Gen Z adalah generasi yang secara umum paham literasi keuangan dan ingin meraih financial freedom sebelum usia 55. Apa yang mendorong pemikiran ini di kalangan anak muda?

Simak pembahasan Finansialku berikut untuk mengetahui informasi selengkapnya!

Mengapa Gen Z Lebih Ingin Kebebasan Finansial Dibanding Generasi Sebelumnya?

Sejak dahulu, pekerjaan tetap dianggap sebagai jaminan finansial. Namun, gen Z menunjukkan pergeseran pandangan dengan mengeksplorasi beragam sumber penghasilan.

Generasi ini memilih jalan yang lebih fleksibel, seperti membangun bisnis daring, melakukan pekerjaan lepas, menjadi kreator konten, hingga memulai berbagai proyek sampingan, bahkan sejak masih berkuliah.

Pergeseran ini didukung oleh masifnya informasi mengenai literasi finansial di berbagai platform media sosial.

Konten edukasi dari influencer yang dengan lebih ringan dan mudah dipahami, mendorong mereka untuk mengelola keuangan lebih bijak, termasuk dalam hal penganggaran, menabung, berinvestasi, dan memanfaatkan aplikasi keuangan.

 

#1 Data Tren: 94% Gen Z Ingin Bebas Finansial Sebelum 55

Sejumlah penelitian menunjukkan adanya ambisi kuat dari gen Z untuk mencapai kebebasan finansial sebelum usia 55.

Namun, di tengah tantangan ekonomi dan budaya konsumtif, target ini tampak sulit dicapai. Solusi modern seperti 4% rule menjadi salah satu strategi yang dipercaya dapat membantu generasi ini mencapai kemandirian finansial.

Aturan ini menganjurkan penarikan sebesar 4% dari total dana investasi per tahun saat pensiun.

Berdasarkan studi yang dilakukan William Bengen pada tahun 1994, strategi ini dinilai efektif untuk menjamin ketersediaan dana pensiun selama 30 tahun atau lebih. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki dana investasi sebesar Rp1 miliar, ia bisa mencairkan Rp40 juta setiap tahunnya tanpa khawatir kehabisan uang.

Bagi gen Z, strategi ini bisa menjadi motivasi untuk merencanakan masa depan. 4% rule dapat menjadi jembatan menuju kebebasan finansial.

[Baca Juga: 4 Tantangan Keuangan yang Membayangi Si Gen Z, Yuk Atasi!]

 

#2 Faktor Pendorong: Ekonomi Digital, Gaya Hidup, dan Kemandirian

Ada beberapa faktor yang mendasari keputusan ini, antara lain:

#1 Pergeseran Prioritas Gaya Hidup

Adopsi gaya hidup minimalis membuat banyak anak muda lebih memilih mengutamakan pengalaman daripada kepemilikan materi. Dengan memprioritaskan tabungan dan investasi, mereka mampu meraih kebebasan finansial lebih cepat.

 

#2 Pertumbuhan Ekonomi Gig

Adanya peluang pekerjaan sampingan dan pendapatan pasif dalam ekonomi gig memungkinkan kaum muda untuk mempercepat akumulasi kekayaan.

Riset menunjukkan bahwa hampir 50% pekerja Gen Z memiliki pekerjaan sampingan, yang berkontribusi signifikan terhadap pencapaian kemandirian finansial.

 

#3 Peningkatan Kurikulum Keuangan

Institusi pendidikan telah memasukkan keterampilan keuangan dasar, seperti penganggaran dan manajemen utang, ke dalam kurikulum mereka. Hal ini membentuk landasan kuat bagi kaum muda dalam mengelola keuangan sejak dini.

 

#4 Inspirasi dari Kisah-kisah Sukses

Kisah-kisah kesuksesan kaum muda yang meraih kebebasan finansial melalui keputusan keuangan yang bijak tersebar luas di media sosial. Narasi ini menjadi motivasi bagi banyak orang untuk mengikuti jejak serupa.

