Ilmu ekonomi deskriptif digunakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) untuk memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi Indonesia.

Yuk, mengenal lebih dekat tentang ekonomi deskriptif pada artikel di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan salah satu ilmu yang paling dekat dengan kehidupan.

Karena selama manusia hidup, mereka pasti akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya.

Tidak hanya kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder bahkan tidak mendesak pun terkadang tetap diusahakan agar tetap terpenuhi.

Wajar saja, kebutuhan manusia memang bersifat tidak terbatas.

Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang memiliki tujuan dalam mendapatkan dan mengelola sumber daya yang terbatas, serta membuat barang atau jasa alternatif demi memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas tadi.

Pada dasarnya, ruang lingkup ilmu ekonomi sangat luas. Alfred W. Stonier dan Douglas C. Hagues akhirnya membagi ilmu ekonomi menjadi tiga bagian, salah satunya ekonomi deskriptif.

 

Definisi Ekonomi Deskriptif

Sesuai dengan namanya, ilmu ekonomi deskriptif bersifat deskripsi yang artinya ilmu ini memaparkan data-data yang dapat menggambarkan berbagai fakta serta fenomena ekonomi yang terjadi.

Dengan ilmu ekonomi deskriptif, maka kamu dapat lebih dalam ketika mengkaji dan menganalisis gambaran, kondisi, dan fakta-fakta apa saja yang sebenarnya terjadi di dalam suatu kegiatan atau lingkup perekonomian.

Pengertian Depresi Ekonomi, Ancaman Setelah Resesi 01

[Baca Juga: Lengkap! Jenis-jenis Ekonomi Terapan di Indonesia]

 

Agar gambaran tersebut valid, maka data yang dikumpulkan harus mengacu pada kenyataan atau fakta yang sebenarnya.

Data juga harus tersusun secara sistematis dan bervariatif, baik angka, grafik, kurva, atau bentuk penyajian lainnya.

Di Indonesia sendiri, ilmu ekonomi deskriptif digunakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) untuk memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi Indonesia baik secara makro maupun mikro.

Penerapan ilmu ekonomi ini juga digunakan ketika membedah krisis moneter yang terjadi di Indonesia tahun 1998 lalu.

 

Ciri-ciri dan Fungsi Ekonomi Deskriptif

Dilihat dari pengertiannya, ekonomi deskriptif memiliki ciri-ciri dengan sifatnya secara nyata atau faktual dan bukan sebuah rekayasa.

Selain itu, ekonomi deskriptif dalam penggambarannya memiliki beberapa bentuk seperti grafik maupun kurva.

Fungsi utama dari ekonomi deskriptif ini adalah agar dapat mengetahui ekonomi suatu negara secara nyata.

Selain itu, ekonomi deskriptif memiliki fungsi agar dapat mendorong proses produksi dan menciptakan mekanisme untuk distribusi sehingga dapat berjalan dengan baik.

Fungsi lain dari ekonomi deskriptif, yaitu agar dapat mengorganisasikan individu dengan suatu cara ataupun metode tertentu.

 

Contoh Ekonomi Deskriptif dalam Kehidupan

Beberapa contoh di bawah ini mungkin salah satu atau semuanya sudah pernah kamu alami atau dengar ceritanya.

 

#1 Kondisi Ekonomi Amerika Pasca Perang Dunia II

Contoh ekonomi deskriptif dalam kehidupan sehari hari adalah kondisi ekonomi Amerika pasca Perang Dunia II.

Sistem moneter Internasional sempat mengalami keterpurukan di periode dua perang dunia. Dampak dari perang dunia tersebut mengakibatkan rusaknya mekanisme pasar bebas serta menurunnya volume perdagangan internasional.

Hal ini juga mempengaruhi daerah-daerah lain di negara Eropa. Bahkan Amerika Serikat pun juga sempat terancam kehilangan pasar di Eropa Barat.

