Ingin memulai bisnis kuliner? Gimana sih caranya menentukan harga jual produk atau harga pokok penjualan (HPP) pada bisnis kuliner agar tidak salah langkah?

Simak pembahasannya berikut ini!

 

Harga Pokok Penjualan Dalam Bisnis

Bisnis apapun itu yang menjual produk ataupun jasa perlu menentukan harga jual atau yang biasa disebut dengan Harga Pokok Penjualan atau HPP. Harga ini tentunya sudah termasuk dengan keuntungan yang didapatkan oleh produsen ditambah dengan berbagai biaya operasional yang melekat dalam produknya tersebut.

Menurut pengertiannya, Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah total keseluruhan biaya yang dikeluarkan secara langsung oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual.

Dengan menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), produsen dapat mengetahui besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan saat akan memproduksi barang atau jasa termasuk manufaktur.

Dalam praktiknya, perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) biasanya terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.

Cara Menentukan Harga Jual Buat Bisnis Kuliner - 05 - Finansialku

[Baca Juga: Sangat Penting Bagi Pebisnis! Ketahui Manfaat Utama Pembukuan Bisnis]

 

Sebuah perusahaan baik barang ataupun jasa perlu menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan tujuan agar dapat menentukan harga jual produk, menghitung laba/rugi perusahaan dari penjualan produk, dan untuk melihat realistis atau tidaknya biaya produksi yang diterapkan.

Dalam pratik perhitungannya, menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) pada perusahaan manufaktur sedikit berbeda dengan perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa.

Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) tidak bisa lepas dari cara menghitung harga pokok produksi karena salah satu komponen dalam rumus harga pokok penjualan adalah Harga Pokok Produksi (HPP).

Nilai barang yang dijual juga termasuk dalam harga proses dimana pada umumnya cara menghitung harga pokok produksi ditentukan pada persediaan awal produk ditambah dengan jumlah harga produksi kemudian dikurangi dengan persediaan akhir produk.

Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP) melibatkan seluruh semua upah baru langsung, biaya bahan-bahan tambahan, dan biaya-biaya tak diduga lainnya sehingga sederhananya dapat disimpulkan bahwa jumlah saldo awal persediaan dan harga pokok barang-barang yang dibeli kemudian dikurangi jumlah persediaan akhir pada periode tertentu.

Dewasa ini, perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan) perusahaan dagang atau manufaktur bukanlah sesuatu yang sulit ditengah perkembangan teknologi yang semakin modern.

Perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan) kini dapat menggunakan software yang memudahkan para pelaku bisnis.

 

banner_pebisnis,_ini_cara_mengatur_keuangan_bisnis_yang_benar

 

Tahap Menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan)

Setidaknya ada 4 tahapan dalam menghitung HPP atau Harga Pokok Penjualan, antara lain:

 

#1 Menghitung Biaya Bahan Baku

Setiap perusahaan yang akan memproduksi produk tertentu pasti membutuhkan bahan baku yang merupakan bahan yang dibeli dan digunakan untuk membuat produk akhir (barang jadi) yang akan dijual kepada konsumen.

Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, tentu saja produsen akan mengeluarkan biaya yang kemudian disebut sebagai biaya bahan baku, biaya yang muncul untuk mendapatkan bahan baku tersebut.

Biaya bahan baku meliputi harga bahan, ongkos angkut, biaya penyimpanan dan lain–lain.

Dalam penggolongannya, bahan baku dapat dibedakan menjadi:

  • Bahan baku langsung, yaitu bahan baku yang dapat ditelusuri ke produk akhir yang dihasilkan. Misalnya bahan baku kayu dalam produk furniture dan baja dalam produk mobil.
  • Bahan baku tidak langsung, yaitu bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk akhir, tetapi tidak mudah diidentifikasi dan dialokasikan ke pusat biaya serta bukan bagian dari produk jadi. Contoh bahan tidak langsung adalah benang untuk pembuatan baju.

 

Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung biaya bahan baku:

Biaya Bahan Baku = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku

 

#2 Menghitung Biaya Produksi

Tahapan selanjutnya dalam menghitupan HPP (Harga Pokok Penjualan) adalah menentukan terlebih dahulu biaya produksi. Biaya produksi ini adalah biaya-biaya yang muncul pada proses produksi perusahaan.