 

Side Hustle Populer di Kalangan Gen Z

Berikut beberapa opsi side hustle populer di kalangan gen Z:

#1 Trading Forex

Perdagangan mata uang asing, atau forex trading, menawarkan potensi keuntungan besar dengan risiko tinggi. Aktivitas ini cocok bagi mereka yang siap belajar dan menyukai tantangan, dan kini bisa dimulai dengan modal minim.

 

#2 Menjual Konten Visual

Bagi individu yang tertarik dengan fotografi atau videografi, menjual karya visual secara daring dapat menjadi sumber pendapatan. Perusahaan membutuhkan konten berkualitas tinggi untuk pemasaran, dan royalti bisa didapatkan melalui platform-platform stok visual.

 

#3 Asisten Virtual

Kebutuhan akan asisten virtual semakin meningkat, baik oleh perusahaan besar maupun kecil. Tugas-tugas seperti entri data atau panggilan telepon bisa diselesaikan dari jarak jauh. Pelatihan untuk profesi ini kini mudah diakses dengan biaya terjangkau.

 

#4 Afiliator

Menjadi afiliator atau kreator konten di media sosial adalah cara populer untuk mendapatkan penghasilan. Program afiliasi memungkinkan individu menghasilkan uang tambahan melalui konten yang menarik dan berhasil mencapai jangkauan audiens yang luas.

 

#5 Pelatih Kecerdasan Buatan

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, peran sebagai pelatih model AI menjadi semakin dicari.

Individu dengan latar belakang teknis bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan pendapatan sekaligus memperdalam pemahaman mereka di bidang yang sangat relevan untuk masa depan.

[Baca Juga: 9 Ide Sumber Passive Income untuk Gen Z 2024, Yuk Cobain!]

 

Peran Investasi dalam Mencapai Financial Independence

Investasi adalah pilar utama dalam meraih kebebasan finansial, mengubah uang menjadi aset produktif yang menghasilkan pendapatan pasif dan menekan dampak inflasi.

Dengan strategi investasi yang terencana dan disiplin, Anda dapat membangun kekayaan yang bekerja untuk Anda, memastikan keamanan finansial untuk masa depan dan mencapai tujuan jangka panjang.

 

#1 Reksadana & Saham untuk Pemula

Dibanding saham, investor pemula lebih direkomendasikan untuk berinvestasi di reksadana. Alasannya, risiko reksadana cenderung lebih rendah—meski keuntungannya juga tidak tinggi.

Simak perbedaan dua instrumen investasi di atas dalam tabel berikut:

Aspek Perbedaan Investasi Saham Reksadana
Pengelolaan Dana Pengelolaan dan pengambilan keputusan investasi sepenuhnya dilakukan oleh investor. Dana dikelola oleh Manajer Investasi profesional. Investor hanya perlu memantau kinerja tanpa terlibat langsung dalam keputusan.
Modal Awal Memerlukan modal yang bervariasi karena pembelian dilakukan per lot (100 lembar saham). Investor dapat mulai berinvestasi dengan modal awal yang rendah, bahkan bisa dimulai dari Rp10.000.
Tingkat Risiko Tingkat risiko cenderung lebih tinggi karena investor mengelola portofolio secara mandiri. Tingkat risiko relatif lebih rendah karena dikelola oleh Manajer Investasi profesional dan portofolio sudah terdiversifikasi.
Potensi Keuntungan Keuntungan didapat dari capital gain (selisih harga jual dan beli) dan dividen, namun harganya lebih fluktuatif. Keuntungan diperoleh dari kenaikan Nilai Aktiva Bersih (NAB) unit penyertaan.
Pencairan Dana Dana hasil penjualan saham cair lebih cepat, yaitu pada T+2 (dua hari bursa setelah transaksi). Proses pencairan dana membutuhkan waktu yang lebih lama karena melibatkan Manajer Investasi.

