Tersohor sejak lama, keturunan Oei Wie Gwan, Michael Bambang Hartono bersama keluarga membesarkan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Namun sepak terjangnya tak selalu mulus.

Ingin tahu lengkapnya? Check it out!

 

Rubrik FinansialkuRubrik Finansialku Success Story

 

Sebelum Mendirikan Sebuah Pabrik Rokok

Oei Wie Gwan merupakan seorang turunan Tionghoa yang berdomisili di Kota Rembang.

Sebelum bergelut di dunia kretek, Oei adalah pegiat mercon. Sejak tahun 1930-an pabrik merconnya sangat tersohor, produknya dipasarkan hampir di seluruh tanah Jawa dengan merk “Leo”.

Seperti yang dilansir oleh Tirto.id, Rabu (4/9/18), dalam catatan Jongki Tio di buku Kota Semarang Dalam Kenangan (2000:60), mercon cap Leo dikirim juga ke luar negeri, bahkan mereknya masih dipakai meski pabriknya sudah tutup.

Namun, perjalanan bisnisnya itu tak mulus, bisnis merconnya bangkrut setelah meledak.

Harian Bataviaasch Nieuwsblad kala itu (28/1/1938) memberitakan peristiwa ini:

“Pabrik kembang api Oei Wie Gwan di Rembang terbang ke udara sepuluh menit sebelum jam dua siang. Lima pekerja pabrik tewas seketika, 22 luka berat dan 14 luka ringan. Dari yang terluka berat, sembilan orang tewas di rumah sakit.”

 

Tapi hidup tak berhenti begitu saja, itulah prinsip Oei. Susah senang harus tetap berbisnis, dalam keadaan apapun otak harus tetap berputar mencari celah untuk mengembangkan potensi usaha.

Alhasil, Oei mulai menata kembali hidupnya, saat itu kebetulan Indonesia telah merdeka dan bebas dari penjajahan kolonial.

Pada tahun 1951, ia membeli sebuah pabrik rokok kretek kecil di Kudus. Setelah bisnis merconnya runtuh, Oei mencoba peruntungan di bisnis rokok, barang yang sama-sama harus di bakar. 

 

Pabrik Rokok Itu Bernama Djarum

Setelah bangkit, Oei Wie Gwan mulai menjalankan usaha pabrik rokoknya, pabrik ini bernama Pabrik Djarum Gramophon. Seiring waktu berjalan, namanya kemudian disingkat menjadi Djarum.

Menurut catatan di situs resmi PT Djarum, pabrik yang terletak di Jalan Bitingan Baru nomor 28 (kini Jalan Ahmad Yani), Kudus, mulai beroperasi dengan 10 orang pegawai.

Pekerjaan mencampur cengkeh dan tembakau juga dilakukan dengan sederhana. Oei berada di sana jika tidak sedang mendistribusikan bahan.

Kisah Inspiratif PT Djarum & Michael Bambang Hatono Finansialku 1

[Baca Juga: Ini Dia 150 Orang Terkaya di Indonesia, Banyak yang Masih Muda]

 

Layaknya seorang bayi, merek rokok Djarum tidak langsung tersohor, banyak fase sulit yang dialami Oei.

Selama bertahun-tahun, pabrik ini merangkak di masa terpuruknya perekonomian Indonesia di era Soekarno.

Perusahaan tersebut bahkan sempat mengalami jatuh-bangun ketika nasib buruk kembali menimpa Oei. Sama seperti mercon “Leo”, Pabrik Rokok Djarum tak luput dari sasaran si jago merah, sehingga meluluhlantakkan semua yang ada, seperti yang ditulis oleh Rudi Badil dalam buku Kretek Jawa (2011:35).

“Pada tahun 1963 terjadilah musibah kebakaran yang hampir menghancurkan perusahaan. Oei Wie Gwan meninggal tak lama setelah itu, tetapi putra-putranya, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, berhasil memulihkan keadaan.”

 

728x90 - Entrepreneur
300x250 Kotak - entrepreneur

 

Kegigihan Oei diwariskan kepada kedua anaknya, di tangan Hartono bersaudara, pabrik rokok Djarum semakin berkembang dan menjadi perusahaan yang mapan.

Djarum kemudian menjadi salah satu dari empat besar di dunia industri Indonesia. Menurut buku tersebut, taipan Liem Sioe Liong atau Sudono Salim pendiri Salim Group adalah kawan Oei Wie Gwan. Mereka sama-sama pernah cari makan di Kudus.

Bedanya, Liem lebih dulu melebarkan sayap hingga ke Jakarta. Sementara Oei lebih banyak di Kudus.

Setelah Soeharto naik jadi presiden, dunia bisnis mulai menggeliat di Indonesia. Saat itulah Liem berada di puncak kejayaan.

Gemilang bisnis Liem menjadi momentum bagi Michael Bambang Hartono dan adiknya mengepakan sayap selebar-lebarnya.

Kisah Inspiratif PT Djarum & Michael Bambang Hatono Finansialku 4

[Baca Juga: Intip Bisnis 6 Orang Terkaya di ASEAN yang Berhasil Meraih Impiannya!]

