Mau menikah? Atau sudah menikah? Hati-hati, jangan sampai hal ini menjadi masalah dan menghancurkan impianmu memiliki rumah tangga harmonis!

Ketahui sejak dini dan hindari perceraian dengan keterbukaan finansial. Simak penjelasannya dalam artikel Finansialku berikut ini.

 

Penyebab Perceraian

Belakangan ini kita melihat banyak kasus perceraian, dan sepanjang tahun 2020 diketahui bahwa secara tidak langsung terdapat peningkatan kasus perceraian.

Bukan karena pandemi, tidak disebutkan secara detil bahwa pandemi menyebabkan tingkat perceraian meningkat, namun disebutkan bahwa faktor utama yang menyebabkan perceraian adalah pertengkaran.

Namun faktor penyebab perceraian kedua, tidak lain adalah faktor ekonomi, banyak hal-hal yang membuat faktor ekonomi menjadi tombak permasalahan keretakan rumah tangga. 

Ada yang disebabkan dengan jumlah pendapatan yang terlalu berbeda, sehingga menyebabkan salah satu pasangan merasa bahwa hanya salah satu pasangan yang bekerja keras untuk menutupi kebutuhan keluarga. 

Tetapi hal tersebut pada dasarnya tidak menjadi masalah bagi saya, jika semua dibicarakan dengan terbuka terhadap pasangan.

Menurut saya, keterbukaan secara finansial menjadi sangat krusial, karena jika dimulai dengan tidak terbuka dari sisi keuangan, bagaimana dengan indikator-indikator yang lain di rumah tangga.

Kira-kira apa yang membuat pasangan tidak ingin terbuka secara finansial terhadap pasangannya. Saya ingin mencoba membahasnya.

 

Alasan Pasangan Tidak Ingin Terbuka Secara Finansial 

Banyak pasangan yang memang tidak terbiasa dengan keterbukaan finansial, karena dirasa suatu hal yang sangat sensitif untuk diketahui terlebih dengan pasangan. 

Setiap orang memiliki hak untuk menilai salah satu pasangannya, dan memang, bagaimana pasangannya mengartikan “uang” dianggap sangatlah penting. 

Mungkin anggapannya jika pasangan telah mengetahui finansial masing-masing, mereka akan memiliki “penilaian” terhadap pasangannya itu sendiri. 

Bagaimana cara ia mengelola gaji, bagaimana cara ia menghadapi suatu masalah yang berkaitan dengan uang, bagaimana ia menghargai uang itu sendiri, dsb. 

Sepengetahuan saya, hal yang membuat pasangan tidak terbuka secara finansial adalah pengalaman.

Pengalamannya terhadap uang, serta pengetahuannya tentang literasi keuangan bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan yang sifatnya tentang keuangan.

Baik itu pengalaman yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, sekali lagi hal ini bisa memberikan hasil yang berbeda.

[Baca Juga: Pengeluaran Berantakan? Perbaiki Persepsi Keuangan dengan Pasangan]

Kita ambil contoh, ketika kecil orangtua kita sangatlah tertutup tentang bagaimana cara mengatur keuangan, dan selalu menganggap kita (sebagai anak) tidak perlu mengetahuinya hal ini bisa berdampak ketertutupan secara finansial di kemudian hari. 

Pembahasan mengenai uang sangatlah tidak mungkin dilakukan, sehingga keterbukaan finansial dianggap tidak mungkin bagi si anak, hingga dewasa kelak.

 

Budaya, dan lingkungan juga bisa mempengaruhi pandangan terhadap keterbukaan secara finansial terlebih lagi terhadap pasangan

 

Jika tidak terbiasa terbuka secara keuangan dalam keluarga, hal tersebut bisa terbawa dan diterapkan kepada anggota keluarga yang baru.

 

Manfaat Keterbukaan Finansial di Rumah Tangga

Lalu pertanyaan yang lainnya akan muncul, memang apa manfaat terbuka finansial dengan pasangan?

Kita bisa memposisikan keterbukaan finansial bisa dilihat terhadap pasangan sebelum menikah dan setelah menikah, namun saat ini kita akan berfokus untuk yang sudah menikah atau berumah tangga.

 

#1 Tujuan Keuangan Akan Lebih Cepat Tercapai

Ada yang pernah mengatakan jika sudah berumah tangga segala sesuatunya telah melebur menjadi satu. Tidak ada lagi tujuan keuangan masing-masing, namun yang ada adalah tujuan keuangan bersama.

Saya setuju dengan asumsi tersebut, karena bagaimanapun saat sudah memutuskan untuk berumah tangga, maka harus siap menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan khususnya dalam keuangan.

