Laporan keuangan komersial merupakan salah satu jenis laporan keuangan. Sistem perhitungan ini kerap ditemukan dalam akuntansi perpajakan Indonesia. 

Kamu patut mempelajari jenis laporan ini. Silakan simak ulasan berikut mengetahui informasi selengkapnya!

 

Summary:

  • Laporan keuangan harus kita pelajari karena perhitungan pajak menganut sistem self assessment.
  • Ada dua jenis laporan keuangan, yaitu laporan keuangan komersial dan fiskal
  • Terdapat tiga metode perhitungan yang banyak perusahaan atau pribadi gunakan dalam perhitungan pajak untuk laporan keuangan.

 

Perlunya Memahami Laporan Keuangan

Di Indonesia, perhitungan pajak menganut sistem self assessment, yakni wajib pajak menghitung dan membayar pajaknya secara mandiri. 

Di perusahaan (badan), pelaporan SPT Tahunan Badan kita lakukan dengan melaporkan keuangan yang tersusun melalui prinsip akuntansi.

Biasanya, ada dua jenis laporan keuangan yang orang pakai, yakni laporan keuangan komersial dan fiskal. 

Keduanya dapat kita gunakan untuk menentukan besar pajak yang terutang.

Agar tidak bingung tentang kedua laporan keuangan, silakan simak rangkuman Finansialku berikut ini!

 

Pengertian Laporan Keuangan Komersial

Laporan keuangan merupakan alat untuk menyajikan informasi keuangan selama periode tertentu, terutama untuk pemegang saham atau kreditur. 

Laporan keuangan fiskal komersial adalah laporan yang tersusun dengan prinsip akuntansi keuangan untuk mengidentifikasi untung rugi dari kacamata komersial.

Beberapa tujuan laporan keuangan komersial adalah memberikan informasi yang valid, lengkap, dan relevan tentang beberapa hal.

Di antaranya adalah posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta arus kas yang nantinya dapat perusahaan gunakan untuk membuat keputusan. 

Laporan keuangan komersial menunjukkan keseriusan manajemen dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan.

Meski begitu, bisa jadi, informasi yang kita cari tidak ditemukan dalam laporan ini. 

Sebab, laporan keuangan mendeskripsikan pengaruh kejadian lampau dan tidak menuliskan informasi lain (selain informasi keuangan).

Setiap aspek laporan keuangan komersial adalah kesatuan. Maksudnya, jika ada yang perusahaan hilangkan, maka akan berpengaruh ke informasi secara keseluruhan.

[Baca Juga: Laporan Keuangan Perusahaan: Pengertian, Jenis, dan Contohnya]

 

Pengertian Laporan Keuangan Fiskal

Laporan keuangan fiskal adalah jenis laporan keuangan yang didasarkan pada undang-undang perpajakan untuk menemukan Penghasilan Kena Pajak dan pajak terutang. 

Meski sering orang pakai, istilah ini tidak baku. Ditjen Pajak menggunakannya untuk mencari Penghasilan Kena Pajak yang mereka dapatkan dari Laporan Keuangan Komersial.

Penghasilan Kena Pajak sendiri bisa kita dapatkan melalui perhitungan khusus, yang caranya bisa kamu dapatkan melalui artikel Finansialku Begini Pengertian dan Cara Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP).

Karena menganut sistem self assessment, maka wajib pajak berkewajiban menghitung sendiri pajaknya. Barulah, mereka melaporkannya ke kantor pajak terdekat.

Laporan keuangan fiskal tersusun dari:

  • Elemen neraca fiskal 
  • Perhitungan laba rugi dan laba ditahan fiskal 
  • Penjelasan laporan keuangan fiskal 
  • Rekonsiliasi laporan keuangan komersial 
  • Laporan keuangan fiskal 
  • Ikhtisar kewajiban pajak

 

Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal

Laporan keuangan komersial adalah hal yang berbeda dengan laporan keuangan fiskal. Keduanya tersusun dengan komponen dan tujuan yang berbeda.

