Tidak sedikit orang yang merasa ‘terjebak’ dengan fitur pembayaran Pay Later. Sebenarnya menjebak atau Anda gegabah?  

Jangan sampai salah langkah, yuk ketahui kelebihan dan kekurangan sebelum menggunakannya.

 

Layanan ‘Penolong’ Saat Pandemi

Sobat Finansialku, pernah dengar tentang pay later? Saya yakin, masyarakat sudah banyak yang tahu tentang fitur pembayaran di e-commerce ini. Pay later konsepnya hampir sama dengan kartu kredit, Anda bisa menunda pembayaran atau berutang tapi wajib dilunasi di kemudian hari.

Pay later semakin banyak ditawarkan platform digital yang kerja sama dengan pihak ketiga, yakni lembaga jasa keuangan penyedia layanan cicilan, baik multifinance atau fintech peer-to-peer (P2P) lending.  

Setidaknya lebih dari 15 layanan toko retail digital atau e-commerce dan beragam aplikasi on-demand yang menyediakan layanan ini, seperti Kredivo, Shopee Paylater, Traveloka, Gojek, Grab, dan Tokopedia. Selain itu ada juga platform fintech, seperti Akulaku, Kredivo, DANA, OVO, dan Linkaja.

Masifnya fitur pembayaran digital ini, membuatnya semakin hari semakin diminati. Tidak sedikit yang menyebutkan, Pay Later jadi penolong untuk memenuhi kebutuhan di tengah kondisi pandemi.

Seperti dilansir dari katadata.co.id, riset Katadata Insight Center (KIC) dan Kredivo menunjukkan, 27% dari 3.560 responden berbelanja di e-commerce dengan cara mencicil atau paylater selama tahun lalu. 

[Baca Juga: Untuk Si Milenial yang Suka Belanja Online]

 

Direktur Riset KIC Mulya Amri mengakatan, “Lebih dari 50% pengguna baru menggunakan paylater di e-commerce setahun terakhir atau saat pandemi corona,” kata Mulya saat konferensi pers virtual, Rabu (9/6). 

Melalui riset tersebut, mayoritas responden menilai pay later adalah alternatif kredit, namun dengan proses yang mudah.

Mereka yang sudah menggunakan pay later sangat puas dan 50 persen di antaranya berencana menggunakan pay later lebih sering dari pada sebelumnya.

Tak heran jika masyarakat menyebut pay later sebagai alternatif pembayaran yang ‘menolong’ mereka untuk mendapatkan apa yang diinginkan, terutama untuk membeli kebutuhan mendesak di saat keuangan terbatas.

Kendati demikian Anda tetap harus berhati-hati dalam menggunakan layanan pay later ini. Sebab, tidak sedikit di antaranya yang merasa ‘terjebak’ dengan pay later.

 

Benarkah Pay Later Menjebak?

Sobat Finansialku, mungkin Anda pernah mendengar desas desus tentang pay later yang katanya bisa menjebak, di mana tagihan yang harus dibayar semakin membengkak. Benarkah begitu?

Sebenarnya untuk permasalahan ini, kita tidak boleh langsung menyimpulkan bahwa pihak e-commerce yang menjebak konsumennya.

Sebab, kuncinya adalah diri sendiri yang harus berhati-hati agar tidak sembarang menggunakan layanan ini di berbagai aplikasi.

 

Kisah IRT yang Kalap Belanja dengan Pay Later

Jangan sampai Anda melakukan kesalahan seperti yang dialami teman saya, sebut saja namanya Ibu Desi. Sebagai Ibu Rumah Tangga, Ibu Desi punya kendali dalam mengatur keuangan keluarga, termasuk untuk kebutuhan sehari-hari.

Seperti kebiasaan para Ibu pada umumnya, setiap bulan Ibu Desi kerap belanja bulanan ke supermarket.

Hanya, di saat kondisi pandemi seperti saat ini membuat Ibu Desi memilih belanja secara online untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan menggunakan fitur pembayaran pay later.

Awalnya, Ibu Desi mengatakan jika uang belanja bulanannya ada dalam bentuk cash. Sehingga, saat check out belanja online tidak ada saldo di rekening dan memilih fitur pay later

Mungkin karena merasa ‘nyaman’ dengan fitur ini, Ibu Desi sampai lupa diri. Niat beli kebutuhan sehari-hari, malah nambah keperluan pribadi. Hal ini terjadi di bulan-bulan berikutnya sampai akhirnya tersadar pada jatuh tempo yang tinggal beberapa hari. 

Jangan Gegabah! Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Pay Later 01 - Finansialku

Ilustrasi Paylater. Sumber: Envato

 

Sayangnya, uang yang katanya cash pun sudah tak ada lagi. Karena tidak melakukan pencatatan keuangan, Ibu Desi lupa ke mana saja uang itu dialokasikan. Sementara tagihan pay later sudah di depan mata, bahkan cukup fantastis angkanya mencapai Rp 10 juta.

Lalu, apa yang terjadi? Perdebatan dengan suami sudah pasti, karena tidak mau cari pinjaman akhirnya Ibu Desi terpaksa menjual kendaraan yang biasa digunakan sehari-hari.

Jadi menurut Sobat Finansialku, apakah pay later itu menjebak? Semua tergantung pada diri sendiri, ya.

[Baca Juga: Jangan Asal Pakai, Perhatikan dulu 5 Risiko PayLater Ini!]

 

Hindari Kesalahan Bertransaksi, Inilah Kelebihan dan Kekurangan Pay Later yang Harus Diketahui

Sobat Finansialku, meskipun fitur pembayaran pay later semakin diminati tapi ada saja yang kurang nyaman dengan hadirnya layanan ini. Tidak sedikit yang menyebutkan, saat menggunakan pay later dirinya merasa lebih boros. 

