong karena tidak ada satupun pembeli.

Hal tersebut pun mendorongnya untuk mencari pemasukan tambahan dari jasa antar tabung gas LPG milik toko tetangganya.

Dengan senyum yang merekah, ia menuturkan:

“Tapi saya lebih senang berjualan barang sendiri, lebih nyaman. Setiap ngantar gas, saya selalu tidak sabar untuk selesai, karena ingin cepat-cepat jualan ini (atribut ibadah) lagi.”

 

Itulah mengapa bulan Ramadan menjadi momen yang selalu ia rindukan setiap tahunnya. Bukan hanya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, tapi di bulan Ramadan barang jualannya banyak terjual.

Sambil membereskan dagangannya, ia berujar:

“Kalau ramadan bisa laku 8 per hari. Apalagi dua minggu menjelang Lebaran, itu rame-ramenya (pembeli). Bisa jualan sampai jam 11 malam. Alhamdulillah…”

 

Tak jarang manusia melalaikan ibadah demi alasan pekerjaan, tapi tidak untuk pria penjual kopiah yang satu ini. Meskipun barang dagangannya ramai pembeli di bulan Ramadan, ia tak lantas mengabaikan perintah ibadah.

Menurutnya, rajin beribadah merupakan salah satu cara untuk mensyukuri rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan,

“Kalau puasa ‘kan ada tarawih, jadi saya tutup sebelum jam 7. Nanti bisa buka lagi setelah selesai tarawih.”

 

Iklan Banner Perencanaan Dana Kuliah Anak - 728x90

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

Berdagang Demi Mencapai Cita-citanya

Sebelum berjualan atribut ibadah umat Muslim, pria kelahiran Kota Kembang ini sudah berdagang dari usianya yang terbilang muda. Berbagai barang sudah pernah ia jajakan, mulai dari atribut pendukung klub bola, aksesoris rambut wanita, dan masih banyak lagi.

Dari hasil jerih payahnya, pria penjual kopiah ini berharap keempat putranya bisa mencicipi bangku perguruan tinggi.

Rupanya, harapannya ini tak lama lagi akan segera terwujud. Anak sulungnya yang baru saja lulus dari sekolah menengah kejurusan akan duduk di bangku kuliah.

“Tapi sambil menunggu masuk, dia bantu-bantu jualan dulu.”

 

Meski sinar matahari menyengat, bulir air hujan membasahi, dan asap kendaraan menyesakki rongga dadanya, pria penjual kopiah ini tak akan menghentikan langkahnya untuk mengais rezeki di jalanan Kota Bandung. Sambil menyunggingkan senyum lebar di bibirnya, ia berujar:

“Walaupun sering nggak ada yang beli, tapi saya akan bertahan terus. Masih ada tiga lagi yang perlu dikuliahkan.”

 

 

Pelajaran Hidup dapat Diambil dari Siapapun

Pelajaran hidup dapat kita petik dari apapun yang terjadi di sekitar kita. Bukan hanya dari orang-orang sukses, tapi juga dari kisah rakyat kecil di atas.

Ada empat poin berharga yang dapat kita teladani dari sang penjual kopiah:

  • Pertama, kita dapat melihat bukti nyata dari perkataan “Tidak ada yang mustahil.” Dengan keinginan dan keyakinan kuat, siapapun bisa mewujudkan harapannya, seperti sang penjual kopiah yang berhasil mengumpulkan dana pendidikan bagi anak-anaknya.
  • Kedua, ada sifat penjual kopiah yang harus kita tiru, di mana ia selalu menyempatkan diri untuk beribadah dan bersyukur kepada Tuhan atas segala yang diberikan kepadanya. Meskipun yang ia dapatkan tak seberapa, sang penjual kopiah tetap yakin bahwa dengan cara bersyukur, Tuhan akan memperluas rezekinya.
  • Kisah ini juga kami sampaikan sebagai pengingat bahwa seberat apapun pekerjaan Anda, percayalah usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Walau prosesnya panjang dan tidak menyenangkan, tentu apa yang kita raih akan sebanding dengan apa yang kita perjuangkan.
  • Dan yang terakhir, cintailah pekerjaan Anda seperti sang penjual kopiah mencintai pekerjaannya, dengan demikian Anda tidak akan merasa berat saat melakukannya.

 

Apakah Anda terinspirasi dengan kisah pria penjual kopiah ini? Jika iya, bagikan artikel ini kepada rekan dan kerabat Anda untuk memotivasi mereka!

 

Sumber Gambar:

Dokumentasi Pribadi

 

Free Download Ebook Panduan Investasi Emas untuk Pemula

Download Ebook Panduan Berinvestasi Emas untuk Pemula - Harga Emas Hari Ini - Finansialku