 

Menurut catatan Mark Hanusz dalam Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia’s Clove Cigarettes (2000:136 dan 142), kakak beradik Hartono membangun bagian penelitian dan pengembangan terkait produk mereka sejak 1970. Mesin-mesin untuk meningkatkan produksi juga diperkenalkan di tahun itu.

Sejak 1976, produk kretek filter mereka dirilis ke pasar. Pada 1981, mereka meluncurkan Djarum Super yang kemudian jadi produk andalan.

Hasil produksi mereka tak hanya berjaya di pasaran dalam negeri, tapi juga merambah ke luar negeri.

Sudah pasti dua putra Oei Wie Gwan makin kaya. Setidaknya, mereka hanya tergolong orang terkaya di Kudus. Ingin menjadi pengusaha sukses seperti Hartono bersaudara? Atur keuangan bisnis Anda dengan matang!

Memisahkan arus keuangan pribadi dan arus keuangan bisnis sangatlah penting supaya usaha Anda dapat berkembang dengan lancar.

Dapatkan panduannya di ebook Finansialku di bawah ini!

Free Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis - Mock Up - Finansialku Jurnal

 

Tak Puas di Bisnis Tembakau, Duo Hartono Ekspansi Ke Perbankan

Setelah usaha pabrik rokok berjalan dengan stabil, Hartono bersaudara menapakkan kaki mereka di dunia perbankan. Hal ini tentu sangat menjadi perhatian banyak orang. Pasalnya saat itu Indonesia sedang mengalami masa krisis moneter.

Menurut Borzuk dan Chang, Djarum membeli saham Bank Central Asia (BCA) yang sebelumnya dimiliki Liem Sioe Liong.

BCA merupakan salah satu bank yang diambil alih pemerintah setelah dihantam krisis. Setelah beberapa tahun “dirawat” pemerintah, BCA kemudian dilepas lagi.

Michael Bambang Hartono Bersama PT Djarum menguasai BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan, dengan saham lebih dari 50 persen.

Tak cukup di perbankan, Djarum juga menguasai Global Digital International (GDI), sebuah perusahaan yang memiliki media daring bernama Kumparan.

Hartono bersaudara pun melebarkan bisnis di bidang perhotelan, menurut Deddy Pakpahan dalam Potret Industri Properti Nasional, 1997-2003 (2004:292), lewat PT Cipta Karya Bumi Indah memiliki saham di Hotel Indonesia Kempinski (Eks Hotel Indonesia).

Selain itu, Djarum cukup sukses memasarkan superblok dan pusat grosir WTC Mangga Dua.

 

Djarum Foundation

Sebagai bukti pedulinya kepada masyarakat, melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) hingga saat ini Djarum banyak memberikan beasiswa ke berbagai tingkatan pendidikan.

Di bidang olahraga, Djarum dikenal pula dengan bulutangkisnya. Anak Oei Wie Gwan sudah aktif memajukan bulu tangkis sejak 1970-an.

Liem Swie King, dalam autobiografinya, Panggil Aku King (2009:27), mengaku dirinya diajak salah satu anggota keluarga Hartono untuk latihan bulutangkis di klub Djarum Kudus.

Kisah Inspiratif PT Djarum & Michael Bambang Hatono Finansialku 2

[Baca Juga: 10 Orang Terkaya di Dunia 2018 versi Forbes]

 

Perjuangan merintis usaha hingga pabrik dua kali terbakar masih bertahan hingga saat ini. Tak heran saat ini Michael dan Robert menjadi orang terkaya nomor 1 di Indonesia versi Majalah Globe Asia.

Adapun Menurut catatan Forbes yang dirilis Maret 2018, total kekayaan Bambang Hartono mencapai US$16,7 miliar atau sekitar Rp225 triliun. Selain itu Bambang Hartono menempati urutan ke-75 orang terkaya dunia versi Forbes.

 

Turut Andil Mengharumkan Indonesia Di Asian Games 2018

Tak hanya dalam sektor bisnis, Michael Bambang Hartono juga belum lama ini berkontribusi dalam sektor olahraga.

Di usianya yang sudah tidak lagi “hijau”, namun semangatnya masih berjiwa muda.

Nama Michael belakangan ini kembali mencuat di publik setelah memenangkan medali perunggu di cabang olahraga bridge di Asian Games 2018.

Tak ada yang menyangka Michael akan berprestasi di gelaran olahraga se-Asia ini. Ia mengaku bonus yang didapatkan dari Asian Games akan “dikembalikan” untuk dimanfaatkan sebagai modal pengembangan olahraga banting kartu itu.

 

Jika menurut Anda artikel ini informatif dan bermanfaat, silakan bagikan kepada rekan-rekan dan kerabat Anda. Jika ada kritik, saran, atau komentar, silakan tuliskan di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Petrik Matanasi. 5 September 2018. Dari Mana Kekayaan PT Djarum dan Michael Bambang Hartono Bermula? Tirto.id – https://goo.gl/WcpMDJ
  • Sylke Febrina Laucereno. 3 September 2018. Bambang Hartono Jadi Nasabah BRI, Ini Tanggapan Bos BCA. Detik.finance.com – https://goo.gl/59x4jn

 

Sumber Gambar:

  • PT Djarum – https://goo.gl/xkyMQS
  • PT Djarum 2 – https://goo.gl/gm6jHb
  • PT Djarum 3 – https://goo.gl/xikyFF