Reverse mentoring adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya diskriminasi di tempat bekerja. Apa dan bagaimana hal itu bisa terjadi?

Mari kita simak dalam artikel Finansialku kali ini. Selamat membaca!

 

Pengertian Reverse Mentoring

Kebanyakan dari kita sudah akrab dengan konsep mentoring. Mentoring biasanya dilakukan oleh karyawan yang lebih senior yang ditugaskan untuk membimbing rekan kerjanya yang lebih junior.

Namun, bagaimana jika kami memberi tahu Anda bahwa hal ini dapat terjadi sebaliknya?

Masa dimana senioritas dianggap sebagai superioritas telah berlalu. Saat ini dunia yang serba cepat telah menghasilkan semakin banyak generasi milenial yang menjadi bagian dari sebuah tempat kerja.

Generasi milenial saat ini mendominasi populasi penduduk di Indonesia. Milenial yang lahir antara tahun 1981-1996 merupakan 25,87% dari total populasi atau setara dengan 69,38 juta jiwa.

Hal ini menjadikan generasi milenial sebagai roda penggerak yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Bicara soal masalah perekonomian kaum milenial, kita sebagai kaum milenial sering bertanya-tanya. Apakah generasi milenial mampu membeli rumah sendiri? Tentu saja bisa. Asalkan kita mampu merencanakannya dengan baik.

Nah untuk para generasi milenial yang ingin membeli rumah dengan penghasilan sendiri, yuk simak audiobook berikut ini. Siapa tahu bisa menjadi inspirasi dalam merencanakan kepemilikian rumah Anda.banner -millennials tidak bisa beli rumah, kata siapa

Generasi milenial biasanya memiliki karakter yang fleksibel, mudah beradaptasi, dan tech-savvy (melek teknologi).

Kaum milenial juga menawarkan banyak hal dalam lingkungan kerja, sehingga generasi yang lebih tua harus banyak belajar dari generasi muda.

Maka dari itu, banyak perusahaan seperti 3M, yang menjadikan kaum milenial sebagai pendamping maupun mentor bagi para pemimpin senior. Hal inilah yang kemudian disebut dengan reverse mentoring.

Terdapat beberapa manfaat dari program ini, beberapa diantaranya adalah memberikan menanamkan perspektif yang lebih kritis mengenai pemikiran strategis, kepemimpinan, pola pikir, dan nilai-nilai di tempat kerja.

Generasi milenial juga dapat memberikan masukan kepada para pemimpin mengenai pemikiran kaum yang lebih muda.

Selain itu dapat memberikan kesempatan kepada para pemimpin untuk lebih memahami nilai, prioritas serta motivasi zaman milenial seperti sekarang ini.

Juga bagaimana kaum muda ingin diperlakukan, dan bagaimana mengoptimalkan bakat mereka untuk meningkatkan keterlibatan serta retensi, yang pada akhirnya membangun jembatan antar generasi.

Hal ini dapat mempermudah dalam menghadapi ageisme (diskriminasi usia) di tempat kerja secara langsung.  

Hal ini dilakukan dengan mengajak generasi muda dan tua untuk berbagi perspektif mereka, menumbuhkan pemahaman yang lebih baik, serta menghilangkan mitos.

[Baca Juga: Inilah 10 Masalah Karyawan di Perusahaan yang Berbahaya (Plus Solusinya)]

Mencegah Diskriminasi di Kantor dengan Reverse Mentoring - 02 - Finansialku

Sumber: gofaztrack.com – https://bit.ly/30R3o9w

 

Mentoring Dua Arah

Disisi lain, karena pandemi Covid-19 yang mengharuskan pekerjaan dilakukan dari rumah, memiliki mentor menjadi hal yang sangat penting dalam membantu karyawan yang lebih muda, terutama karyawan baru.

Pemimpin yang lebih senior dapat memberikan pemahaman mengenai perubahan dan perspektif dalam dunia kerja yang baru.

Diluar pengalaman yang akan diperoleh oleh mentor yang lebih muda dari senior mereka, reverse mentoring merevolusi model mentoring tradisional.

Program ini memungkinkan komunikasi dua arah dan pendekatan percakapan yang lebih. Melalui program ini, karyawan yang lebih muda dapat berbagi wawasan mereka, dan didengarkan.

Selain meningkatkan moral dan produktivitas, reverse mentoring bahkan memungkinkan karyawan yang lebih muda memengaruhi keputusan perusahaan di tingkat yang lebih tinggi.

[Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Konflik di Tempat Kerja]

 

Hal yang Perlu Dipersiapkan Perusahaan

Untuk memaksimalkan program ini, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan.

Pertama, dari awal, semua mentor muda dan pemimpin harus memiliki motivasi yang cukup jelas. Sebelum bergabung, karyawan yang berpartisipasi harus memikirkan alasan mengapa mereka ingin berpartisipasi.

Selanjutnya, mereka harus menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas untuk memastikan program tersebut bermanfaat bagi mereka.

Ketiga, mereka harus menetapkan batasan yang jelas antara topik pekerjaan dan pribadi yang sejalan dengan komitmen bersama terhadap program.

Terakhir, baik mentor muda maupun para pemimpin harus tetap berpegang pada peran yang ditugaskan.

[Baca Juga: Hardskill vs Softskill Di Dunia Kerja, Penting Mana?]

Seorang eksekutif senior harus menahan diri agar tidak kembali ke ‘mode kepemimpinan’, sementara karyawan yang lebih muda harus terus menjadi ‘guru’ bagi para peserta mereka.

Percakapan dan sharing yang teratur dapat menghilangkan stereotip mengenai usia di tempat kerja. Stereotip pada dasarnya adalah konsep yang salah.

Tidak ada junior yang terlalu muda untuk memimpin ataupun mengajar, dan tidak ada senior yang terlalu tua untuk mempelajari hal baru.

 

Nah, Sobat Finansialku, itulah penjelasan mengenai reverse mentoring yang bisa Anda lakukan di tempat kerja Anda. Semoga artikel ini bermanfaat.

Jangan lupa bagikan informasi ini pada rekan-rekan lainnya. Terima kasih.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Finansialku dengan Nova.id, isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Nova.id.

 

Editor: Maria Christianti

Sumber Referensi:

  • Dini. 16 Juni 2021. Stop Diskriminasi di Kantor, Begini Cara Kita untuk Mencegahnya. Nova.grid.id – https://bit.ly/2YPR2Oq

 

Sumber Gambar:

  • Cover – https://bit.ly/30MLIfP

Â