 

#2 Investasi Jangka Panjang vs Spekulasi

Dalam lanskap finansial, ada dua pendekatan utama untuk menumbuhkan kekayaan: investasi dan spekulasi. Investasi merujuk pada penanaman modal dalam aset seperti saham, obligasi, atau emas dengan tujuan pertumbuhan jangka panjang, yang didukung oleh analisis mendalam untuk meminimalkan risiko.

Spekulasi, di sisi lain, berfokus pada pergerakan harga aset dalam jangka pendek. Aktivitas ini melibatkan pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang volatil, seperti mata uang kripto dan komoditas, dengan mengandalkan prediksi pasar alih-alih nilai fundamental aset.

Meskipun keduanya bertujuan untuk profit, spekulasi cenderung menggunakan instrumen derivatif untuk meningkatkan keuntungan dalam waktu cepat.

Meskipun investor cenderung konservatif dan mengincar keuntungan stabil dengan risiko minimal, spekulan justru berani mengambil risiko tinggi, sering kali menggunakan leverage, yang memperbesar potensi untung dan rugi secara signifikan.

Contohnya, banyak yang berspekulasi pada saham perusahaan teknologi selama gelembung dot-com, memicu lonjakan harga yang tidak realistis sebelum akhirnya jatuh.

 

#3 Diversifikasi untuk Mengurangi Risiko

Diversifikasi adalah strategi penempatan aset investasi dalam portofolio untuk mengurangi risiko, sama halnya dengan diversifikasi bisnis. Strategi ini dilakukan dengan cara menggabungkan berbagai instrumen investasi yang berbeda.

Dengan strategi ini, investor bisa meminimalkan potensi kegagalan investasi. Biasanya, diversifikasi diterapkan pada investasi reksa dana atau saham yang terkenal memiliki risiko tinggi.

Ada beberapa peran diversifikasi dalam investasi:

  1. Menekan risiko kerugian
  2. Membantu menemukan instrumen dan strategi investasi yang tepat
  3. Meningkatkan potensi keuntungan
  4. Mengurangi ketergantungan dengan satu instrumen
  5. Meningkatkan pengalaman investasi

[Baca Juga: Ini 10 Sektor Saham Favorit Gen Z, Ada Punya Kamu?]

 

Mengelola Penghasilan Ganda: Tips Keuangan untuk Gen Z

Gen Z bisa melakukan beberapa cara berikut untuk mengelola keuangan dari beberapa penghasilan:

#1 Pentingnya Dana Darurat

Memiliki dana darurat merupakan pondasi penting untuk menjaga keuangan tetap stabil, terutama bagi generasi Z.

Dana ini adalah jaring pengaman finansial yang melindungi dari berbagai risiko tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, kebutuhan perbaikan mendesak, atau biaya medis.

Dengan adanya dana ini, Anda bisa menghindari jerat utang berbunga tinggi dan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam mengambil keputusan penting, termasuk saat mencari pekerjaan baru.

Membangun dana darurat tidak harus dimulai dari jumlah yang besar. Anda bisa memulainya dengan target kecil, misalnya, Rp1 juta atau Rp2 juta, lalu tingkatkan secara bertahap. Jadikan menabung sebagai kebiasaan rutin dengan menyisihkan sebagian pendapatan setiap bulan.

Jumlah ideal dana darurat adalah setara dengan 3-6 bulan biaya hidup dasar, meliputi sewa, makanan, utilitas, dan transportasi. Namun, sesuaikan angka ini dengan situasi pribadi Anda. Jika pekerjaan Anda kurang stabil atau Anda memiliki tanggungan, Anda mungkin perlu menargetkan 9 bulan biaya hidup.

Pilih tempat penyimpanan yang tepat untuk dana ini. Simpan di rekening tabungan dengan bunga tinggi yang mudah diakses, atau pertimbangkan instrumen lain yang likuid seperti deposito berjangka pendek agar mudah dicairkan saat dibutuhkan.

 

#2 Manajemen Utang & Pinjol

Gen Z dikenal memiliki kekuatan finansial, namun di sisi lain, mereka juga rentan terhadap masalah utang akibat gaya hidup boros. Sebagian dari mereka terjebak dalam kebiasaan belanja berlebihan, baik untuk memenuhi gengsi maupun tren. 

