Banyak orang menyangka kalau hidup sederhana berarti kita adalah seorang yang miskin. Masa, sih?

Penasaran arti hidup sederhana yang sebenarnya? Yuk, cari jawabannya di artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Hidup Sederhana Berarti Miskin?

Satu Sabtu pagi, Andre, seorang manajer di sebuah perusahaan internasional bertemu dengan salah satu bawahannya di pasar tradisional sedang berbelanja kebutuhan menggunakan kostum bersepeda, lengkap dengan helm dan sarung tangan yang tidak dilepasnya.

Setelah selesai bertukar sapa, bawahannya kemudian menyebarkan kabar hangat ini di grup khusus karyawan, bilang bahwa ternyata sang manajer suka berbelanja di pasar tradisional.

Melihat kisah Andre di atas, kita bisa tarik kesimpulan kalau sebenarnya hidup sederhana, tidak beriringan dengan kemiskinan.

Hidup sederhana berarti juga hidup secara efisien, tapi hidup sederhana bukan berarti hidup miskin.

Hidup sederhana, tidak berjalan sejajar dengan kemiskinan. Hidup sederhana tidak berarti juga berjalan sejajar dengan hidup kaya.

Lebih tepat jika kita artikan kalau hidup sederhana berarti kemampuan kita dalam mengatur disposable income.

Apa itu disposable income?

Pasar Persaingan Sempurna 01 - Finansialku

[Baca Juga: Pantes Aja Miskin! 30% Gaji Gue Abis Buat Ini Nih! Kalo Lo?]

 

Sederhananya, disposable income bisa kita artikan sebagai pendapatan setelah dipotong pajak yang kita bagi-bagi atau anggarkan untuk memenuhi kebutuhan dan membeli barang, juga dialokasikan untuk investasi atau tabungan lainnya.

Nah, untuk memanfaatkan disposable income ini, kita biasanya langsung membagi setiap persen dari penghasilan kita untuk masing-masing pos kebutuhan dan kewajiban.

Dewasa ini, makin banyak teori-teori tentang angka ideal untuk membagi gaji bulanan agar bisa menabung dan tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mulai dari 50:30:20, 40:30:20:10, atau 30:25:20:15:10.

Lalu, sebenarnya teori atau rumus mana yang paling benar di antara ketiganya? Jawabannya tidak ada.

Perencanaan keuangan adalah sebuah seni yang fleksibel, tidak saklek seperti matematika. Semuanya bersifat subjektif karena kembali pada masing-masing individu yang menjalaninya.

Melvin Mumpuni, salah satu perencana keuangan sekaligus founder dan CEO di Finansialku sendiri menilai, perencanaan keuangan adalah soal prioritas.

Bagaimana kita mendahulukan prioritas, dan berusaha untuk menghilangkan kata sisihkan atau sisakan.

Adapun, beberapa prioritas yang harus didahulukan menurut Melvin Mumpuni adalah:

  • Donasi
  • Investasi
  • Premi Asuransi
  • Bayar Utang

 

Setelah semua prioritas terpenuhi, maka selanjutnya yang harus dipenuhi adalah kebutuhan hidup dan biaya-biaya lainnya.

Kita kembali ke kisah Andre sang Manajer. Berselang satu tahun, dia mengalami kenaikan penghasilan hampir 80 persen dari penghasilan sebelumnya.

Lalu, kira-kira, setelah kenaikan penghasilan ini, bagaimana cara yang tepat untuk memanfaatkan disposable income-nya, ya?

Penasaran? Sobat Finansialku tinggal cari tahu saja jawabannya di online class Income Breakthrough  secara GRATIS dari Finansialku di course.finansialku.com saja!

Untuk mengaksesnya, Sobat Finansialku bisa menggunakan e-mail dan password yang sama dengan yang didaftarkan di aplikasi.

Kalau belum pernah membuat akun sama sekali, Sobat Finansialku bisa mendaftarkan diri dan mengisi formulir dengan data yang dibutuhkan.

Setelah berhasil masuk, Sobat Finansialku cuma perlu mengikuti seluruh prosesnya sampai selesai, deh!

 

Nah, kalau Sobat Finansialku sendiri, punya cara tersendiri nggak, untuk memanfaatkan disposable income yang didapatkan? Yuk, ceritakan di kolom komentar!

Kalau artikel ini bermanfaat, Sobat Finansialku juga bisa membagikannya ke orang tersayang, lewat pilihan platform yang tersedia di bawah ini. Terima kasih!

 

Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala KARYAWAN

Download Sekarang, GRATISSS!!!

4 Ebook Panduan Sukses Mengatur Gaji Ala Karyawan

 

Sumber Gambar:

  • Sederhana – https://bit.ly/3niq34y