Bagaimana cara mengelola keuangan keluarga pasca perceraian? Finansialku.com akan membahas mengenai keuangan keluarga pasca perceraian.

Keuangan Keluarga Pasca Perceraian Finansialku

 

Keuangan Keluarga Pasca Perceraian

Perceraian adalah salah satu fase kehidupan yang tidak diharapkan oleh kebanyakan pasangan rumah tangga. Kasus perceraian dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: tidak ada komunikasi yang baik antar pasangan, adanya ketidaksetiaan, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), permasalahan ekonomi dan keuangan keluarga, serta faktor-faktor lainnya. Kasus perceraian (terlebih jika sudah memiliki anak) akan menimbulkan dampak yang luas, seperti risiko emosi, risiko tanggungan, risiko kejiwaan anak, risiko sosial dan risiko finansial.

 Divorce - Keuangan Keluarga Pasca Perceraian Finansialku

Finansialku.com akan fokus pada risiko finansial atau risiko keuangan karena perceraian. Beberapa konsekuensi keuangan keluarga pasca perceraian:

 

Perubahan Gaya Hidup

Konsekuensi keuangan bagi setiap pihak. Baik Suami maupun Istri harus melakuakn perubahan gaya hidup. Konsekuensi ketika terjadi perceraian adalah masing-masing pihak harus mencari nafkah dan menghidupi dirinya sendiri. Jika sang Istri adalah seorang wanita karir, maka mencari nafkah bukanlah hal yang sulit. Lain cerita jika sang istri adalah ibu rumah tangga yang belum pernah bekerja secara professional. Banyak kasus perceraian menyebabkan masing-masing pihak menurunkan gaya hidupnya hingga lebih dari 40%. Contoh seorang ibu rumah tangga yang keperluan pribadinya sebulan Rp 2.000.000 bisa jadi harus melakukan penghematan dan hanya mengurangi biaya-biaya yang terkait lifestyle.

 

Biaya Legal atau Hukum

Masalah perceraian tidak berhenti hanya pisah ranjang atau pisah rumah. Berbicara dalam kasus perceraian, umumnya diselesaikan dalam pengadilan. Ketika masing-masing pihak menggunakan jasa pengacara atau konsultan hukum, maka harus dipertimbangkan biaya-biaya untuk membayar pengacara atau konsultan hukum.

 

Kekayaan Tergerus

Beberapa kasus perceraian di Indonesia menyebabkan sang Suami menjadi kehilangan hartanya. Kasus yang umum adalah harta yang didapat setelah pernikahan (disebut dengan harta gono gini) terjadi nilainya di bagi dua sama rata. Hal ini berarti sang Suami akan kehilangan 50% kekayaannya.

 

Menanggung Beban Keuangan

Dalam hal perceraian salah satu antara suami atau istri harus menanggung beban biaya hidup anak-anaknya. Kasus yang sering terjadi di Indonesia adalah sang suami harus menanggung beban keuangan yang besar untuk memenuhi kebutuhan hidup, pendidikan anak-anak. Menurut peraturan yang berlaku di Indonesia, jika sebuah perkawinan putus karena perceraian, maka pihak bapak dan ibu memiliki kewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya.

 

Pikirkan Sebelum Bercerai

Banyak hal yang harus dipikirkan secara matang-matang, sebelum mengambil keputusan cerai. Paling minimum seseorang yang akan melakukan perceraian, harus memikirkan rencana keuangan pada masa-masa berikutnya. Selaian itu, juga harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada akun bank, produk keuangan dan lainnya.

 

Kesimpulan

Sebisa mungkin jangan sampai terjadi perceraian dalam sebuah rumah tangga. Banyak konsekuensi-konsekuensi keuangan keluarga pasca perceraian yang harus dipertimbangkan. Finansialku.com setidaknya telah merangkum 4 konsekuensi keuangan keluarga pasca lebaran, yaitu:

  1. Menurunnya gaya hidup.
  2. Biaya legal atau hukum.
  3. Kekayaan yang tergerus
  4. Menanggung beban keuangan yang lebih berat.

 

Kami akan sangat senang dan berterima kasih jika Anda mau berbagi kisah atau memberi komentar mengenai konsekuensi keuangan pasca perceraian.

 

 

Â