Naomi Susilowati Setiono, wanita sukses ini sempat jadi kenek bis dan pekerja kasar, tapi sekarang ia membuktikan bahwa ia mampu menjadi seorang pebisnis batik lasem wanita yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Simak kisah sukses dan inspiratif dari Naomi Susilowati Setiono di artikel Finansialku di bawah ini!

 

Kisah Sukses Naomi Sulisowati

Pernah mendengar Batik Lasem? Batik Lasem merupakan salah satu jenis kerajinan batik indah yang berasal dari daerah Lasem, kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Batik Lasem merupakan kebudayaan turun temurun yang terkenal hingga ke mancanegara. Dana yang perlu kamu siapkan untuk memiliki Batik Lasem yang merupakan batik tulis ini sekitar Rp 200.000 hingga Rp 6 juta.

Tinggi rendahnya harga batik tergantung dari tingkat kerumitan motif. Semakin rumit motif batik, maka harganya Batik Lasem semakin mahal.  

Tapi tahukah kamu?

Batik Lasem ini sempat mengalami mati suri dalam sejarahnya, hingga hadirlah sosok berjasa yang mampu menghidupkan kembali pesona Batik Lasem ini. Sosok tersebut kini merupakan seorang wirausaha bernama Naomi Susilowati Setiono.

batik lasem

Batik Lasem. Sumber: Beautynesia

[Baca juga: Tupperware Bangkrut? Begini Nasib Produk Kesayangan Ibu-Ibu Indonesia!]

 

Naomi Susilowati Setiono merupakan wirausahawan sukses di bidang kerajinan Batik Lasem. Wanita keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di kota kecil Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Beliau adalah salah seorang yang berhasil menghidupkan kembali gairah industri batik Lasem, setelah bertahun-tahun mati suri.

Suka maupun duka dalam mengembangkan batik Lasem atau Laseman sudah Naomi rasakan.

 

Masa Kecil Naomi Susilowati

Naomi besar dari keluarga yang terpandang, meski begitu Naomi sama sekali tidak tinggi hati. Justru sebaliknya, Naomi begitu membumi selalu berlaku baik kepada semua orang. 

Tak disangka, di balik kesuksesan kehidupan Naomi saat ini sebagai pengusaha sukses di bidang kerajinan batik, nyatanya tersirat kesedihan yang berlapis perjuangan yang  tak ternilai harganya. 

Semasa hidupnya, Naomi Susilowati Setiono adalah seorang pekerja keras. Bahkan, demi menyambung hidup, ia pernah melalui masa mudanya sebagai pekerja kasar seperti tukang cuci, bahkan pernah menjadi kernet bus antar kota. 

Pada tahun 1980, lulusan Sekolah Menengah Apoteker Theresiana Semarang ini mendapatkan masalah sehingga dikucilkan dari keluarga yang saat itu terpandang di wilayahnya.

Penolakan dari keluarga yang telah mengasuhnya 21 tahun itu mau tak mau harus Naomi terimanya. Ia merasa sedih dan sakit hati tetapi tidak menyerah pada hidup. Ia pun pindah ke Kabupaten Kudus untuk memulai kehidupan baru.

Keadaan saat itu cukup sulit untuk gadis seusia 21 tahun. Pada saat itu, Naomi rela untuk menyambung hidup. Naomi pun menekuni berbagai pekerjaan bahkan pekerjaan kasar. 

contoh batik lasem

Contoh Batik Lasem. Sumber: Pesona Wisata Indonesia

[Baca juga: 16 Ide Usaha Modal 10 Juta dan Cara Cari Modalnya!]

 

Seorang  Naomi Susilowati Setiono, pada saat itu rela menyingsingkan lengan baju dan bekerja sebagai pencuci pakaian atau buruh cuci.

Karena kebutuhan yang mendesak dan tergiur penghasilan yang lebih tinggi, Naomi juga sempat beralih sebagai buruh pemotong batang rokok di Pabrik Djarum Kudus.

Di tempat ini ia menyingsingkan lengan baju dan bekerja sebagai pencuci pakaian. Tergiur penghasilan yang lebih tinggi, ia pindah sebagai buruh pemotong batang rokok di Pabrik Djarum Kudus.

Karena kurang cekatan, ia hanya mendapatkan penghasilan yang sedikit, Rp 375 per hari. Padahal teman-teman dapat memotong rokok berkarung-karung, bisa mendapat uang Rp 2.000-an.

Ia pun hengkang dan berpindah sebagai kernet bus Semarang-Lasem. Kerasnya perjalanan hidup mengantarkan Naomi menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kata hatinya.