Biaya inilah yang sangat membedakan perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang. Biaya produksi dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri dari 3 komponen, antara lain:

  • Bahan Baku Langsung, merupakan bahan utama dalam pembuatan barang jadi (produk) yang akan diproduksi dan dijual.
  • Tenaga Kerja Langsung, tenaga kerja yang terlibat dalam proses pembuatan produk yaitu dari pengolahan bahan baku sampai selesai diproduksi.
  • Overhead Pabrik, biaya yang timbul dari suatu proses produksi dalam pembuatan barang jadi.

 

Dalam menghitung biaya produksi atau Cost of Good Sold (COGS) dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead.

Berikut ini rumusnya:

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi

 

#3 Cara Menentukan Harga Pokok Produksi

Tahap ketiga adalah menentukan harga pokok produksi dengan cara menjumlahkan biaya produksi dan saldo awal persediaan barang kemudian dikurangi saldo akhir persedian barang. Berikut ini adalah rumus yang bisa digunakan:

Harga Produksi = Total Biaya Produksi + Saldo Awal Persediaan Barang – Saldo Akhir Persediaan Barang

 

#4 Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Tahap terakhir adalah menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) dengan cara menghitung menjumlahkan harga pokok produksi dengan persediaan barang awal kemudian dikurangi persediaan barang akhir.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan (HPP) = Persediaan Barang Awal + Harga Pokok Produksi – Persediaan Barang Akhir

 

 

Contoh Soal Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

PT SEGARFOOD adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang kuliner.

Pada awal bulan Januari, PT SEGARFOOD memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 50.000.000, bahan setengah jadi sebesar Rp 80.000.000, dan persediaan makanan siap jual sebesar Rp 100.000.000.

Untuk proses produksi makanan, di bulan Maret membeli persediaan bahan baku sebesar Rp 8.000.000.000, dengan biaya pengiriman Rp 15.000.000. Selama proses produksi, terdapat biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 10.000.000.

Pada akhir bulan Februari terdapat sisa penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 40.000.000, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp 10.000.000, dan sisa makanan siap jual sebesar Rp 30.000.000.

Berapakah Harga pokok produksi dari PT SEGARFOOD?

Yuk gunakan 4 tahap dalam menghitung Harga Pokok Penjualan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya!

 

Tahap 1 (Biaya Bahan Baku)

Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku

 50.000.000 + (100.000.000 + 15.000.000) – 40.000.000 = 125.000.000

 

Tahap 2 (Biaya Produksi)

Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi

(120.000.000 + 30.000.000) + 10.000.000 = 160.000.000

 

Tahap 3 (Harga Pokok Produksi) 

Total Biaya Produksi + Saldo Awal Persediaan Barang – Saldo Akhir Persediaan Barang

160.000.000 + 80.000.000 – 10.000.000 = 230.000.000

 

Tahap 4 (HPP)

Persediaan Barang Awal + Harga Pokok Produksi – Persediaan Barang Akhir

230.000.000 + 100.000.000 – 30.000.000 = 300.000.000

 

Dengan demikian, HPP atau Harga Pokok Porduksi dari PT SEGARFOOD adalah sebesar Rp 330.000.000.

 

Tips Menentukan Harga Pokok Penjualan

Para pebisnis tentu tidak mau melakukan kesalahan dalam menentukan Harga Pokok Produksi yang akan mempengaruhi masa depan dari keberlangsungan bisnis mereka. Berikut ini beberapa tips yang bisa diterapkan dalam menentukan Harga Pokok Produksi.

Cara Menentukan Harga Jual Buat Bisnis Kuliner - 07 - Finansialku

[Baca Juga: Kesalahan dalam Pembukuan Bisnis yang Wajib Anda Hindari]

 

#1 Ketahui Harga Pokok Produksi Sesungguhnya

Dalam menentukan sistem harga sesungguhnya diperlukan harga pokok produksi yang sesuai dengan beban biaya yang sesungguhnya.

Dalam hal ini, penentuan harga dengan sistem yang seperti ini bisa bersifat fleksibel. Jadi jika harga bahan baku mengalami kenaikan maka bisa saja biaya produksi juga ikut naik.

