Siapa dari Anda yang tahu apa pengertian dari berpikir sinkronik? Kali ini Finansialku akan membahas satu konsep berpikir ini. Simak!

Selamat membaca….

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Wealth Mindset

 

Pengertian Sinkronik dan Diakronik

Sinkronik dan diakronik adalah dua sudut pandang yang berbeda dan saling melengkapi dalam analisis linguistik.

Pendekatan sinkronis (dari bahasa Yunani συν– “bersama” dan χρόνος “waktu”) mempertimbangkan sesuatu pada suatu saat dalam waktu tanpa memperhitungkan sejarahnya.

Linguistik sinkronis bertujuan mendeskripsikan sesuatu pada titik waktu tertentu, biasanya peristiwa saat ini.

Sebaliknya, pendekatan diakronis (dari δια– “sampai” dan χρόνος “waktu”) mempertimbangkan perkembangan dan evolusi melalui sejarah.

Linguistik historis biasanya merupakan studi diakronis.

Mindset

[Baca Juga: Tak Terduga! Ini 7 Cara Berpikir Kreatif yang Mindblowing!]

 

Konsep tersebut diteorikan oleh ahli bahasa Swiss Ferdinand de Saussure, profesor linguistik umum di Jenewa dari tahun 1896 hingga 1911, dan muncul dalam tulisan dalam Kursus anumerta dalam Linguistik Umum yang diterbitkan pada tahun 1916.

Sinkronik berarti meluas dalam ruang tetapi sempit dalam waktu.

Jadi konsep berpikir secara sinkronik itu, kita menganalisis suatu peristiwa pada intinya saja.

Beberapa ciri-ciri berpikir sinkronik dapat dikenali seperti:

  1. Bersifat horizontal (Hanya pada intinya tidak secara kronologis)
  2. Kajian menitikberatkan pada pola-pola, gejala, dan karakter
  3. Cenderung lebih sulit dan serius.
  4. Cakupan kajian yang lebih sempit.
  5. Mengkaji masa tertentu.
  6. Tidak terdapat konsep perbandingan.

12 Tanda Jika Anda Memiliki Mindset Wirausaha yang Benar 01 - Finansialku

[Baca Juga: 10 Pelajaran Kepemimpinan dari Desain Cara Berpikir]

 

Dengan konsep berpikir sinkornik, kita dapat mempelajari suatu peristiwa ataupun sejarah secara mendetail, misalnya saja menjelaskan tentang suasana pada saat tragedi pemberontakan G30S/PKI.

Sementara itu, diakronik berarti memanjang dalam waktu tetapi menyempit dalam ruang.

Dengan kata lain, konsep berpikir diakronik juga berpikir kronologis dengan berpikir secara diakronik/kronologis kita dapat mempelajari proses dari suatu peristiwa atau sejarah.

Berpikir diakronik memiliki ciri:

  1. Bersifat vertikal (Berdasarkan urutan peristiwa)
  2. Memiliki sifat historis/komparatif.
  3. Ada konsep perbandingan.
  4. Mengkaji masa yang satu dan yang lain.
  5. Cakupan kajian jauh lebih luas

 

Contoh Konsep Berpikir Sinkronik

Melansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berpikir sinkronis dengan menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial.

Misalnya dalam materi demokrasi liberal 1950-1959 mengkaji Indonesia dalam hal kondisi ekonominya.

Meskipun Indonesia telah merdeka, tetapi kondisi ekonomi pada saat demokrasi liberal belum dapat cukup stabil.

Faktor yang menyebabkan ekonomi tersendat pada waktu itu, adalah:

  1. Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor hasil bumi. Bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan yang telah ditetapkan dalam Konferensi Meja Bundar.
  2. Defisit yang harus ditanggung pemerintah pada waktu itu sebesar Rp 5,1 miliar yang dirancang Belanda.
  3. Pemerintah belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk mengubah sistem ekonomi kolonial menjadi nasional.
  4. Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan.
  5. Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan banyak pengeluaran di luar rencana.
  6. Jumlah angka pertumbuhan penduduk yang besar.

90+ Mindset yang Membuat Orang Susah Jadi Pengusaha - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Semua Bisa! Ikuti 6 Cara Melatih Otak Untuk Berpikir Cepat Ini]

 

Dengan berpikir sinkronik dalam mengkaji suatu peristiwa tertentu secara mendalam.

Yang mana dalam hal ini adalah kita coba menganalisis kondisi ekonomi pada masa demokrasi liberal, kita dapat memperoleh informasi bagaimana kondisi ekonomi masyarakat saat itu dalam memperjuangkan hidupnya setelah merdeka.

Peristiwa sejarah tidak lepas dalam konsep ruang dan waktu. Ruang merupakan tempat suatu peristiwa terjadi, sedangkan waktu adalah saat terjadinya peristiwa sejarah.

 

Konsep Berpikir Sinkronik

Menerapkan konsep berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah maka perlu kembali mengingat pendekatan 5W 1H.

Yang mana, Rudyard Kipling seorang penulis dan novelis kebangsaan Inggris yang pertama kali merumuskan dan mempopulerkan formula ini.

Sebagaimana tertulis dalam cerita pendeknya yang berjudul Elephant’s Child.

Mindset Sukses - Finansialku

[Baca Juga: 10 Cara Berpikir Orang Kaya yang Musti Kamu Tiru!]

 

5W 1H adalah sebuah metode yang dilakukan guna mendapatkan informasi secara lebih kaya dan mendalam.

Caranya dengan memenuhi atau menanyakan setiap unsur dari 5W 1H tersebut kepada narasumber.