Mereka cenderung menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak penting, seperti nongkrong di kafe mewah atau belanja daring secara impulsif.

Pola hidup ini menyebabkan penghasilan mereka habis untuk memenuhi keinginan, tanpa menyisakan dana untuk tabungan atau dana darurat. Akibatnya, saat menghadapi kebutuhan mendesak, mereka terpaksa mencari pinjaman.

Penggunaan kartu kredit secara berlebihan juga menjadi penyebab utama utang. Banyak Gen Z yang memanfaatkan kartu kredit untuk membeli barang-barang mahal yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.

Hal ini berujung pada tagihan yang menumpuk dan bunga yang membengkak, membuat mereka sulit melunasi utang.

Selain itu, kemudahan yang ditawarkan oleh layanan cicilan atau “paylater” juga memicu masalah. Meskipun berguna untuk kebutuhan mendesak, layanan ini sering disalahgunakan untuk belanja yang tidak perlu.

Penggunaan yang ceroboh dan keterlambatan pembayaran denda dapat membuat utang terus bertambah.

 

#3 Menyeimbangkan Lifestyle & Tabungan

Gaya dan standar hidup tiap orang memang beragam, tapi satu hal yang penting adalah memastikan keduanya sejalan dengan kemampuan finansial. Banyak orang menghadapi kesulitan keuangan karena kurang bijak dalam mengelola penghasilan demi memenuhi tuntutan gaya hidup.

Untuk mencapai keseimbangan antara gaya hidup dan penghasilan, beberapa langkah ini dapat diterapkan:

  • Pahami kondisi finansial Anda
  • Buat daftar pengeluaran bulanan dalam berbagai kategori, dan jangan ragu untuk melakukan penyesuaian di tengah jalan jika ada kebutuhan tak terduga.
  • Pertimbangkan untuk menambah sumber pendapatan
  • Hidup sesuai standar diri sendiri
  • Terapkan alokasi dana yang proporsional

Apa yang Bisa Dipelajari Gen Z dari Milenial?

Milenial adalah generasi di atas Gen Z. Kebanyakan dari mereka kini telah berkeluarga dan hidup nyaman, tapi sebagian lainnya masih sibuk membangun kestabilan finansial lantaran memulai lebih akhir.

Berikut beberapa hal yang dapat dipelajari dari milenial untuk Gen Z:

#1 Kesalahan Finansial Milenial yang Perlu Dihindari

Simak daftar kesalahan generasi milenial yang perlu dihindari berikut ini:

  1. Tidak merencanakan pensiun
  2. Tidak punya cukup tabungan
  3. Investasi tanpa rencana atau tidak investasi sama sekali
  4. Riwayat kredit buruk
  5. Tidak punya dana darurat

 

#2 Mindset Jangka Panjang

Mindset jangka panjang merupakan fondasi penting bagi generasi muda untuk menghadapi era globalisasi yang sarat disrupsi, kompetisi ketat, dan perubahan sosial yang pesat.

Pola pikir ini membantu mereka tidak mudah menyerah di hadapan kegagalan, melainkan menganggapnya sebagai proses belajar berkelanjutan.

Beberapa elemen mindset jangka panjang yakni:

  • Pola pikir berkembang: Meyakini bahwa kemampuan dapat ditingkatkan melalui usaha dan pembelajaran tanpa henti.
  • Optimisme realistis: Memiliki pandangan positif sambil tetap menyadari adanya tantangan.
  • Ketahanan mental: Memiliki kemampuan untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan atau tekanan.
  • Komitmen dan kedisiplinan: Menjaga fokus dan konsistensi dalam mengejar tujuan terlepas dari tantangan.
  • Adaptabilitas: Bersikap fleksibel dan terbuka terhadap perubahan situasi dan tuntutan baru.