 

Naomi Susilowati Pulang Kampung

Waktu berlalu, roda kehidupan kemudian membawa Naomi kembali ke tanah kelahirannya Lasem, dan bekerja sebagai buruh perajin batik.

Pada saat itu, rupanya orang tua Naomi meminta Naomi untuk kembali ke Lasem. Alih alih disambut hangat,  ternyata kembalinya Naomi bukan disambut baik melainkan dengan berbagai cemooh. Bukan tanpa alasan orang tua Naomi meminta Naomi kembali.

Kedatangan Naomi menciptakan luka baru buatnya, namun Naomi tetap berlapang dada meski pilu.

Saya ditempatkan di bawah pembantu. Mau minta air dan makan ke pembantu. Saya juga tidak boleh memasuki rumah besar.” – Naomi Susilowati

Orang tua Naomi pada tahun 1990 memutuskan untuk pindah ke ibu kota dan hidup bersama adik- adiknya di sana.

Naomi dipanggil karena usaha batik orang tuanya mati suri, tidak ada yang meneruskan. Di sinilah kesempatan itu muncul dan jiwa wirausahawan Naomi juga mulai nampak. 

membatik lasem

Ilustrasi Membatik Lasm. Sumber: IDX Channel

[Baca Juga: 5 Investasi Pendidikan Anak yang Bisa Selamatkan Masa Depan]

 

Naomi tidak putus asa, Naomi terus menerus mempelajari tentang Batik Lasem dengan tekun mulai dari desain, menggoreskan pola dan corak dengan canting, melapisi kain dengan malam yang panas, hingga memberi pewarnaan dengan sangat teliti hingga akhirnya ia belajar mendesain motif batik.

Naomi memanggil dan mengumpulkan kembali para perajin dengan kinerja yang baik dan andal yang dulu sempat pernah bekerja pada pabrik keluarganya.

Dalam mengumpulkan para pekerjanya, Naomi menggunakan cara kekeluargaan yang sopan dan santun dalam membangun hubungan antar pekerja dan pengusahanya.

 

Naomi Susilowati Melihat Peluang Dari Bisnis Batik

Kesempatan ini Naomi gunakan untuk memperbaiki sistem dan skema kerja pabrik batik ini. Naomi mengubah aturan dan sistem bagi pekerjanya.

Meskipun Naomi seorang Nasrani, Naomi memberi kesempatan pada perajin yang beragama Islam untuk menunaikan ibadah sholat sesuai  kewajiban yang mereka yakini dan jalankan. 

Suasana kerja juga bukan lagi atasan dan bawahan yang berhierarki tinggi. Naomi menganggap perajin adalah rekan kerja yang sama-sama mencari keuntungan dan menguntungkan satu sama lain. 

Jenis Batik Lasem atau Laseman yang dalam popularitasnya cukup tertinggal daripada Batik Solo maupun Batik Jogja tak menyurutkan Naomi dalam memproduksi Batik Lasem ini. Batik Lasem milik Naomi ini merupakan batik tulis yang kualitasnya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Meski masih menggunakan peralatan tradisional, Batik Lasem Naomi memiliki kualitas yang unggul yang menjadikannya terkenal diantara produksi Batik Lasem yang ada. N

Naomi yang memimpin Batik Tulis Tradisional Laseman Maranatha Lasem, Rembang, ini memiliki 30 orang perajin guna membantu dan mendukung usahanya.

 

Ebook Perencanaan Keuangan ENTREPRENEUR & FREELANCE

Download Sekarang, GRATISSS!!!

3 Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur dan Freelancer

 

Wirausahawan Yang Tak Lupa Dengan Tuhan

Meski Naomi telah menjadi wirausahawan sukses di bidang kerajinan Batik Lasem dan sangat padat jadwalnya, produktivitas Naomi yang telah berumur tak berubah. 

Salah satu bukti produktivitas Naomi sebagai wirausahawan sukses di bidang kerajinan yakni setiap bulan Naomi dan rekan-rekan pekerja di tempatnya terus mengerjakan batik tulisnya hingga menghasilkan rata-rata 150 potong batik tulis.

Batik-batik yang Naomi hasilkan pun unik dengan motif akulturasi Budaya Tionghoa atau Cina dan Jawa.

Batik-batik ini selalu dikirim ke berbagai daerah seperti Banten, Medan serta Surabaya.
Hingga tak heran, rekan-rekannya memintanya untuk menjadi ketua cluster batik lasem, yang hingga kini belum memiliki nama.

Dalam waktu dekat, cluster ini akan dinamai menjadi semacam asosiasi perajin/pengusaha batik lasem.