Kita perlu menggali suatu peristiwa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, mengambil suatu contoh mengenai banjir Jakarta, maka dapat digambarkan urutan-urutan dalam menentukannya adalah:

 

#1 What: Apa Yang Terjadi?

Penjelasan: Maksudnya adalah Apa deskripsi dari tugas, aktivitas, masalah, tujuan proyek yang sedang dihadapi.

Tujuan: Apa tujuan, tindakan, prosedur, mesin yang digunakan dalam aktivitas atau problem tersebut.

Contoh pertanyaan: Apa masalah yang terjadi tiap tahun di kota Jakarta? Banjir. Apa penyebab banjir di Jakarta?

Apa yang perlu dilakukan warga kala menghadapi banjir Jakarta? Apa yang perlu dilakukan petugas kala menghadapi banjir Jakarta?

 

Ebook Perencanaan Keuangan Untuk MAHASISWA

Download Sekarang, GRATISSS!!!

8 Ebook Perencanaan Keuangan Mahasiswa

 

#2 Who: Siapa Yang Terlibat Dalam Peristiwa Itu?

Penjelasan: Siapa-siapa yang terlibat, mereka yang bertanggung jawab, mereka yang mengalami peristiwa tersebut.

Tujuan: Menentukan semua yang terlibat dalam sebuah kejadian dan semua yang terkena dampak dari kejadian tersebut.

Contoh pertanyaan: Siapa saja yang ter-dampak banjir Jakarta? Siapa yang bertanggung jawab menangani banjir? Siapa saja ahli-ahli yang perlu terlibat untuk mengatasi masalah banjir?

 

#3 Why: Mengapa Hal Itu Bisa Terjadi?

Penjelasan: Alasan-alasan munculnya atau terjadinya sebuah masalah atau peristiwa.

Tujuan: Menentukan alasan-alasan kenapa suatu peristiwa atau masalah bisa muncul.

Contoh pertanyaan: Mengapa banjir bisa terjadi? Mengapa banjir selalu menggenangi Jakarta? Mengapa banjir Jakarta sulit ditangani?

 

#4 When: Kapan Peristiwa Itu Terjadi?

Penjelasan: Kapan peristiwa terjadi, waktu kejadian berlangsung, kapan masalah muncul.

Tujuan: Menentukan waktu berlangsungnya masalah atau kejadian, durasinya dan frekuensinya.

Contoh pertanyaan: Kapan biasanya banjir terjadi? Kapan Jakarta pernah tidak terkena banjir? Kapan banjir akan dapat teratasi?

Kapan petugas penanganan dampak banjir datang membantu? Kapan banjir biasanya mulai surut?

 

#5 Where: Di Mana Peristiwa Itu Terjadi?

Penjelasan: Menjelaskan lokasi atau tempat suatu peristiwa atau masalah timbul.

Tujuan: Menentukan lokasi kejadian atau lokasi aktivitas atau lokasi munculnya masalah.

Contoh pertanyaan: Di mana banjir biasa terjadi? Di mana wilayah yang paling terdampak oleh banjir? Di mana wilayah yang menjadi penyebab/sumber banjir? Di mana wilayah yang tidak terkena banjir?

 

#6 Konsep Berpikir Sinkronik Dengan +1 How: Bagaimana Peristiwa Itu Terjadi?

Penjelasan: Bagaimana proses terjadinya suatu peristiwa dan masalah, bagaimana masalah itu muncul.

Tujuan: Menentukan alur atau proses terjadinya atau munculnya atau berlangsungnya suatu masalah atau kegiatan.

Contoh pertanyaan: Bagaimana proses terjadinya banjir? Bagaimana proses banjir Jakarta terjadi? Bagaimana cara menangani banjir Jakarta?

Bagaimana menangani korban banjir Jakarta? Bagaimana cara warga atau korban kala menghadapi banjir?


 

Terapkan Konsep Berpikir Sinkronik Dalam Menggali Informasi

Berpikir sinkronik dengan memenuhi unsur 5W 1H, maka pokok informasi dalam menggali informasi akan jauh lebih lengkap dengan mengidentifikasikan penyebabnya dan mengetahui waktunya.

Dengan melibatkan cara berpikir ilmu sosial, maka kajian sejarah atau suatu peristiwa akan jadi sangat berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang.

Semoga Bermanfaat!

 

Sekian pertemuan kita, silakan berbagi artikel ini kepada rekan, sahabat dan teman-teman Anda lainnya.

Bila memiliki pertanyaan, tulis di kolom komentar dan kami akan menjawabnya untuk Anda.

 

Sumber Referensi:

  • Rayhan Diff. 13 Agustus 2020. Berpikir Sinkronik dan Diakronik (Pengertian, Contoh, Ciri-ciri, dan Tujuannya). Kompasiana.com – https://bit.ly/2RENmI6
  • Serafica Gischa. 22 Juli 2020. Konsep Berpikir Sinkronik dan Contohnya. Kompas.com – https://bit.ly/3hV8Fjr
  • Ari Welianto. 18 Mei 2020. Konsep Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah. Kompas.com – https://bit.ly/33Q3A70
  • Konsep Berpikir Sinkronik, Apa Itu?. Kelaspintar.id – https://bit.ly/2FPOgPo
  • Admin. 2020. 5W 1H Adalah…Penjelasan, Unsur & Contoh-Contohnya. Pakardokumen.com – https://bit.ly/2FW0PZX

 

Sumber Gambar:

  • Apa Pengertian dan Contoh Konsep Berpikir Sinkronik? 01 – https://bit.ly/341zG0x