Pengobatan kanker kini semakin berkembang seiring dengan kecanggihan teknologi. Seperti yang tengah dilakukan oleh CKD OTTO Pharma meracik 10 jenis obat anti kanker.

Agar lebih jelas, yuk simak penjelasannya berikut ini. Selamat membaca!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Indonesia Produksi 10 Jenis Produk Onkologi (Obat Anti Kanker)

Penyakit kanker masih menjadi penyakit yang begitu menakutkan bagi setiap orang. Serangkaian pengobatan dan terapi pun memakan waktu yang cukup lama.

Di Indonesia sendiri setiap tahunnya penderita kanker semakin meningkat. Dengan begitu segala pengobatan, obat-obatan dalam penyembuhan kanker pun sangat dibutuhkan.

Namun di Indonesia, bahan baku obat-obatan masih didominasi oleh bahan baku impor. Salah satunya Chong Kun Dang Pharmaceutical Corp (CKD Pharma) yang merupakan perusahaan farmasi asal Korea Selatan.

CKD Pharma hadir di Indonesia dengan menggandeng OTTO Pharmaceutical. PT CKD OTTO baru saja menyelesaikan pembangunan fasilitas baru dalam memproduksi obat onkologi di tahun ini.

CKD Pharma membangun fasilitas produksi sediaan onkologi di Cikarang, Jawa Barat yang telah diresmikan pada Rabu (9/7/2019).

Cegah Kanker! Indonesia Menambah Produksi Obat Anti Kanker 02 - Finansialku

[Baca Juga: Mirip Flu tapi Bukan! Hati-hati Kanker Hidung!]

 

OTTO Pharmaceutical merupakan anak usaha dari Mensa Group sebagai partner lokal. OTTO Pharma membangun pabrik onkologi atau obat anti kanker dengan nilai investasi yang mencapai US$30 juta atau setara dengan Rp417,6 miliar.

Kerjasama itu berfokus pada produk obat onkologi atau anti kanker yang berupa injeksi dalam bentuk cair dan bubuk.

Fasilitas ini menggunakan sistem produksi dan manajemen dari Chong Kun Dang termasuk untuk obat anti-kanker utama yang diproduksi oleh Chong Kun Dang seperti Oxaliplatin, Gemcitabine, dan Docetaxel juga akan diproduksi dan didistribusikan secara lokal.

Presiden Direktur PT CKD OTTO, Baik In Hyun mengatakan jika pihaknya akan berfokus dalam menggarap pasar lokal dan mengupayakan penjualan ekspor ke beberapa negara.

CKD OTTO mengharapkan porsi lokal dan ekspor seimbang atau masing-masing sebesar 50% dari total penjualan.

Nantinya CKD OTTO akan memproduksi 10 jenis obat onkologi. Tiga jenis obat diantaranya telah diproduksi di pasaran.

Lima jenis obat lainnya masih menunggu perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang ditargetkan akhir Juli telah selesai. Kemudian, dua jenis lagi akan diproduksi pada tahun depan.

Pada Februari 2019, CKD OTTO Pharma telah menerima sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang menjadikannya perusahaan farmasi pertama untuk produk onkologi dengan sertifikat halal di Indonesia.

CKD OTTO Pharma menargetkan untuk menguasai 30 persen pangsa pasar obat anti kanker di Indonesia dalam lima tahun ke depan dan menjadikan fasilitas di Indonesia sebagai basis produksi untuk target pasar di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Tak hanya OTTO Pharmaceutical, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) pun tidak kalah saing. Vidjongtius mengatakan jika pabrik milik mereka di Pulogadung sudah memproduksi obat onkologi lebih dari 10 jenis.

Sejauh ini produk onkologi lokal belum banyak, sehingga sebagian masih dikirim dari luar negeri.

Maka dari itu produsen lokal harus terus meningkatkan produksinya, sehingga dalam jangka panjang market share lokal akan bertambah.

Kalbe mengklaim untuk produk onkologi perseroan dapat memaksimalkan market share di tingkat lokal 15%-20% saat ini.

Tak hanya itu, produk Kalbe pun mengisi e-catalogue Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Seperti yang diketahui bersama, obat-obat anti kanker atau onkologi memang tidak mematok harga yang murah, namun dengan memproduksi obat onkologi secara lokal, diharapkan harga yang ditetapkan lebih ringan.

Kalbe juga telah mengekspor produk onkologi dengan penjualan sekitar 5% dari total segmen onkologi.

Selain CKD OTTO dan Kalbe Farma, PT Indofarma Tbk (INAF) pun siap memasarkan dan memproduksi produk-produk onkologi.

Hery Triyatno selaku Direktur Keuangan INAF mengatakan pihaknya tengah mengupayakan agar dapat meningkatkan bisnis di segmen produk bermargin tinggi, salah satunya produk onkologi.

Untuk itu INAF berencana melakukan Joint Operation (JO) untuk produk onkologi, tahap awal akan menggunakan beberapa fasilitas produksi INAF yang sebelumnya untuk produk Betalaktam dan Steril.

Menurut timeline, produk sudah dapat komersial di September 2021 mendatang.

Tentunya kita tidak bisa memprediksi kapan akan datangnya sakit ataupun datangnya berbagai kondisi yang tidak terduga lainnya. Untuk menghadapinya kita memerlukan dana darurat.

Apakah Anda sudah menyiapkan dana darurat untuk menghadapi berbagai keadaan tidak terduga? Jika belum, Anda bisa tonton video cara mudah mengumpulkan Dana Darurat melalui channel Youtube Finansialku berikut ini:

 

Selain itu, Anda juga bisa membaca ebook dari Finansialku di bawah ini secara GRATIS, agar tujuan keuangan Anda bisa tercapai sesuai rencana.

Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up

 

Bagaimana pendapat Anda setelah membaca artikel di atas? Berikan tanggapan Anda pada kolom komentar di bawah ini.

Ayo bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat Anda. Semoga bermanfaat.

 

Sumber Referensi:

  • Agung Hidayat. Ramai-Ramai Meracik Obat Anti Kanker. Tabloid Kontan
  • Desi Triana Aswan. 12 Juli 2019. CKD OTTO Pharma Resmikan Pabrik & Obat Onkologi Berlabel Halal Pertama di Indonesia. Makassar.tribunnews.com – http://bit.ly/2XMB6e3

 

Sumber Gambar:

  • Obat Anti Kanker 1 – http://bit.ly/2XQnhq3
  • Obat Anti Kanker 2 – http://bit.ly/30xw16b