Bahkan, akhir-akhir ini ia disibukkan dengan kegiatan mengisi seminar maupun pemaparan ke berbagai instansi mengenai seluk-beluk batik lasem.

Setelah perjalanan hidup yang panjang, Naomi tetap tidak lupa pada Tuhan. Selain mengemban status single parent,  Naomi juga turut andil aktif dalam kegiatan peribadatan sebagai pendeta di gereja setempat. 

“Semua Ini Karena Kebaikan Tuhan.” Ujar Naomi. 

Ia juga tengah merintis pengkaderan perajin batik ke sekolah-sekolah secara gratis. “Kalau tidak kami sendiri yang mengader, siapa lagi? Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah,” ujarnya.

Naomi memberanikan dirinya untuk terjun langsung ke sekolah-sekolah dan menyampaikan gagasan bahwa akan lebih baik pelajaran membatik dihadirkan di sekolah-sekolah.

Naomi benar benar tulus untuk mengajarkan budaya kerajinan batik ini pada para siswa.  

Jika masalah tempat, Saya bisa meminjam Balai Desa, tak perlu keluar uang.” Ujarnya berharap.

Naomi mengaku pernah melontarkan gagasannya kepada Bupati Rembang Hendarsono (saat itu) untuk menyisipkan cara membatik ke dalam pelajaran muatan lokal. Sayangnya, ide ini tak ditanggapi dan dianggap tidak bisa berhasil.

 

Belajar Dari Naomi Susilowati

Itulah gambaran lika-liku kehidupan Naomi Susilowati Setiono sebagai seorang wirausahawan sukses di bidang kerajinan Batik Laseman yang terkenal.

Kesuksesan yang diraih Naomi Susilowati Setiono untuk membangun usaha pembuatan Batik Lasem lagi setelah sekian lama mati suri ini patut diacungi jempol.  

Naomi Susilowati Setiono berhasil membuktikan bahwa segala yang ditempuh dan dikerjakan dengan kerja keras, dengan ketekunan, keuletan, dan berserah  pada Tuhan akan membuahkan hasil yang manis.

Naomi Susilowati Setiono juga patut diberikan apresiasi, karena giatnya dalam memajukan dan mengembangkan dunia perbatikan di Indonesia terutama Batik Laseman agar bersinar kembali.

Atas kecintaan dan dedikasinya yang mendalam terhadap membatik, membuat Naomi Susilowati Setiono sadar akan pentingnya kebudayaan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.

Jika Sobat Finansialku ingin memiliki perencanaan keuangan yang baik dan tujuan keuangan yang jelas, Anda dapat menggunakan Jasa Perencana Keuangan dari Finansialku.

Buat jadwal konsultasi Anda melalui Whatsapp  0851 5866 2940 atau untuk mengetahui informasi lebih lanjut klik banner di bawah ini, sekarang ya!

konsul - PERENCANAAN KEUANGAN Q3 23

Dari kisah kehidupan Naomi Susilowati Setiono, bagian manakah yang memberi inspirasi Anda? Berikan tanggapan dan komentar Anda pada kolom yang tersedia di bawah ini!

Anda dapat membagikan setiap artikel Finansialku kepada rekan atau kenalan yang membutuhkan!

Disclaimer:  Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi. 

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

 

Sumber Referensi:

  • Ruang Bisnis. Mengenal Lebih Jauh Naomi Susilowati Setiono, Kernet Bus yang Menjadi Wirausahawan Sukses di Bidang Kerajinan Batik Lasem. https://bit.ly/3rhZAqN
  • Admin. Profil Pengusaha Sukses Indonesia – Naomi Susilowati Setiono. Profilpengusahasuksesindonesia – https://bit.ly/3rlzxyP
  • Admin. 30 Agustus 2016. Naomi Susilowati: Maestro Batik Lasem. Wirausahawankita.blogspot.com –  https://bit.ly/3rlzxyP
  • Admin. 18 November 2017. Tokoh Wirausahawan: Naomi Susilowati Setiono. ranahnusantarablog.wordpress.com – https://bit.ly/2M25oEA
  • Adeeva Kirana Mahesti. Naomi Susilowati Setiono. Adeevakiranamahesti.blogspot.com – https://bit.ly/3hfu9sy

 

Sumber Gambar:

  • Gambar 01 – http://bit.ly/3pz3pWV
  • Gambar 02 – http://bit.ly/34N2B8N
  • Gambar 03 – http://bit.ly/3pmiQkW
  • Gambar 04 – http://bit.ly/34P4Fgy
  • Gambar 05 – http://bit.ly/2WQKt9y