Tujuan keuangan pun akan dipikirkan matang-matang dan dibangun bersama, dengan terbuka secara finansial maka secara logika akan memberikan kondisi dimana tujuan tersebut lebih cepat dicapai. 

[Baca Juga: Ketahui Manfaat Memiliki Tujuan Keuangan Keluarga Muda]

Asumsinya jika Sobat Finansialku berlari, sendiri akan terasa panjang dan lama, namun jika berlari secara estafet maka tujuan akan mudah dicapai. 

Sama halnya dengan tujuan keuangan, kita ambil contoh tujuan keuangan terkait dana pendidikan anak, buatlah perencanaan dan pilihan dimana Si Kecil akan sekolah.

Setelah mendapatkan data terhadap sekolah yang diinginkan, maka diskusikan bagaimana cara untuk membayarnya. 

Jika memang dana pendidikan Si Kecil masih bisa ditabung atau diinvestasikan dahulu, tentukan sumber keuangan mana yang akan digunakan untuk memenuhi biaya dana pendidikan anak tersebut.

Hitung waktu yang akan dicapai, dan perkirakan biayanya di kemudian hari.

Misalnya untuk pembayaran uang gedung akan dilakukan investasi secara lumpsum menggunakan bonus tahunan suami di tahun ini, namun untuk memenuhi biaya SPP dalam satu tahun akan dilakukan investasi bulanan menggunakan pendapatan dari istri karena istri memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan suami.

Sungguh terlihat kerja sama yang menyenangkan, jika bisa dilakukan bersama-sama.

 

#2 Bisa Menjadi “Polisi” Keuangan Masing-Masing

Kapan sebuah tujuan keuangan menjadi mudah untuk dicapai? Saat kita memiliki orang yang peduli dan mengingatkan kita.

Jika pasangan yang sudah berumah tangga memiliki pola keterbukaan secara finansial, maka masing-masing bisa menjadi “polisi” atau yang menjaga pasangannya dalam mengingatkan satu sama lain akan tujuan keuangan keluarga.

Contohnya, jika ada salah satu diantaranya yang sudah melewati batas penjatahan keuangan untuk hobinya, satu pasangan lainnya bisa mengingatkan dan menegur secara baik-baik dan kembali ke on track.

Prinsipnya adalah agar tujuan keuangan cepat tercapai.

Penjaga keuangan keluarga sangatlah penting, jika keduanya tidak ada yang mengingatkan kamu bisa menggunakan jasa financial planner sebagai pihak ketiga yang bersifat netral terhadap satu sama lain (silahkan kunjungi konsultasi.finansialku.com atau tulis komentar di artikel ini untuk informasi lebih lanjut).

 

#3 Menghindari Pertengkaran Rumah Tangga

Ketidakjujuran dan tidak terbukanya finansial bisa menyebabkan pertengkaran. Bayangkan jika ada salah satu pasangan menjadi sosok yang lebih besar pendapatannya lalu dari pendapatannya itu dialokasikan untuk rumah tangga secara full.

Namun akibat ketidakjujuran pasangan dan tidak terbukanya pasangan terhadap keuangan menimbulkan efek berkepanjangan di kemudian hari.

[Baca Juga: Tabu Terhadap Keterbukaan Finansial, Apa Benar? Ketahui Penjelasannya]

Contohnya ada salah satu pasangan yang memiliki keluarga untuk dibiayai, dikarenakan pasangan tidak terbuka untuk hal tersebut, akhirnya istri atau suami nekat tidak jujur, namun menggunakan uang bersama untuk diberikan kepada keluarga. 

Mungkin pada dasarnya tidak masalah, namun jika ditutupi dapat memberikan penilaian yang tidak sesuai dengan keluarga salah satu pasangan.

Contoh lainnya utang, terlebih lagi perkara ini. Jika pasangan tidak terbuka terhadap keuangan maka jika suatu hari ada penagih utang ke rumah dengan kondisi salah satu pasangan tidak mengetahuinya, kira-kira bagaimana reaksinya?

Untuk itu pastikan jika sebelum ke tahap pernikahan bahwa kamu telah memiliki pasangan yang berani terbuka secara finansial.

Mudahnya, jika ada kesulitan salah satu pasangan willing to help dan jika ada keinginan akan bersama-sama mencapainya.

 

#4 Antisipasi Risiko Keuangan

Keterbukaan secara finansial dapat mempermudah kita dan pasangan jika ada masalah yang menyangkut ekonomi keluarga. Ibarat hujan, keluarga Sobat Finansialku sudah memiliki payung yang digunakan bersama-sama. 

