Riset menunjukkan bahwa keluarga yang menerapkan peran gender yang fleksibel cenderung menyatakan kalau pernikahan sangat bahagia.

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Magdalene.co

 

Penerapan Gender dalam Pernikahan

Berdasarkan data dari Mahkamah Agung (MA), antara tahun 2005 hingga 2020, satu dari sepuluh pasangan keluarga di Indonesia bercerai. Sebanyak 70 persen dari semua kasus perceraian terjadi setelah istri mengajukan gugat cerai.

Tren perceraian ini meningkat setiap tahunnya hingga 80 persen antara tahun 2010 dan 2015.

Tentunya ini menjadi sebuah pertanyaan bagi kita semua. Mengapa perempuan dua kali lebih mungkin mengajukan perceraian dibandingkan laki-laki?

Ada sebagian yang mengasumsikan bahwa ide tentang kesetaraan gender yang dipromosikan gerakan feminisme mendorong tingkat perceraian. Namun, nyatanya ini tidak terbukti.

Data dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kementrian Agama RI menyebutkan, setidaknya ada tiga alasan utama perceraian, yaitu pernikahan tidak harmonis, masalah tanggung jawab, dan permasalahan keuangan keluarga.

Alasan-alasan tersebut berkaitan dengan fleksibilitas peran istri dan suami dalam sebuah pernikahan.

 

Beban Ganda yang Dimiliki Perempuan

Dengan semakin meningkatnya keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah dan kegiatan publik, tidak diimbangi oleh pergeseran peran laki-laki dalam pekerjaan domestik, dan lainnya.

Akibatnya, muncul beban ganda yang dimiliki perempuan sebagai seorang anak, istri, ibu, pekerja, dan juga sebagai anggota masyarakat.

Dilansir dari magdalene.co, sebagai anak perempuan secara tradisional, ia memikul tanggung jawab kedua orang tuanya.

Sebagai istri, dia dituntut melayani suaminya, menyiapkan makanan, pakaian, dan kebutuhan pribadi suami lainnya.

Kemudian sebagai seorang ibu, perempuan harus merawat anak-anak dan memenuhi kebutuhan mereka, termasuk dalam hal pendidikan.

Begini Agar Pernikahan Kamu Bahagia_ Peran Gender yang Fleksibel 02

[Baca Juga: Bingung Mahar Pernikahan Kamu? Intip Contohnya Di Sini]

 

Sebagai seorang pekerja, perempuan harus bersikap profesional, disiplin, dan menjadi karyawan yang baik.

Serta sebagai anggota masyarakat, perempuan diharapkan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas dan kerja sukarelawan, baik dalam komunitasnya maupun melalui organisasi sosial.

Sementara itu, laki-laki secara tradisional hanya memiliki satu peran saja, yaitu sebagai pencari nafkah. Hanya sedikit saja kewajibannya untuk aktif terlibat dalam kegiatan komunitas sosial.

Hingga kini, beberapa budaya dan keluarga masih mempertahankan peran gender tradisional ini.

Makanya, tidak heran kalau beban berlipat yang dimiliki perempuan dapat menimbulkan kesulitan dan membuat hubungan pasangan suami istri menjadi rentan.

 

Peran Gender yang Harus Fleksibel

Perlu bagi kita untuk membahas perihal pemikiran yang cenderung kaku tentang peran perempuan dan laki-laki dalam pernikahan.

Melihat dari definisi peran gender yang fleksibel, bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan tanggung jawab dalam berbagai hal. Tentunya, hal ini dilakukan atas dasar persetujuan dan komitmen yang adil.

Survei menunjukkan bahwa semakin fleksibel peran antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga, maka akan semakin bahagia kehidupan pernikahannya.

Misalnya saja dalam hal melakukan pekerjaan rumah, seperti mencuci piring, mencuci dan menyetrika, memasak, dan memberi makan kepada anak bayi bukanlah hanya pekerjaan istri saja, melainkan tanggung jawab suami juga.

Namun, kesetaraan tidak berarti harus sama persis. Setiap keluarga pasti membagi tugas dengan cara yang berbeda kepada setiap anggotanya.

Selanjutnya adalah laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan tanggung jawab untuk mencari nafkah dan turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat.

Contoh adalah ketika pasangan memutuskan untuk memiliki anak dan seorang istri hamil. Dalam banyak kasus, kehamilan ini akan memiliki konsekuensi bahwa perempuan akan lebih sedikit berkontribusi pada pendapatan keluarga.

Dalam skenario lain, ketika perempuan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik dibandingkan laki-laki, seharusnya tidak menimbulkan masalah di depannya.

Poin pentingnya adalah keputusan yang dilakukan merupakan hal yang terbaik dari seluruh anggota keluarga dan tidak membebani satu anggota keluarga secara timpang.

Dalam hal ini, suami tidak perlu lagi untuk menghasilkan uang lebih dibandingkan istrinya, begitu pun sebaliknya.

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!

12 Ebook Perencanaan Keuangan 30an

 

Peran Gender yang Fleksibel Membentuk Kebahagiaan dalam Pernikahan

Argumen yang lebih besar tentang peran gender yang fleksibel dalam ruang pernikahan ini terbukti secara empiris.

Pada awal 2018, magdalene.co melakukan survei di Yogyakarta yang didukung oleh Ford Foundation terhadap 106 responden yang menikah.

Sebanyak 54 persen responden mengatakan, mereka sangat bahagia dalam keluarga mereka. Dari angka tersebut, hampir dua per tiga menggambarkan fleksibilitas peran gender dalam pernikahan mereka tinggi.

Sebagai perbandingan, dari 45 persen yang mengatakan bahwa mereka hanya bahagia, hampir dua per lima mengatakan fleksibilitas peran gender mereka hanya bentuk moderat.

Semakin fleksibel peran antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga, maka akan semakin bahagia kehidupan pernikahannya.

Ide dari peran fleksibel ini semakin sejalan dengan karakteristik generasi milenial, yaitu dinamis, energik, dan tidak kaku. Tentunya, temuan ide ini semakin menarik bagi pelaku pembuat kebijakan, pemuka agama, dan masyarakat luas.

Menerapkan peraturan yang fleksibel untuk laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga, akan semakin berkontribusi dalam membentuk kebahagiaan keluarga, dan membantu mengurangi angka perceraian.

Lagi pula, tidak ada seorang pun yang menginginkan sebuah keluarga yang hancur.

 

Bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai artikel ini? Yuk tinggalkan komentar dalam kolom di bawah ini.

 

Artikel ini merupakan kerja sama antara Magdalene.co dan Finansialku.com. Isi artikel merupakan tanggung jawab Magdalene.co

 

Sumber Gambar:

  • Gambar – https://bit.ly/3aC7XY4, https://bit.ly/3pjyT36