Beberapa perbedaan laporan keuangan fiskal terhadap laporan keuangan komersial adalah sebagai berikut:

 

#1 Komponen Penghasilan dan Pendapatan

Perbedaan pertama laporan keuangan fiskal dengan laporan keuangan komersial adalah komponen penghasilan dan pendapatan. 

Dalam hal ini, menurut IFRS IAS 2018, dijelaskan bahwa pendapatan merupakan penghasilan bruto atas manfaat ekonomi dalam jangka tertentu. 

Pendapatan ini kita dapatkan dari kegiatan usaha sehingga berdampak pada meningkatnya ekuitas pemodal.

Dalam kesepakatan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), disebut bahwa penghasilan merupakan kenaikan manfaat ekonomi dalam suatu periode akuntansi yang menyebabkan ekuitas yang tidak berasal dari investor meningkat.

Jika kita lihat dari komponen penghasilannya, konsep fiskal mirip dengan konsep akuntansi. 

Konsep fiskal tertuang dalam Pasal 4 UU No. 36 tahun 2008, di mana wajib pajak yang mendapat penghasilan dari dalam atau luar negeri yang sifatnya meningkatkan kekayaan harus terdiri atas:

  1. Penghasilan adalah objek PPh
  1. Penghasilan dikenakan pajak dari PPh final
  1. Penghasilan bukan objek penghasilan

 

#2 Komponen Biaya Atau Beban

IAI menyebutkan bahwa beban merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam jangka satu periode akuntansi dalam arus kas keluar atau pengurangan aset sebagai implikasi adanya kewajiban. 

Kondisi ini menyebabkan penyusutan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian seluruh pemodal.

Jika menilik aspek fiskal, beban adalah penyesuaian biaya yang wajib pajak untuk memperoleh, menagih, atau mempertahankan penghasilan yang berhubungan langsung dengan penghasilan yang kita dapatkan.

 

Metode Penyusutan

Dalam akuntansi, terdapat istilah penyusutan. Hal ini merujuk pada kenyataan bahwa suatu aset akan mengalami pengurangan nilai dari waktu ke waktu. 

Pengurangan nilai bisa kita sebut dengan istilah depresiasi. Di mana, untuk menghitungnya, kamu bisa menggunakan beberapa metode.

Beberapa metode penyusutan dalam laporan keuangan komersial adalah sebagai berikut:

 

#1 Metode Garis Lurus

Metode garis lurus atau straight line basis adalah metode penyusutan dengan karakteristik nilai beban yang sama sepanjang waktu. 

Penyusunan memiliki nilai yang tetap sampai usia ekonomis aset habis.

Metode penyusutan ini wajib pajak hitung dengan membagi nilai sisa dengan perkiraan waktu penggunaan aset. 

Beberapa elemen yang berpengaruh terhadap perhitungan ini adalah harga perolehan, nilai residu, dan usia ekonomis.

Metode garis lurus lebih mengedepankan aspek waktu daripada kegunaan. 

Kelebihan metode penyusutan ini adalah pengaplikasian yang mudah dan penentuan biaya penyusutan tidak rumit. 

Saat ini, banyak perusahaan yang memanfaatkan metode ini.

Kekurangan metode straight line basis adalah biaya pemeliharaan dan perbaikan yang wajib pajak anggap sama tiap periode. 

Sehingga, di lapangan, beban penyusutan tidak selalu mencerminkan usaha yang perusahaan kerahkan untuk memperoleh penghasilan. 

Selain itu, cara ini juga tidak menggambarkan pengembalian yang nyata dari usia penggunaan aset.

Bisa kita pahami, metode ini melibatkan banyak asumsi. Di samping nilai perolehan yang mudah didapat, kamu tidak dapat memperkirakan nilai residu dan umur ekonomis aset.

