Orang tua seringnya salah mengartikan dana darurat yang bikin keuangan keluarga terancam sekarat! Kamu nggak melakukan ini, ‘kan?

Sebelum terlambat, lebih baik baca artikel Finansialku satu ini sekarang!

 

Summary:

  • Dana darurat harus tersimpan di instrumen investasi untuk menghindari adanya pengurangan nilai uang akibat inflasi.
  • Jumlah alokasi  dana darurat akan berbeda-beda bergantung pada anggaran dan penghasilan bulanan.

 

Manfaat Dana Darurat yang Sebenarnya

Sobat Finansialku, terlebih kamu yang sudah menikah dan punya anak, mungkin sudah sedikit muak dengan wacana dan seruan tentang pentingnya dana darurat.

Kamu pun menyadari itu. Manfaat dana darurat mampu menyelamatkan keuangan keluarga yang terancam sekarat.

Pun dengan cara menghitung dana darurat yang sudah kamu hafal betul di luar kepala, saking seringnya kamu mendengar gaungan soal ini.

Meski begitu, ternyata tak jarang Finansialku menemukan mayoritas orang tua yang salah kaprah menerapkan pengumpulan dana darurat ini.

Ternyata, tidak sedikit orang tua yang menganggap bahwa seluruh tabungan yang mereka miliki adalah dana darurat. Padahal, ini jelas dua hal yang berbeda. Dana darurat adalah dana yang kita miliki di luar uang kita lainnya.

Dana darurat idealnya kita simpan di dalam instrumen investasi, dan tidak kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 

Jika uang yang sekarang ini ada di rekening kita sebut sebagai dana darurat, maka dana darurat tidak ubahnya sebuah tabungan harian belaka.

Mayoritas orang tua juga hanya mengalokasikan anggaran mereka pada satu tujuan keuangan saja, adalah dana darurat.

Lebih dari itu, tidak sedikit pula orang tua yang ‘mengandalkan’ dana darurat untuk dana pendidikan anak di masa depan.

 

Mindset Dana Darurat Menurut Para Orang Tua

Atas keterbatasan pemahaman, pembagian anggaran, hingga gaji bulanan yang terlalu banyak, akhirnya memilih untuk mengubah manfaat dana darurat menjadi dana serba guna.

Mindset ini yang kemudian memunculkan kemungkinan anak kita tidak bisa mendapatkan haknya secara maksimal dalam mengenyam pendidikan.

Anak kita yang seharusnya bisa menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi, terpaksa jadi sekedar mimpi. Hal ini karena kecerobohan orang tua yang tidak menyiapkan dana pendidikan sejak dini.

Oleh karena itu, perlu orang tua sadari bahwa dana darurat, bukanlah dana yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan dana di tujuan keuangan lain.

Misalnya, menggunakan dana darurat untuk dana sehari-hari, bahkan sebagai dana pendidikan di masa depan.

Maryadi Santana, CFP, QWP, salah satu perencana keuangan Finansialku mengajak kita untuk mengubah mindset ini.

Perlu kita sadari bahwa dana pendidikan adalah tujuan yang bisa kita persiapkan sejak dini.

Sementara dana darurat, kita gunakan untuk kebutuhan penting yang tidak terencana dan harus disiapkan secepatnya.

Dana darurat, adalah dana dingin, tidak bercampur dengan dana lain, dan harus tersimpan di instrumen investasi. Hal ini untuk menghindari adanya pengurangan nilai uang akibat inflasi.

Lebih lanjut, Maryadi mengatakan bahwa dana darurat bukanlah dana utama yang harus kita gunakan untuk dana pendidikan.

Melainkan tambahan ketika dana pendidikan belum mencukupi, sementara orang tua tidak ada waktu lebih lama lagi.

Lalu, bagaimana kalau saya kadung begini? Menerapkan mindset menggunakan dana darurat untuk kebutuhan yang tidak darurat?

Setelah membenahi mindset, kamu sebagai orang tua bisa mulai memindahkan dana darurat ke instrumen investasi yang sesuai dengan profil investasimu.

