Siapa yang punya usaha tapi ga punya laporan keuangan bisnis? Atau punya laporan keuangan tapi gak tahu kegunaannya atau bingung bacanya?

 

Laporan Keuangan Bisnis

Biasanya, pemilik usaha/bisnis cenderung lebih sibuk dengan urusan operasional mereka, apalagi ketika tipe bisnisnya adalah one man show atau semua dikerjakan sendiri.

Pada akhirnya, pemilik bisnis tidak sempat untuk memikirkan laporan keuangan. Punya waktu untuk catat keuangan saja sudah bersyukur.

Tapi, jika kita mau perusahaan berkembang, kita memerlukan yang namanya Laporan Keuangan.

Ini diperlukan untuk mengetahui berapa omzet/pendapatan dan cost/pengeluaran perusahaan per bulan, dan untung atau rugi di bulan ini.

Dari situlah kita bisa tahu kenapa perusahaan bisa merugi, pengeluaran mana yang harus dikurangi supaya keuntungan bisa lebih banyak, dan seterusnya.

Jadi Laporan Keuangan bukan sekedar rentetan angka saja, melainkan data yang bisa menjadi informasi bermanfaat untuk pemilik usaha dalam mengambil keputusan penting untuk bisnisnya.

Usaha yang sehat bukan hanya dilihat dari omzet yang besar. Bisa saja dibaliknya ternyata perusahaan memiliki banyak utang sehingga omzet yang besar habis untuk membayar cicilan.

Analisis Laporan Keuangan dengan Rasio Keuangan Internal Liquidity dan Operating Perfomance 2 - Finansialku

[Baca Juga: Sudah Tahu Apa Saja Jenis Laporan Keuangan Perusahaan?]

 

Untuk itulah perlu dicek sebelumnya, apakah pada saat mengambil pinjaman usaha, kita memperhitungkan bunga yang kita bayar dan berapa persen profitnya. Jika bunga yang dibayar lebih besar, tentu saja kita rugi.

Maka dari itu, kita perlu setidaknya 3 laporan dalam keuangan, yaitu:

  1. Neraca. Melalui laporan Neraca atau Balance Sheet kita bisa melihat Aset dan Liability (Modal + Utang), jadi kita bisa tahu berapa nilai usaha kita, apakah naik atau turun dari tahun lalu, berapa modal yang sudah dikeluarkan, berapa batas utang yang bisa kita ambil untuk mendanai usaha kita.
  2. Laba Rugi. Melalui laporan Laba Rugi atau Profit and Loss (P&L) kita bisa mengetahui omzet/pendapatan dan pengeluaran, sehingga kita bisa melihat detil pos pengeluaran yang ada, berapa persen dari omzet, serta laba bersih setelah dipotong pengeluaran dan pajak.
  3. Arus Kas. Melalui laporan Arus Kas atau Cash Flow kita bisa tahu arus uang masuk dan keluar dalam suatu periode tertentu. Karena omzet/pendapatan belum pasti menjadi cash masuk sedangkan pengeluarannya kemungkinan besar menjadi arus kas keluar. Jadi kita bisa melihat kemampuan usaha kita menghasilkan arus kas dan membayar kewajiban-kewajiban.

 

Sebagai pemilik usaha, mau tidak mau kita perlu memiliki Laporan Keuangan perusahaan, akan tetapi itu tidak perlu dilakukan seorang diri, apalagi ketika itu bukanlah keahlian kita.

Kita bisa mempekerjakan orang yang lebih ahli dalam membuat Laporan Keuangan perusahaan, entah itu sebagai karyawan maupun pihak ketiga di luar perusahaan (outsource).

Kedua pilihan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Jika kita merekrut karyawan untuk membuat Laporan Keuangan, maka kita sebagai pemilik usaha memiliki kewajiban ketenagakerjaan seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan lain-lain.

Namun karena mereka akan selalu standby di kantor, maka kita akan lebih mudah dalam pengaksesan data, maupun komunikasi dan koordinasi.

Sedangkan jika menggunakan outsource, biayanya akan lebih murah. Kita tidak punya kewajiban ketenagakerjaan dan jika kinerjanya kurang memuaskan, maka kita bisa mencari penggantinya tanpa harus memikirkan pesangon.

Namun karena merupakan pihak ketiga, maka dedikasinya akan berkurang, karena mereka tidak hanya mengurusi satu perusahaan saja, sehingga koordinasinya tidak bisa selancar mempekerjakan karyawan.

 

Sebagai Finance Consultant, saya pernah mengecek keuangan salah satu bisnis yang mendapat banyak proyek dari perusahaan-perusahaan besar.

Namun saat membaca Laporan Keuangan, saya melihat bahwa perusahaannya tidak sehat karena memiliki piutang yang besar, yang usianya cukup lama (lebih dari 6 bulan) karena sulit ditagih alias piutang macet.

Sedangkan mereka punya pengeluaran tetap/fixed cost yang cukup besar karena harus mempekerjakan banyak karyawan karena proyek besar yang mereka kerjakan.

Pada akhirnya, perusahaan tidak bisa bertahan karena masalah tersebut. Mereka kehabisan cash untuk menggaji karyawan, sementara proyek harus tetap berjalan dan piutang sulit ditagih.

Dari case di atas ada beberapa hal yang bisa kita lakukan lebih dini jika kita memiliki Laporan Keuangan yang terpantau setiap bulannya, sehingga masalah tidak menjadi besar.

Sedih bukan jika usaha yang kita bangun dengan susah payah harus tutup.

Jadi, besar atau kecilnya usaha kita, miliki dan pergunakanlah Laporan Keuangan. Tidak harus rumit, yang penting data-datanya dibuat dengan benar oleh orang ahli dan bisa menjadi informasi yang berguna bagi pemilik usaha.

Tenang, tidak perlu panik. Tim Finansialku siap membantu kamu. Kontak Perencana Keuangan Finansialku melalui fitur Konsultasi Keuangan di aplikasi Finansialku dan dapatkan langkah-langkah pertolongan yang harus kamu lakukan.

Cara Konsultasi Keuangan dengan aplikasi Finansialku

Cara Konsultasi Keuangan dengan aplikasi Finansialku

 

Jadi, sudahkah usahamu memiliki Laporan Keuangan Bisnis? Tuliskan pendapatmu mengenai artikel ini dalam kolom komentar di bawah ini.

Bagikan artikel ini pada rekan-rekanmu yang membutuhkan ya.

 

banner -perencanaan keuangan freelancers