Daftar Stimulus Ekonomi Selama Pandemi Yang Bisa Dimanfaatkan 02 - Finansialku

[Baca Juga: Donald Trump ‘Ngaku’ Positif Covid-19, Ini Imbasnya ke Ekonomi!]

 

Tentu saja Amerika tidak ingin kehilangan kesempatan ini dan segera membuat Tindakan yaitu dengan memperbaiki sistem moneter internasional dengan membentuk sistem Bretton Woods.

Pada kenyataannya, dalam proses evaluasi tidak dilakukan sendirian oleh Amerika tetapi bersama dengan Inggris.

Sehingga perlahan perekonomian pun membaik. Pasca Perang Dunia II inilah yang akhirnya melahirkan istilah Uni Soviet sebagai kekuatan ekonomi yang dominan.

 

#2 Sistem Pertanian di Bali

Bali menjadi salah satu tempat wisata yang paling diunggulkan oleh Indonesia. Di mata wisatawan luar negeri, Bali sangat populer.

Selain karena panorama, karena di sana memang masih banyak sekali tempat-tempat persawahan. Jika secara umum bali dikenal sebagai pulau yang menawarkan wisata laut, ternyata Bali pun memiliki potensi wisata di bidang pertanian.

Bidang pertanian yang disuguhkan luar biasa bagus. Sangat alami dan masih asri. Hal tersebut yang menyebabkan wisatawan dari luar sangat menikmati kesejukan alam.

Sayangnya semua ini mulai diragukan karena banyak sektor pertanian yang dimanfaatkan untuk akses jalan dan untuk memajukan objek wisata di sana. Dimana justru secara tidak langsung telah menyingkirkan kealamian yang telah dimiliki.

 

#3 Kondisi Ekonomi Indonesia tahun 70-an

Kondisi perekonomian di Indonesia pada tahun 1970-an Indonesia berada di posisi yang baik.

Industri dan perekonomian nasional pada saat itu berada di titik sukses.

Disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution yang dikutip dari economy.okezone.com yang mengungkapkan bahwa fokus tahun 70an pada industri substitusi impor dan pada waktu itu kebijakan industri banyak dipengaruhi struktur proteksi terhadap industri dalam negeri.

Ini Ramalan Resesi Ekonomi 2020 yang Agak Seram Untuk Indonesia 01 - Finansialku

[Baca Juga: Pemerintah Optimis Pertumbuhan Ekonomi 5% Pada 2021, Ini Strateginya]

 

Dalam periode tersebut struktur proteksi tersebut dikembangkan. Dimana sektor tersebut yang dijadikan sebagai tulang punggung perekonomian. 

Sayangnya, pertumbuhan ini tidak berjalan mulus dan konsisten. Pada tahun 80-an kebijakan industri substitusi impor mengalami perlambatan. Saat itu satu persatu banting setir.

Meski sempat melemah, ternyata hal itu menjadi salah satu cara untuk menyiapkan sistem baru.

Sehingga ketika kebijakan substitusi impor diubah secara besar-besaran, saat masa orde baru itulah perekonomian semakin kuat. Pertumbuhan transaksi pun juga berjalan lebih mulus.

 

#4 Inflasi yang Meningkat di Tahun 1998

Perekonomian di Indonesia tahun 1997 tidak pernah mengalami minus. Namun setelah melewati tahun tersebut, perekonomian mengalami goncangan.

Pada puncaknya di tahun 1998, perekonomian terus merosot. Diakhir tahun 1998 memang ekonomi sudah tidak lagi merosot dan terdapat peningkatan, meskipun sangat kecil.

Pertanyaannya adalah bagaimana bisa terjadi krisis moneter pada tahun 1998? Jawabannya sederhana, ternyata karena efek rendahnya tingkat kepercayaan pasar dan masyarakat, sehingga bola salju krisis moneter semakin menggelinding.

Ini Ramalan Resesi Ekonomi 2020 yang Agak Seram Untuk Indonesia 03 - Finansialku

[Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Ekonomi Agraris? Yuk Bahas!]