Jika kamu belum paham bagaimana menentukan instrumen investasi yang sesuai, kamu mungkin bisa lebih dulu membaca artikel Finansialku satu ini.

[Baca Juga: Dana Darurat: Cara Menyiapkan dan Tempat Menyimpannya]

 

Bagaimana dengan Dana Pendidikan?

Setelah selesai memenuhi kewajiban dana darurat, maka ada baiknya jika kamu segera menyiapkan dana pendidikan.

Karena, semakin dini menyiapkan dana darurat, maka semakin kecil jumlah dana yang bisa kamu alokasikan setiap bulannya sampai anak sekolah.

Lantas, berapa besaran yang harus dialokasikan setiap bulannya sampai kita mencapai jumlah yang kita butuhkan?

Maryadi menjawab, tidak ada besaran ideal, masing-masing keluarga akan memiliki besaran yang berbeda.

Hal ini bergantung pada berapa jumlah dana keseluruhan yang harus kamu siapkan, dan jangka waktu persiapannya.

Selain itu, biaya sekolah juga akan menjadi pembeda yang cukup signifikan untuk penentuan alokasi dana bulanan.

“Misal, ada 2 keluarga yang ingin mendaftarkan anaknya di sekolah SD yang sama 3 tahun lagi. Jika keluarga A sudah mempersiapkan sejak anak baru lahir, akan berbeda biayanya daripada dengan keluarga B yang baru mulai persiapannya sekarang.” Katanya.

 

Oleh karena itu, orang tua perlu membangun strategi yang matang. Mulai dari perhitungan, hingga alokasi investasi pada instrumen-instrumen yang sesuai dengan tujuan keuangan.

Tidak perlu khawatir jika ternyata kamu sama sekali belum terbayangkan apa yang harus kamu lakukan untuk memulai langkah besar ini.

Kamu bisa segera mendiskusikannya bersama dengan Maryadi, atau perencana keuangan lain dari Finansialku.

Mereka akan dengan senang hati membantu dan membimbingmu untuk merencanakan dana pendidikan anak dari nol.

Selain itu, kamu juga akan belajar untuk mampu mengatur keuangan dengan baik. Sehingga, kamu tidak perlu bergantung pada perencana keuangan untuk membuat keputusan terkait keuanganmu.

Kamu bisa mulai berdiskusi bersama Maryadi dengan menghubungi Customer Advisory melalui nomor WhatsApp: +62851 5866 2940 atau dengan menekan banner di bawah ini sekarang!

Banner Konsultasi WA - PC

 

Kalau Gitu, Berapa Persen Alokasi Dana Darurat Ideal?

Setelah memahami fakta bahwa ternyata tidak ada besaran alokasi dana pendidikan yang ideal, beberapa dari kita mungkin juga mulai mempertanyakan hal yang sama pada dana darurat.

Sebenarnya, berapa persen alokasi dana darurat yang ideal?

Sayangnya, sama seperti alokasi dana pendidikan, dana darurat juga tidak memiliki alokasi anggaran yang ideal.

Sama dengan dana pendidikan, jumlah alokasi akan berbeda-beda bergantung pada anggaran dan penghasilan bulananmu.

Meski begitu, ada standar dana darurat ideal yang bisa kamu jadikan pedoman.

Untuk kamu yang belum menikah dan tidak memiliki tanggungan, jumlah dana darurat yang harus kamu miliki adalah 6 kali pengeluaran bulanan.

Sementara untuk kamu yang sudah menikah tapi belum memiliki tanggungan, jumlah dana darurat yang harus kamu kumpulkan adalah 9 kali pengeluaran bulanan.

Terakhir, untuk kamu yang sudah menikah dan memiliki tanggungan, pastikan untuk punya dana darurat sebanyak 12 kali pengeluaran bulananmu, ya!

 

Apakah kamu punya pertanyaan yang belum terjawab terkait hal ini? Sampaikan lewat kolom komentar, ya!

Agar tidak banyak lagi yang salah kaprah, kamu bisa bagikan informasi ini pada orangtua lain lewat pilihan media sosial yang ada di atas. Sampai jumpa di artikel lainnya!

 

Editor: Ratna Sri H.