Seberapa kenalkah Anda dengan gaya kepemimpinan operasional? Yuk kenali lebih dalam, pada artikel Finansialku berikut ini.

Simak sampai selesai ya, karena mungkin saja gaya kepemimpinan yang satu ini cocok untuk Anda terapkan.

 

Kepemimpinan Operasional, Bedanya dengan yang Lain Apa?

Halo Sobat Finansialku, apakah Anda pernah mendengar sekilas mengenai kepemimpinan operasional?

Atau malah tidak pernah mendengar istilah ini sama sekali? Yaps, kepemimpinan operasional memang tidak se-terkenal gaya kepemimpinan lain.

Bahkan jika berbicara soal operasional maka kebanyakan dari kita akan berpikir bahwa ini mengenai salah satu peran atau tugas seorang pemimpin.

Baik dalam sebuah perusahaan, ataupun dalam organisasi lainnya.

Gaya Kepemimpinan Egaliter Pengertian, Contoh, dan Tokoh 01 - Finansialku

[Baca Juga: Ini 9 Jenis Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi, Sudah Tahu?]

 

Seperti misalnya dengan apa yang dikatakan oleh Stodgil (Sugiyono, 2006) mengenai peran yang harus dilakukan oleh pemimpin, yakni:

  • Mengintegrasi

Pemimpin perlu mengatur dan melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan agar terjadi peningkatan

  • Komunikasi

Seorang pemimpin perlu memiliki komunikasi yang baik.

Sehingga dengan hal itu terwujudlah sebuah rasa kepedulian, saling mengerti, dan tentunya dapat mempengaruhi penyebaran informasi dalam organisasi atau perusahaan.

  • Fronternization

Tindakan yang bertujuan agar pemimpin menjadi bagian dari kelompok, baik itu dalam kelompok kerja organisasi ataupun pada kelompok dengan skala yang lebih besar lagi.

  • Product emphasis

Adalah tindakan yang orientasinya kepada pekerjaan yang dilakukan

  • Evaluasi

Seorang pemimpin tentunya perlu mengevaluasi hal-hal apa saja yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya, termasuk kinerja dari setiap anggotanya.

Dalam proses evaluasi kinerja ini, seorang pemimpin terkadang memiliki hak untuk memberikan reward bagi anggota dengan kinerja yang baik.

Dan juga dapat memberi ganjaran atau hukuman bagi yang lalai.

  • Organization

Beberapa tindakan yang mengarah kepada perbedaan dan penyesuaian dalam sebuah perusahaan atau organisasi.

Dalam hal ini pemimpin bisa mengubah struktur organisasi ataupun membentuk sebuah tim kerja yang dianggap dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik kepada organisasi tersebut.

  • Initiation

Yakni tindakan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan dalam kegiatan organisasi

 

Nah beberapa hal di atas hanya-lah sebagian kecil dari peran atau tugas seorang pemimpin.

Dan agar mampu menjalankan semua tugasnya ini, ada banyak gaya kepemimpinan yang digunakan oleh para pemimpin.

Seperti misalnya gaya demokratis yang mengutamakan keputusan bersama, kepemimpinan gaya otoriter yang menekankan otoritas mutlak dari seorang pemimpin, dan lain sebagainya.

Lalu apa bedanya dengan kepemimpinan operasional?

Pada dasarnya, pemimpin yang menerapkan kepemimpinan operasional berfungsi sebagai pengawalan terhadap kebijakan yang diambil oleh pemimpin ataupun Lembaga secara umum.

Jadi pemimpin ini memosisikan dirinya bagaikan seorang yang mengawal dan mengontrol setiap yang terjadi dalam organisasi tersebut.

Jika dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lain, kepemimpinan operasional cenderung tidak ingin berkutat terus menerus dalam persoalan administratif dan sejenisnya.

Tetapi lebih menitik beratkan pada hal-hal yang bersifat operasional.

Mengenal Seluk Beluk Gaya Kepemimpinan Partisipatif 05 - Finansialku

[Baca Juga: Mengenal Gaya Kepemimpinan Erick Thohir, Sang Menteri BUMN]

 

Namun meskipun demikian, bukan berarti pemimpin operasional hanya menjadi pemimpin yang memperhatikan dari jauh dan kemudian datang untuk mengatur-atur.

Tetapi ia juga sekaligus menjadi partner bagi anggotanya, serta mendampingi mereka dalam menjalankan tanggung jawabnya.

Hal ini cukup berbeda jika kita membandingkannya dengan beberapa gaya kepemimpinan yang sudah cukup sering digunakan, misalnya saja dengan gaya Paternalistik dan gaya kepemimpinan laissez faire.