Supaya Anda tidak salah dalam melangkah, ketahui yuk kelebihan dan kekurangannya berikut ini:

 

Kelebihan Pay Later

Kenapa pay later banyak digunakan masyarakat? Beberapa kelebihan berikut ini mungkin jadi alasannya:

 

Praktis dan Mudah

Jika Anda termasuk orang yang sering bertransaksi, dengan pay later memang lebih praktis dan mudah. Daripada harus bolak-balik transfer setiap beberapa hari, dengan paylater Anda bisa membayarkan seluruhnya sekaligus di waktu jatuh tempo.

 

Menggantikan Pembayaran Sementara

Kelebihan ini juga yang membuat banyak orang menggunakan pay later. Misalnya, Anda sedang memerlukan suatu barang tapi kondisi keuangan tidak memungkinkan.

Maka, pay later yang bisa membantu Anda melakukan transaksi yang diperlukan tanpa perlu berutang atau mengambil uang dari pos rekening tabungan.

 

Promo Menarik

Ada beragam promo menarik yang biasanya ditawarkan e-commerce ketika Anda bertransaksi menggunakan pay later.

Mulai dari potongan diskon, hingga free ongkir! Jika Anda bisa menggunakan paylater dengen bijak, promo-promo ini bisa membuat sedikit berhemat, lho!

 

Kekurangan Pay Later

Ibarat dua sisi mata uang, selain kelebihan pay later juga punya beberapa kekurangan yang perlu Anda waspadai supaya bisa mengontrol diri. Apa saja?

 

Lebih Boros

Kemudahan paylater di mana Anda tidak perlu repot-repot ‘bayar’, tapi belanjaan bisa langsung dinikmati memang jadi poin plus. Tapi jika tidak diimbangi kontrol diri, bisa-bisa Anda semakin boros dan cashflow keuangan berantakan.

Sebab tanpa harus pergi ke ATM, mengetik nomor rekening, hingga mengirimkan bukti transfer, bisa membuat Anda tergoda untuk belanja tanpa berpikir panjang. 

Selain itu, uang di dompet atau rekening yang ‘utuh’ juga turut memberi ilusi seolah Anda masih punya banyak uang, padahal sekian persen dari uang tersebut adalah utang yang belum dibayarkan.

[Baca Juga: Komik: Lagi Musim Diskon, Ini Tipsnya Supaya Ga Kalap Belanja]

 

Risiko Keamanan Data Terancam

Jika Anda ingin menggunakan fasilitas pay later, harus melalui serangkaian syarat terlebih dahulu. Salah satu syaratnya yang paling umum adalah memasukkan nomor KTP. 

Nah, dalam kondisi yang rawan kebocoran data saat ini, sebaiknya berpikir ulang sebelum memberikan informasi penting di internet.

Tidak ada yang bisa menjamin tempat Anda berbelanja akan terlindungi dari kebocoran data, jadi yang bisa dilakukan adalah bijak dalam mengunggah data pribadi. Termasuk saat memutuskan untuk memakai paylater.

 

Kebiasaan Berutang

Last but not least, kekurangan yang satu ini mungkin tidak akan Anda rasakan langsung. Tapi lambat laun, tanpa disadari dapat terbentuk dan mempengaruhi kondisi keuangan di masa depan. 

Jangan Gegabah! Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Pay Later 02 - Finansialku

Ilustrasi Terjerat Utang. Sumber: Envato

 

Saat menggunakan pay later, secara tidak langsung Anda ikut membiasakan diri untuk berutang atau mencicil pembayaran.

Nantinya, jika Anda mengalami kesulitan membayar cicilan saat jatuh tempo, tapi tetap mengulangi kebiasaan yang sama di bulan berikutnya. Alhasil, Anda jadi ‘menggampangkan’ berutang dan terjebak di lingkaran utang yang tak kunjung selesai.

Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan yang harus Anda ketahui sebelum gunakan fitur pembayaran paylater. Jangan sampai kontrol diri yang tak terkendali, membuat Anda menyesal di kemudian hari. 

 

Rencanakan Keuangan adalah Kunci

Sobat Finansialku, dalam menyikapi kemudahan bertransaksi dengan paylater ini sebenarnya kembali pada diri Anda sendiri.

Jika paylater dirasa dapat menolong Anda untuk mendapatkan kebutuhan disaat kondisi keuangan tak memungkinkan, sebenarnya kuncinya adalah merencanakan keuangan.

Jika Anda sudah merencanakan keuangan dengan baik, sepertinya kebutuhan yang diperlukan harusnya bisa terkover dengan dana-dana yang sudah disiapkan, misalnya dana darurat.

Agar lebih mudah, rencanakan keuangan Anda dengan Aplikasi Finansialku. Mulai dari pencatatan pengeluaran, menentukan anggaran, hingga mengecek kesehatan finansial bisa dilakukan hanya dalam genggaman.

Yuk, download aplikasinya sekarang juga.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Itulah pembahasan seputar paylater. Bagaimana tanggapan Anda mengenai hal ini? Silakan tulis di kolom komentar ya.

Jangan lupa, bagikan artikel ini kepada rekan dan kerabat lainnya supaya mereka lebih bijak saat akan menggunakan paylater. Terima kasih.

 

Editor: Ratna Sri H

 

Sumber Referensi:

  • Desy Setyowati. 9 Juni 2021. Paylater di E-Commerce Makin Diminati, Akan Gantikan COD? Katadata.co.id- https://bit.ly/2Yoy8gN
  • Devina Ellora. 31 Mei 2021. Kelebihan Dan Kekurangan PayLater, Apakah Bayar Belakangan Lebih Menguntungkan? Soco.id- https://bit.ly/3zNWpLe