Memangnya akan ada risiko apa dalam rumah tangga? Banyak hal yang bisa terjadi, namun jika kamu dan pasangan sudah terbuka, kira-kira 50% dari masalah sudah terselesaikan.

Contohnya sang suami menunjukan kondisi ekonominya aman dan tidak ada masalah, padahal tahun ini sang suami terkena lay off. Suami tidak terbuka dan jujur dengan kondisi keuangannya saat itu.

Karena tidak terbuka dengan pasangan sehingga antisipasi terhadap pengeluaran tidak dilakukan oleh keluarga tersebut, mereka berkegiatan seperti biasa saja. 

Bayangkan jika ini terjadi kepada keluarga yang single income, jadi memang seluruh anggota keluarga bergantung penuh dengan pendapatan suami. 

Terlihat simple hanya untuk terbuka dan bercerita apa yang terjadi lalu mencari solusi bersama bagaimana untuk kedepannya. 

Namun percayalah bagi sebagian orang hal tersebut tidaklah mudah. Jika memang bisa memulai sedini mungkin untuk terbuka secara finansial, kenapa harus menundanya.

Kamu dan pasangan bisa sama-sama mendengarkan audiobook berikut ini untuk tahu tips dan trik berbicara dengan pasangan mengenai keterbukaan keuangan hingga bagaimana merencanakan keuangan bersama.

banner -the truth about money and relationships

 

Jika Pasangan Tidak Ingin Terbuka Secara Finansial

Bagaimana kondisinya jika memang salah satu pasangan Sobat Finansialku tidak menginginkan keterbukaan secara finansial? Apa yang harus saya lakukan?

Baiklah, jika ini memang kondisi yang terjadi, mulai dahulu dengan membicarakannya baik-baik, lalu mencari tahu apa yang membuatnya tidak ingin terbuka secara finansial. 

Apakah benar ada pengalaman yang tidak enak dari terbuka secara finansial, atau ada faktor yang mengganjal baginya untuk terbuka secara finansial dengan pasangan.

Bukan hanya itu, sikap kita sebagai pasangan untuk mengajak terbuka finansial juga perlu diperhatikan. Hilangkan sifat-sifat judgmental terlebih dengan pasangan kita sendiri. Ingat ya Sobat Finansialku, tidak semua orang sama seperti kita. 

Contohnya, aku tuh sudah dibiasakan menabung dan investasi dari kecil, tapi pasanganku tidak. Nah disini adalah tantanganmu untuk sama-sama belajar dan mengajari pasangan tentang pemahaman pentingnya investasi dan keuangan.

Banyak pasangan yang tidak ingin terbuka karena sikap judgmental tersebut, bagaimana jika pasanganku tidak mau menerima kondisi keuanganku, bagaimana jika dia memiliki penilaian buruk terhadap aku dan keluargaku saat sudah mengetahui kondisi keuangan. 

 

Wah banyak sekali Sobat Finansialku, pemikiran-pemikiran yang sebenarnya belum tentu terjadi. Yakinkan pasangan manfaat dari pentingnya terbuka secara finansial.

Poin pentingnya kita harus memiliki sifat menerima bagaimanapun kondisi keuangan pasangan kita setelah ia akhirnya mau terbuka.

Saat pasangan akhirnya memutuskan ingin terbuka secara menyeluruh dengan kondisi keuangannya, tidak perlu banyak pembahasan mengenai hal yang sudah terjadi dari kondisi keuangan saat itu, namun berpikirlah visioner ke depan, buat perencanaan keuangan dengan kondisi keuangan saat ini.

Jika Sobat Finansialku ingin memiliki perencanaan keuangan yang baik dan tujuan keuangan yang jelas, Anda dapat berkonsultasi dengan Financial Planner Finansialku.

Yuk download aplikasinya di Google Play Store maupun Apple Apps Store sekarang! Nikmati konsultasi dan cek kesehatan keuangan dengan akses premium gratis selama 30 hari. 

Jika Anda merasa terbantu dengan aplikasi Finansialku premium, silakan gunakan kode voucher WEBTAHUNAN saat melakukan upgrade aplikasi premium dan dapatkan diskon langsung Rp 50 ribu.

 

Mari mulai dengan hal baik, yaitu jujur terhadap pasangan tentang keuangan, karena jika untuk hal ini saja kita tidak bisa berkata jujur dan terbuka, khawatirnya akan terasa berat untuk masing-masing pasangan dalam mencapai tujuan keuangan.

 

Editor: Eunice Caroline

Sumber Referensi:

  • Lokadata.id – https://bit.ly/3qPfWHs, https://bit.ly/3jQRmV5