Pada gaya kepemimpinan Paternalistik, seorang pemimpin bersifat kebapakan dan cenderung berusaha seorang diri dalam memecahkan suatu masalah ataupun dalam mengerjakan hal-hal yang rumit.

Sedangkan pemimpin dengan kepemimpinan operasional tetap memberi keleluasaan kepada para pengikutnya untuk berusaha seorang diri, meskipun tetap dalam pengawalan pemimpinnya.

Beda lagi halnya dengan laissez faire, pada gaya ini seorang pemimpin memang memberikan keleluasaan yang begitu besar bagi para pengikutnya.

Membiarkan mereka untuk mengembangkan kreativitas-nya, namun hanya sedikit berpartisipasi di dalamnya.

Sedangkan pemimpin operasional juga menekankan kepada pemimpin yang mau ikut terlibat untuk mendampingi bawahannya.

 

Fungsi Kepemimpinan Operasional

Sebelumnya sempat dibahas bahwa kepemimpinan operasional memiliki fungsi untuk mengawal, mengontrol, mendampingi dan juga menjadi partner bagi rekan kerja serta bawahannya.

Namun selain itu, secara operasional terdapat setidaknya 5 fungsi pokok dari kepemimpinan. Berikut penjelasannya,

 

#1 Fungsi Konsultasi

Meskipun sudah seharusnya jika pemimpin menjadi sosok yang sangat diandalkan oleh para bawahannya, namun bukan berarti pemimpin dapat melakukan segalanya dengan hanya seorang diri.

Terkadang pemimpin juga sangat memerlukan bahan pertimbangan yang lebih baik.

Sehingga keputusan ataupun strategi yang dibuat olehnya benar-benar tepat dan mendatangkan dampak positif bagi lembaga atau organisasi yang dipimpinnya.

Nah untuk mendapatkan bahan pertimbangan ini, maka dibutuhkan yang namanya komunikasi dua arah.

Komunikasi yang dimaksud ialah, pemimpin perlu berkonsultasi kepada orang lain, termasuk bawahannya, yang dirasa memiliki informasi yang dibutuhkan oleh pemimpin tersebut.

9 Gaya Kepemimpinan Dale Carnegie yang Dapat Kamu Terapkan Sekarang 01 - Finansialku

[Baca Juga: Ternyata Ini Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan! Cek Yuk]

 

Sebagai contoh, dalam sebuah perusahaan terdapat masalah di bagian pemasarannya, yang mengakibatkan turunnya penghasilan atau income bagi perusahaan tersebut.

Nah untuk memecahkan masalah ini, tentu pemimpin perlu berkomunikasi atau berdiskusi dengan orang-orang yang ditempatkan pada bidang pemasaran, dengan begitu pemimpin akan mendapat informasi yang berguna.

Selain berkonsultasi agar mendapat bahan pertimbangan, pemimpin juga perlu berkomunikasi kembali kepada orang-orang tersebut.

Ketika pemimpin telah mengambil keputusan yang dianggapnya dapat menyelesaikan masalah, ataupun jika itu berupa strategi untuk mengembangkan organisasi atau lembaga.

Hal ini bertujuan agar pemimpin mendapat umpan balik, sehingga keputusan ataupun strategi tersebut bisa dipastikan benar-benar baik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh organisasi.

 

#2 Fungsi Instruksi

Jika fungsi yang sebelumnya berkaitan dengan komunikasi dua arah, maka fungsi instruksi ini membutuhkan komunikasi yang sifatnya satu arah.

Yang mana pada intinya pemimpin perlu menginstruksikan apa saja yang perlu dilakukan oleh organisasi yang ia pimpin.

Pemimpin menjadi sosok yang berperan sebagai komunikator, dan harus aktif untuk menyampaikan ataupun mengingatkan kepada para bawahannya.

Mengenai apa yang harus mereka lakukan, bagaimana caranya mereka lakukan, dan memberi perintah lainnya.

Dengan begitu, strategi ataupun keputusan yang telah diambil sebelumnya akan benar-benar bermanfaat, karena dieksekusi atau dilakukan.

Selain itu, fungsi instruksi ini juga menentukan efektif atau tidaknya kepemimpinan yang dijalankan, yaitu apakah pemimpin mampu menggerakkan dan memotivasi bawahannya atau tidak.

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!

12 Ebook Perencanaan Keuangan 30an

 

#3 Fungsi Pengendalian

Seseorang akan dinilai memiliki kepemimpinan yang baik ketika ia mampu mengatur atau mengendalikan apa yang dilakukan oleh anggotanya.

Dengan terarah serta tetap dalam koordinasi yang efektif, dengan begitu tujuan dari organisasi tersebut dapat dicapai dengan baik.

Lalu bagaimana cara mengendalikan para bawahan ini?