 

Didukung masalah politik akan ketidakpastian terkait suksesi kepemimpinan nasional. Belum lagi karena dipengaruhi oleh besarnya hutang luar negeri yang hampir habis.

Per Maret 1998 kala itu tercatat utang luar negeri mencapai US$ 138 yang dilakukan oleh swasta. 2/3 nya merupakan hutang jangka pendek yang jatuh tempo di tahun tersebut. Sedangkan ada US$ 14,44 miliar sebagai cadangan devisa.

Ternyata dampak krisis moneter ini merambah ke banyak sektor, tidak pandang bulu, mulai dari perusahaan hingga bank-bank sekalipun.

 

#5 Penetapan APBN Tahun 2019

Contoh ekonomi deskriptif dalam kehidupan sehari-hari terkait penetapan APBN tahun 2019.

Contoh ekonomi deskriptif dalam kehidupan sehari hari yang kamu temui dan rasakan adalah penetapan APBN di tahun 2019. APBN 2019 tidak mengalami defisit dan menuju ke positif. Dimana angka kemiskinan semakin turun.

Tahun 2019 target penerimaan perpajakan tumbuh 15,4% dari outlook APBN 2018 yang lalu.

Rasio pajak Sekitar 12,2%. Kontribusi penerimaan pun naik dan dapat digunakan sebagai stimulus motor untuk meningkatkan iklim investasi serta daya saing.

Sri Mulyani dalam ekonomi.kompas.com mengungkapkan alokasi belanja pemerintah pusat tahun 2019 dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing bangsa melalui peningkatan SDM, penguatan infrastruktur, peningkatan efektivitas program perlindungan sosial, pelaksanaan agenda demokrasi, penguatan birokrasi, serta antisipasi ketidakpastian termasuk mitigasi risiko bencana.

Dari sini tampak terdapat perubahan baik perekonomian secara makro di Indonesia.

Tentu saja harapan ini semoga konsisten sampai tahun-tahun yang akan datang. Jadi tidak hanya satu tahun atau dua tahun saja, akan tetapi selamanya.

 

Ekonomi Deskriptif Sangat Dekat dengan Kehidupan

Sebenarnya masih ada banyak lagi contoh lain. Tak hanya ditinjau secara makro, secara mikro pun banyak pula contoh konkritnya.

Misalnya untuk ekonomi mikro, contoh penerapan ekonomi deskriptif dalam kehidupan sehari hari dapat kita temui dalam kondisi perekonomian rumah tangga, perhitungan pengeluaran biaya rumah tangga dalam sebulan, dan lain sebagainya.

Atau mungkin contoh ekonomi deskriptif dalam kehidupan sehari hari yang sering ditemui dalam organisasi desa.

Misalnya ketika rapat dengan takmir atau rapat desa yang membahas tentang pertumbuhan ekonomi desa, termasuk pula pendapatan asli desa (PAD) hingga perencanaan anggaran biaya hidup karyawan yang kos selama bulan sekalipun termasuk dalam contoh ekonomi deskriptif dalam kehidupan sehari hari.

Contoh ekonomi deskriptif dalam kehidupan sehari hari paling sederhana dan sudah biasa kamu jalani.

Yaitu kenaikan gaji UMR per tahun pun juga termasuk dalam ekonomi deskriptif. Bahkan masalah tentang kenaikan inflasi di lingkungan kerja juga menjadi bagian di dalamnya.

 

Jangan lupa untuk berbagi artikel ini kepada teman-teman Anda yang membutuhkan informasi serupa. Terima kasih.

 

 

Sumber Referensi:

  • Uji Agung Santosa. 15 Juni 2020. 3 Pembagian Ilmu Ekonomi yang Harus Kamu Tahu. Review.bukalapak.com – https://bit.ly/3iWEjgG
  • Admin. 21 Mei 2020. Ekonomi Deskriptif Adalah. Dosenpendidikan.co.id – https://bit.ly/3lFYv8t
  • Irvana Natasya. Ekonomi Deskriptif: Pengertian – Teori dan Contohnya. Haloedukasi.com – https://bit.ly/34VgwZw