 

Mulai Perjalanan Bebas Finansial Gen Z

Secara keseluruhan, Gen Z tengah membangun narasi baru tentang kesuksesan finansial. Mereka tidak lagi melihat stabilitas sebagai satu-satunya tujuan, melainkan memandangnya sebagai landasan untuk mencapai kebebasan personal dan profesional.

Dengan akses informasi dan teknologi yang tak terbatas, mereka proaktif mengelola aset dan pendapatan sejak dini, berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung memulai lebih akhir.

Mereka belajar dari kesalahan finansial generasi Milenial, seperti kurangnya perencanaan pensiun atau tabungan.

Selain itu, mereka juga sadar akan pentingnya membangun pola pikir jangka panjang yang adaptif dan disiplin, yang menjadi modal penting untuk menghadapi tantangan global dan kompetisi yang ketat.

Semua langkah ini menunjukkan bahwa bagi Gen Z, kebebasan finansial bukan lagi sekadar impian, tetapi sebuah tujuan yang realistis dan dapat dicapai melalui perencanaan matang serta eksekusi yang konsisten.

Jika Anda membutuhkan panduan yang lebih terpersonalisasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan Finansialku. Mereka dapat membantu Anda menganalisis kondisi keuangan dan memberikan saran yang relevan. Anda bisa menghubungi mereka di Whatsapp 0851 5897 1311 atau klik banner di bawah untuk informasi lebih lanjut!

Banner Konsul Atur Keuangan

Demikian ulasan tentang Gen Z kebebasan finansial. Bagaimana tanggapan? Mari bagikan di kolom komentar di bawah ini.

Jangan lupa bagikan artikel ini di media sosial agar lebih banyak yang paham. Terima kasih!

 

Sumber Referensi: 

  • Admin. 01 November 2024. Financial freedom: Tren yang Sedang Berkembang di Kalangan Anak Muda dan Cara Mencapainya. nawadata.com – http://bit.ly/3JxNBD6
  • Admin. 04 Juni 2024. 4 Panduan Mengelola Dana Darurat bagi Gen Z. pajak.io – http://bit.ly/41YphjM
  • Admin. 17 Februari 2025. Spekulasi: definisi dan perbedaannya dari investasi. finex.co.id – http://bit.ly/4lPewrp
  • Admin. 23 Desember 2024. Diversifikasi Adalah: Landasan Utama Investasi yang Sukses. btn.co.id – http://bit.ly/45Qnyya
  • Admin. Ini yang Bikin Gen Z Rentan Terlilit Utang. blog.principal.co.id – https://shorturl.at/xyLBv
  • Admin. Saham vs. Reksadana: Mana yang Lebih Cocok untuk Investor Pemula? binus.ac.id – https://shorturl.at/8ZcKY
  • Admin. Terkenal di Kalangan Gen Z, Sebenarnya Apa Itu Financial freedom? instiki.ac.id/ – https://shorturl.at/BbBap 
  • Alfia D Masyitah. 31 Januari 2025. Gen Z, Yuk Coba 5 Side hustle Ini di Tahun 2025! admasyitoh.com – https://shorturl.at/UF4i6
  • Bayu Satria H. 30 Juli 2025. 4% Rule: Salah Satu Kiat Merdeka Finansial untuk Gen Z? kumparan.com – https://shorturl.at/LSga7
  • Linda Hasibuan. 12 Januari 2022. Catat! Ini Cara Seimbangkan Gaya Hidup dengan Penghasilan. cnbcindonesia.com – http://bit.ly/45OYqIh
  • Sakina Rakhma Diah Setiawan. 20 November 2023. 7 Kesalahan Keuangan Milenial yang Tidak Boleh Dilakukan Gen Z. kompas.com – http://bit.ly/4gcvcIh
  • Shannon Leonette. 01 Januari 2025. 9 Ide Side hustle Online untuk Gen Z Tanpa CV, Wajib Tahu! idntimes.com – http://bit.ly/4oPkTxo
  • Wizdan Ulum. 28 Juli 2025. Membangun Mindset Tangguh Generasi Muda untuk Hadapi Tantangan Global. stekom.ac.id – http://bit.ly/45AX6df