Jawabannya, pemimpin bisa saja melakukan bimbingan kepada setiap para anggotanya, baik itu dengan cara perorangan ataupun berkelompok.

Di sana pemimpin dapa memberikan pengarahan, mencoba mengkoordinasi dan sekaligus melakukan pengawasan terhadap orang-orang yang dipimpinnya.

Dalam pertemuan yang diadakan oleh pemimpin, ia harus mampu untuk menjabarkan program-program yang ada serta memberikan petunjuk pelaksanaannya.

Langkah selanjutnya, pemimpin juga harus mampu menciptakan hubungan kerja sama yang harmonis, mendorong setiap anggota untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.

Juga memunculkan rasa tanggung jawab di hati setiap anggotanya. Dengan begitu, pemimpin dapat mengendalikan jalannya organisasi dengan baik.

Servant Leadership 9 Kualitas Ini WAJIB KAMU MILIKI 01 - Finansialku

[Baca Juga: Kenali Serba-serbi Gaya Kepemimpinan Otentik yang Mendunia]

 

#4 Fungsi Partisipasi

Dalam sebuah organisasi, kita tidak dapat memastikan bahwa semua orang yang ada di sana memiliki keinginan yang kuat untuk turut berpartisipasi.

Dalam program-program yang telah direncanakan oleh pemimpin atau organisasinya, tetapi sebaliknya, terkadang ada saja beberapa orang yang bersikap acuh tak acuh dan bahkan merasa “bodo amat” dengan apa yang terjadi di sekelilingnya.

Nah maka dari itu, salah satu fungsi operasional pemimpin ialah untuk membuat semua orang yang ada dalam organisasi mau terlibat atau berpartisipasi.

Baik itu dalam pengambilan keputusan dan terlebih juga untuk melaksanakan setiap keputusan ini.

Partisipasi yang dimaksud ialah partisipasi yang terkendali serta terarah, jadi tidak asal melakukan hal-hal yang diinginkan olehnya saja.

Seperti misalnya mencampuri urusan orang lain ataupun mengambil tugas pokok orang lain.

Seharusnya partisipasi ini merupakan sebuah hubungan kerja sama yang tidak mendatangkan masalah.

Untuk itu, pemimpin operasional perlu terus memantau setiap anggotanya ataupun kelompok-kelompok kerja yang telah ia bentuk, dan memastikan bahwa semuanya telah berpartisipasi dengan sebagaimana mestinya.

 

#5 Fungsi Delegasi

Pemimpin memang kerap menjadi orang pertama yang akan dijumpai ketika anggota hendak meminta persetujuan ataupun dalam hal menetapkan keputusan.

Namun mengingat seorang pemimpin belum tentu bisa ada setiap saat, maka terkadang ia perlu mendelegasikan wewenang tersebut kepada orang lain.

Artinya, pemimpin melimpahkan wewenang yang seharusnya hanya dimiliki oleh pemimpin, untuk diemban oleh orang yang dipercaya oleh pemimpin tersebut.

Dengan begitu, orang yang kepadanya telah diberikan wewenang, juga dapat mengambil sebuah keputusan skip tanpa persetujuan dari pemimpin.

Namun jika kita melihat dari sifat seorang pemimpin operasional, tentu saja ia akan tetap memantau dan bahkan membimbing orang yang dipercayai ini saat ia memiliki kesempatan atau saat sedang tidak memiliki urusan lain.

Hal ini tetap berbeda dengan gaya laisses faire yang hanya mendelegasikan sebuah wewenang dan kemudian seakan lepas tangan, sehingga ia tampaknya tidak memiliki peran apa-apa lagi.

 

Menjadi Pemimpin yang Bertanggung Jawab

Setelah menyimak pembahasan di atas, tentunya Anda setuju dong kalau kepemimpinan operasional tuh termasuk kepemimpinan yang bertanggung jawab…

Buktinya, ia akan selalu berusaha ada di sisi bawahannya sehingga dapat mengontrol mereka dengan baik.

Dan ini bisa Anda terapkan dalam menjalankan kursi kepemimpinan Anda. Mengapa tidak?

 

Nah bagaimana dengan kepemimpinanmu? Sudahkah Anda menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap organisasimu?

Bagikan cerita kepemimpinanmu di kolom komentar ya…

 

 

Sumber Referensi:

  • Agus Listiyono. 26 Juni 2016. Kepemimpinan Operasional. Kompasiana.com – https://bit.ly/2U1VPpX
  • Admin. Pengertian Kepemimpinan. Pendidikanmu.com – https://bit.ly/38hsvUP
  • Admin. 23 Oktober 2018. Tugas dan Fungsi Seorang Pemimpin. Sbsinews.com – https://bit.ly/2I488zf