Bagaimana ya kisah sukses pendiri Netflix? Mau tahu? Yuk simak sampai selesai kisahnya pada artikel ini, jangan ke mana-mana lagi ya…

Selamat membaca.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Success Story

 

Kisah Sukses Pendiri Netflix

Di zaman serba gadget dan internet siapa yang tidak kenal dengan dengan Netflix? Layanan Netflix yang menyuguhkan puluhan hingga ratusan film dan series berkualitas, semakin mengukuhkan kepopulerannya. 

Tidak hanya di luar negeri, demam Netflix juga sudah menjangkit warga +62.

Tapi sebagai pengguna layanan Netflix, kamu tau nggak gimana kisah sukses pendiri Netflix hingga Netflix bisa sekeren seperti sekarang ini?

Kalau belum tau, ayok simak pembahasan kali ini. Siapa tau kisah kesuksesan Netflix bisa menginspirasi kamu.

Netflix dibangun oleh Reed Hastings dari sebuah gerai rental DVD. Pemiliknya, Reed Hastings membuat usaha ini pada tahun 1997, tetapi dengan gaya bisnis yang berbeda.

Kisah Sukses Pendiri Netflix, Bermula Dari Rental DVD 02 Finansialku

[Baca Juga: Kisah Sukses Carney Bersaudara, Pendiri Restoran Pizza Hut]

 

Tepatnya pada 29 Agustus 1997, Netflix hadir sebagai perusahaan penyewa DVD berbasis internet, ia membawa konsep penyewaan DVD online dengan model pembayaran bulanan untuk menonton film sepuasnya dan DVD akan langsung dikirim ke rumah pelanggan.

Ide ini muncul sewaktu Hastings diwajibkan membayar denda sebesar US$ 40 dari Blockbuster karena batas rental ketika meminjam DVD.

Maka dari sanalah Netflix menawarkan DVD dengan sistem keanggotaan jika ingin menjadi seorang pelanggan.

Strategi pemasaran Netflix dimulai sebagai layanan langganan DVD by mail, kemudian beralih menjadi streaming.

Setelah itu, Netflix mulai melisensikan konten asli yang diproduksi oleh studio lain, hingga mulai memproduksi film dan acara TV sendiri.

Sudah seharusnya industri perfilman mendapat tantangan dari Netflix, yang adalah pendobrak lewat berbagai terobosan pelayanan.

Hingga berani membuat film-film original yang memakan biaya besar. Hastings percaya, bahwa semua itu berawal dari fakta bahwa di Netflix, karyawannya menikmati kebebasan mereka dari pada perusahaan lainnya.

 

Kebebasan itu yang menjadi inspirasi mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Kisah sukses Netflix yang memukau tertulis dalam bukunya yang berjudul No Rules Rules, ada tiga hal yang menjadi komponen kebebasan model kerja Netflix.

Pertama, memaksimalkan bakat-bakat terbaik di perusahaan. Mungkin karena orang-orang berbakat selalu memiliki keinginan untuk menampilkan dan mengasah bakat mereka.

Komponen kedua adalah tingkat keterbukaan yang tinggi antara karyawan dan manajerial, di mana tentu budaya berani mengungkapkan opini memang telah terbentuk.

Dan yang ketiga adalah keberanian untuk menghilangkan kontrol yang menghabiskan waktu semua orang dan uang perusahaan.

Inilah ketiga kunci yang dipakai Netflix untuk membuka potensi kebebasan karyawan secara ekstrim namun tetap diiringi tanggung jawab.

 

Mengenal ‘Sutradara’ Netflix Reed Hastings

Kisah sukses pendiri Netflix dimulai dari seorang Hastings, yang merupakan seorang sarjana matematika lulusan Bowdoin College.

Ia lahir di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat pada 8 Oktober 1958. Jiwanya petualangannya terbukti lewat keanggotaannya dalam mengelola klub mahasiswa yang hobi bermain kano dan memanjat gunung.

Jiwa sosialnya juga terlihat lewat pengabdiannya sebagai seorang guru relawan untuk pelajaran matematika di sebuah SMA Swaziland.

Dalam Business Insider, ia menyatakan pengalamannya ini sebagai kombinasi bertualang dan pengabdian diri ke masyarakat.

Setelah dua tahun mengabdi, ia kembali ke Amerika dan mengambil kuliah S2 di bidang artificial intelligence di Stanford. Pada tahun 1991 ketika ia mendirikan Pure Software.

 

Perusahaan yang menjual perangkat debugging bagi para teknisi komputer, pendapatan perusahaan ini naik berkali lipat setiap tahunnya, membuat Hastings naik pangkat menjadi CEO di perusahaan tersebut.

Lalu, pada 1995 Pure Software jadi perusahaan terbuka hingga akhirnya diakuisisi oleh Rational Software.