Demikian pula perubahan biaya mungkin saja bisa terjadi pada tenaga kerja dan juga overhead pabrik.

Tak apat dipungkiri bahwa pembiayaan ini tentunya berhubungan pula dengan kondisi lingkungan sekitar yang turut berdampak pada proses produksi oleh perusahaan.

Dalam praktiknya, sistem ini tetap mengacu pada seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan proses produksi.

Oleh sebab itu, sejak perusahaan melakukan pembelian bahan baku hingga akhirnya menjalankan proses produksi sehingga produk siap untuk dijual atau didistribusikan.

 

#2 Harga Pokok Produksi Ditentukan di Muka

Selain harga sesungguhnya rupanya penentuan harga atau biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalankan proses produksi di suatu perusahaan juga bisa dilakukan dengan sistem ditentukan di muka seperti yang dilansir dari laman harmony.

Jika diperhatikan dengan lebih detail, sebenarnya sistem ini hampir sama dengan sistem harga sesungguhnya karena kedua sistem ini sama-sama melibatkan elemen penting dalam harga pokok produksi yaitu beban biaya bahan baku dan tenaga kerja serta biaya lain yang tidak dapat ditelusuri secara langsung namun tetap berpengaruh pada proses produksi.

 

Meski kedua sistem ini dirasa mirip, namun hal mendasar yang membedakan sistem ini adalah adanya penentuan harga sejak awal atau di muka.

Pada dasarnya sistem ini lebih menekankan pada adanya penentuan biaya untuk proses produksi sejak awal. Tentu saja hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya perencanaan oleh perusahaan termasuk dalam hal proses produksi.

Namun tidak hanya perencanaan saja yang berdampak langsung pada penentuan harga. Tetapi juga pengambilan keputusan mengenai biaya yang akan disediakan untuk proses produksi.

Sistem ini sebenarnya cukup menguntungkan karena penentuan biaya di muka bisa lebih mengendalikan biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan proses produksi. Dengan demikian, pengendalian biaya ini bisa menekan terjadinya pengeluaran yang berlebihan.

Di luar itu semua, sebuah bisnis tidak akan pernah bisa sukses apabila sang pebisnis tidak mengecek kesehatan keuangan usaha dan pribadinya.

Kalau dirasa tidak tahu harus mulai dari mana, Sobat Finansialku bisa mulai melakukan Financial Check Up untuk mengetahui kondisi keuangan teman-teman yang sebenarnya lewat aplikasi Finansialku yang bisa diunduh di Google Play Store atau Apple Apps Store .

Setelah mendapatkan hasilnya, teman-teman bisa melakukan konsultasi langsung bersama saya di mana pun dan kapan pun secara EKSKLUSIF lewat fitur Konsultasi Keuangan di aplikasi yang sama, lho!

Untuk bisa menikmati fitur ini, teman-teman hanya perlu berlangganan akun premium Rp 350 ribu untuk 365 hari alias SATU TAHUN PENUH! Ini sama dengan Sobat Finansialku membayar seribu per hari. Murah, ‘kan? Jadi, yuk, unduh aplikasinya dan konsultasi bersama saya sekarang!

Kamu dapat membagikan setiap artikel Finansialku kepada rekan atau kenalan yang membutuhkan.

Konsultasikan maslaah keuangan dengan Konsultan Keuangan Finansialku yang siap menolongmu dengan berbagai tips keuangan yang jitu.

Berikan komentar dan tanggapanmu pada kolom yang tersedia di bawah ini!

 

Sumber Referensi:

  • Friska AD. 9 Januari 2021. Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Beserta Contohnya. jojonomic.com – https://bit.ly/3wQEWAI
  • Harmoni. 24 Februari 2021. 4 Tahapan Menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) Perusahaan Manufaktur. harmony.co.id – https://bit.ly/3dWBFqR
  • Jurnal Enterpreneur. 4 Langkah Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Manufaktur. jurnal.id – https://bit.ly/2Qhfio2

 

Sumber Gambar:

  • 01 – https://bit.ly/3aFHE2v
  • 02 – https://bit.ly/3vpb1y7
  • 03 – https://bit.ly/3dWRfnP
  • 04 – https://bit.ly/3dWRmjf
  • 05 – https://bit.ly/3euouOd
  • 06 – https://bit.ly/3vj4ZPp