Suatu hal yang yang sering jadi perdebatan, “Siapa yang bertanggung jawab menghidupi keluarga? Suami atau istri?” Apa sih jawabannya?

Cari tahu yuk di sini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Suami atau Istri? Mana yang Bertanggung Jawab Menghidupi Keluarga?

Pernikahan merupakan ajang pembelajaran seumur hidup. Itulah kata-kata motivasi yang sering kita dengar dari banyak motivator di televisi.

Walaupun kedengarannya klasik, tapi memang itulah makna dari menikah yaitu belajar seumur hidup, apalagi kalau sudah berhubungan dengan konflik rumah tangga, misalnya masalah nafkah untuk menghidupi keluarga.

Kita hidup di budaya patriarki, di mana laki-laki memegang kekuasaan dan otoritas atas moral dan sosial. Jadi secara historis, dalam benak kita sudah tertanam bahwa laki-lakilah yang lebih kuat dan berkuasa.

Karena itu, dampaknya bagi perempuan akan mempunyai “ekspektasi khusus” terhadap suaminya, bahwa yang memenuhi dan menghidupi keluarga adalah suami.

Hal ini tidak sepenuhnya salah karena merupakan doktrin yang diturunkan turun temurun tapi akan menjadi fatal kalau ternyata kenyataannya tidak sesuai ekspektasi.

Perempuan akan menuntut suami, pada akhirnya suami akan merasa tertekan. Sebetulnya sebelum menjawab pertanyaan di judul artikel ini, kita harus tarik dulu esensinya. Apa itu pernikahan?

Suami atau Istri, Siapa yang Bertanggung Jawab Menghidupi Keluarga 01 - Finansialku

[Baca Juga: 10 Rahasia Membangun Keluarga Bahagia Impian Setiap Orang]

 

Pernikahan merupakan pengikatan janji nikah antara 2 orang dewasa secara norma agama, norma hukum dan norma sosial, janji untuk setia dan hidup bersama.

Dengan kata lain hanya orang dewasalah yang bisa membuat komitmen pernikahan.

Menurut literatur psikologi (Gordon Allport:1961) orang disebut dewasa memiliki ciri-ciri salah satunya mempunyai sense of self yang kuat dan tidak mengandalkan orang lain layaknya anak-anak.

Jadi, manusia dewasa itu bertanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri dan tidak seharusnya mengandalkan orang lain karena satu-satunya yang dapat diandalkan hanyalah diri sendiri dan Sang Pencipta.

Kembali ke konsep pernikahan, karena dua-duanya adalah dewasa, maka tugasnya bukan lagi untuk bergantung tetapi untuk saling membantu bukan dibantu, memaafkan bukan dimaafkan, menjaga bukan dijaga, memenuhi bukan dipenuhi, mendorong bukan didorong.

Kalau begitu, tidak ada masalah apabila rezeki sang istri atau sang suami lebih banyak atau lebih sedikit, asalkan dua-duanya saling sepakat.

Nah, berikut ini tips untuk meminimalkan konflik mengenai nafkah untuk menghidupi keluarga dalam pernikahan:

 

#1 Nafkah Sebagai Titipan Tuhan

Miliki kesadaran penuh bahwa nafkah merupakan titipan dari Sang Pencipta kepada seluruh manusia baik itu laki-laki maupun perempuan.

Tugas kita adalah bekerja dan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri sendiri untuk mencapai hidup yang maksimal dan akhirnya bisa bermanfaat untuk banyak orang, termasuk soal pendapatan.

 

#2 Komunikasi Antara Pasangan Suami Istri

Komunikasi antara pasangan suami istri merupakan hal yang penting.

Karena ini adalah tanggungjawab bersama, maka sudah semestinya antara suami istri bisa saling mendukung dan memberikan kata-kata yang membangun, dibandingkan terus berseteru dan saling menyalahkan.

 

#3 Lakukan Perencanaan Keuangan

Lakukanlah perencanaan dan pengaturan keuangan dalam keluarga. Di samping harus sepakat dan mengembangkan kekuatan, apa yang sudah didapat harus dikelola dengan sebaik mungkin.

Anda bisa mulai dari menetapkan biaya hidup dalam rumah tangga, membuat anggaran keuangan dasar, mengelola kredit atau utang agar cepat bisa terlunasi, me-review asuransi untuk proteksi keluarga, menetapkan tujuan keuangan di masa depan, menentukan kendaraan investasi yang sesuai dan sebagainya.

Tentunya hal ini baru bisa dilakukan apabila sudah ada kesepakatan dan suami istri mau saling belajar.

Untuk membantu Anda dan pasangan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan baik, gunakanlah aplikasi Finansialku.

Finansialku adalah aplikasi perencanaan keuangan pertama di Indonesia yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Unduh aplikasinya di bawah ini dan segeralah lakukan perencanaan keuangan keluarga Anda.

playstore icon
appstore icon

 

#4 Investasi Otak

Salah satu kebiasaan yang perlu orang Indonesia ubah adalah belajar itu seumur hidup, kapanpun dan di manapun. Kita terbiasa belajar di sekolah, tutup buku di rumah, setelah itu berhenti belajar.

Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang berpikir setelah lulus kuliah tidak perlu belajar apapun lagi. Padahal masih sangat banyak pelajaran yang perlu kita pelajari untuk menunjang kehidupan kita misalnya dalam hal keuangan.

Sobat Finansialku bisa mengikuti kelas-kelas webinar offline maupun online yang diadakan finansialku.com untuk menambah pengetahuan mengenai keuangan.

Anda juga bisa download ebook Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30-an di bawah ini secara gratis sebagai pelengkap referensi Anda.

Belajar itu bisa menghemat banyak waktu hidup agar gak salah langkah dan bisa berhasil melalui masalah-masalah kehidupan.

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!

12 Ebook Perencanaan Keuangan 30an

 

#5 Bahagia

Loh kok bahagia? Iya, Bahagia. Pribadi yang bahagia dengan dirinya sendiri cenderung membuat lingkungannya ikut bahagia. Bukankah ini yang diperlukan dalam rumah tangga?

Gak masalah kalau hari ini masih merintis, tapi kalau semuanya damai dan saling bahagia, akan semakin cepat menuju kesuksesan.

Bayangkan, jika Anda kerja dengan hati bahagia, bermain bersama keluarga, tentu akan jadi tambah semangat dan saling menyayangi.

 

Jadi, Siapa Yang Harus Tanggung Jawab?

Kembali lagi ke pertanyaan judul di atas, jadi yang harus bertanggungjawab untuk menghidupi keluarga adalah suami dan istri, bukan suami saja atau istri saja.

Dua-duanya memiliki peran dan andil dalam memenuhi kebutuhan keluarga, karena setelah menikah kita bukan lagi dua melainkan satu. Seperti kata orang bijak “Asalkan suami istri sepakat, pasti ada jalan.”

 

Sobat Finansialku sekarang sudah paham kan siapa yang harus menghidupi keluarga? Jadilah keluarga yang mampu menciptakan kebahagiaan sendiri tanpa harus saling menuntut.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa share juga, ya. Terima kasih.

 

 

Sumber Gambar:

  • Keluarga 1 – https://bit.ly/36Fu9gh