[Baca Juga: Penyusutan Aktiva Tetap: Metode, Contoh, Data yang Diperlukan]

 

#2 Metode Garis Menurun

Metode saldo menurun dalam akuntansi menyebabkan beban penyusutan menurun di tiap periode akuntansi. 

Beberapa cirinya adalah tarif penyusutan memiliki besar 2x dari penyusutan garis lurus, beban akan menurun tiap periode, penyusutan tidak melibatkan nilai sisa, menghasilkan angka yang perlu dibulatkan.

 

#3 Metode Jumlah Unit

Metode penurunan jumlah unit dapat kamu pakai untuk menghitung depresiasi peralatan berdasarkan pekerjaan yang kamu lakukan (kapasitas produktif). 

Metode penyusutan ini cocok kamu terapkan jika pemanfaatan aset berbeda tiap tahun, dan mampu mencocokkan beban penyusutan dengan pendapatan dengan akurat. 

Perhitungannya bisa kamu lakukan dengan menghitung masa kegunaan aset, baik dalam satuan waktu atau panjang. 

Selanjutnya, beban penyusutan akan kita dapatkan dari hasil kali unit penyusutan dengan jumlah unit yang diproduksi.

 

Cara Menghitung Persediaan

Persediaan dapat kita hitung melalui tiga cara, yakni dengan rumus persediaan FIFO, LIFO, serta rata-rata tertimbang. 

Jika kita menilik undang-undang, maka metode yang banyak orang gunakan adalah metode rata-rata dan FIFO. 

Hal ini karena LIFO yang menghasilkan perhitungan pajak terutang lebih kecil.

 

Pahami Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan komersial adalah salah satu jenis laporan keuangan untuk membantu mengidentifikasi pajak penghasilan badan. 

Bersama laporan keuangan fiskal, keduanya memberikan informasi keuangan yang valid.

Persoalan pajak memang akan selalu menjadi hal yang kompleks dan rumit, terlebih untuk pihak yang awam dalam bidang tersebut.

Akan lebih memusingkan kalau kamu tidak punya waktu untuk mengurusnya karena pekerjaan dan kewajiban lain di luar perhitungan pajak ini.

Tapi, kamu tidak perlu lagi khawatir, karena kamu bisa meminta bantuan dari pihak ketiga atau ahli yang memang terpercaya.

Yaitu perencana keuangan dari Finansialku, yang sudah tersertifikasi dan membantu banyak klien soal permasalahan pajak yang tidak ada habisnya ini.

Kamu bisa lebih dulu melakukan konsultasi soal permasalahanmu lewat nomor WhatsApp: 0851 5698 8473.

Atau, kamu juga bisa menekan tombol di bawah ini untuk menghubungi para perencana keuangan Finansialku sekarang!

Banner Konsultasi WA - TM Big

 

Itulah pembahasan mengenai laporan keuangan komersial. Yuk share artikel ini ke teman-temanmu agar kalian sama-sama paham. Terima kasih!

 

Editor: HEsti Retno W.

Sumber Referensi: 

  • Cornelia Lyman. 26 Agustus 2022. Pengertian dan Rumus Metode Saldo Menurun dalam Akuntansi. Pintu.co.id – https://bit.ly/3UZwFG9
  • Myra Andriana. 18 Januari 2022. Laporan Keuangan Fiskal Dan Laporan Keuangan Komersial. Komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id – https://bit.ly/3OtbwSu
  • Nisa Destiana. 16 Januari 2022. Hitung Penyusutan dengan Metode Garis Lurus, Begini Caranya! Majoo.id – https://bit.ly/3GJAWt4
  • Priscillia Joana. 18 September 2020. Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal. Pajakmania.com – https://bit.ly/3EXj1h6
  • Wadiyo. 22 April 2022. Metode Penyusutan Saldo Menurun atau Unit Produksi, Mana yang Terbaik? manajemenkeuangan.net – https://bit.ly/3VmJHgY