Ia mendapatkan US$ 750 juta dari penjualan perusahaan itu, hingga ia akhirnya mampu mendirikan Netflix di tahun 1997 bersama rekannya, yaitu Marc Randolph.

Model bisnis Netflix yang muncul oleh karena denda US$ 40 dollar oleh blockbuster ini, sempat ditawarkan pada mereka.

Awalnya, Reed Hastings membulatkan tekadnya untuk ke Dallas, Texas dan meminta bertemu dengan CEO Blockbuster. Seperti pertemuan antara liliput dan raksasa.

Kisah Sukses Pendiri Netflix, Bermula Dari Rental DVD 03 Finansialku

[Baca Juga: Kisah Sukses Jaya Setiabudi, Berbisnis Berbekal 3 Kalimat Ajaib]

 

Perbandingan antara Netflix saat itu dengan Blockbuster nyaris 1.000 kali lipatnya, perusahaan rintisan Hastings yang tidak terlalu diperhitungkan dibanding raksasa provider home movie dan layanan game rental itu.

Padahal, Hastings dan rekannya menawarkan kepada CEO dari Blockbuster untuk membeli Netflix, ia melakukan promosi kepada CEO Blockbuster dan menjualnya seharga US$ 50 juta dollar.

Tetapi sang CEO dengan tegas menolak penawaran Hastings. Suksesnya Netflix mulai terlihat pada tahun 2005, lima tahun setelah ia mengalami penolakan dan berbagai tantangan usaha.

Netflix justru tumbuh makin besar dengan 4,5 juta pelanggan. Mulai 2007, mereka membuat Netflix menjadi layanan streaming berbasis online dan memiliki 16 juta pelanggan di 2010.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun, Blockbuster bangkrut karena sulit mengimbangi inovasi Netflix, yang kian pesat berkembang hingga memiliki 167 juta pelanggan di seluruh dunia.


 

Serta memproduksi film dan acara TV sendiri yang memenangkan sejumlah penghargaan bergengsi, salah satunya adalah  serial politik House of Cards yang sukses besar hingga dapat menembus nominasi Emmy Awards.

Tak terlalu lama berselang, Agustus 2015, saham Netflix melonjak ke posisi tertinggi sepanjang masa dengan kenaikan saham hingga 9925% atau hampir 10.000% di atas harga IPO pada 2002.

Kini Hastings bisa menikmati jerih payahnya dan menyibukkan diri sebagai filantropi.

Sesuai dengan panggilan jiwanya yang senang bertualang dan sosialis, Hasting juga memperhatikan karyawannya dengan dobrakkan kebijakan.

Seperti memberi cuti melahirkan tanpa batas dan liburan tanpa batas juga untuk para karyawan. Dilansir dari Forbes, kekayaan Hastings mencapai US$ 5,1 miliar atau 74,3 triliun rupiah yang membuat ia mendapat posisi 500 orang terkaya di dunia. 

Sekarang kita tinggal menanti strategi baru Netflix untuk mempertahankan posisi teratas di industri perfilman streaming. Teruntuk mempertahankan slogan mereka Eat, Sleep, Netflix and repeat.

 

Wah… kisah yang luar bisa bukan? Pernah ditolak dan akhirnya mengalahkan mereka yang menolaknya, tentu butuh perjuangan yang luar biasa.

Bagaimana, apakah kamu terinspirasi dari kisah sukses pendiri Netflix ini?

 

Yuk bagikan kisah ini kepada banyak orang, supaya semangat dalam menggapai mimpi seperti pendiri Netflix ini menular ke banyak orang. Terima kasih sudah bersama Finansialku hari ini.

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 29 Agustus 2019. Sejarah Penyedia Layanan Streaming Netflix. CnbcIndonesia.com – https://bit.ly/2MILQFN
  • Linda Hasibuan. 9 Juli 2019. Kisah Sukses Bos Netflix, Semua Berawal dari Hobi Rental DVD. CnbcIndonesia.com – https://bit.ly/36QGX4y
  • Siti Nur Azzura.11 Januari 2021. Bisa Ditiru, Ini Rahasia Sukses Netflix. Merdeka.com –  https://bit.ly/39TU6M7
  • Nur Arum. 21 Juli 2020. Kisah Sukses Pendiri Netflix. Dari Rental DVD Jadi Layanan Streaming Puluhan Juta Pelanggan. Hipwee.com – https://bit.ly/3oVM5uj

 

Sumber Gambar:

  • Kisah Sukses Pendiri Netflix, Bermula Dari Rental DVD 01 – http://bit.ly/3ukErO8
  • Kisah Sukses Pendiri Netflix, Bermula Dari Rental DVD 02 – http://bit.ly/3bj4OLq
  • Kisah Sukses Pendiri Netflix, Bermula Dari Rental DVD 03 – http://bit.ly/2M9rJAq