Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pensiunan adalah post power syndrome. Apakah itu post power syndrome? Kenapa seorang pensiunan bisa mengalami post power syndrome?

 

Rubrik Finansialku:

Rubrik Finansialku Finansialku Watch

 

Post Power Syndrome Pada Pensiunan

Pak Ali, seorang pensiunan manager disebuah perusahaan swasta di Jakarta. 2 bulan setelah pensiunnya, Pak Ali merasa murung karena tiba-tiba kehilangan rutinitas, kehilangan jabatan, kehilangan kekuasaan, kehilangan kemudahan dan fasilitas (privilege). Pak Ali secara personal tidak bisa menerima bahwa ada sebuah perubahan dan roda berputar.

Post Power Syndrome pada Pensiunan Penyebab dan Pencegahannya - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: 5 Hal Tersulit Saat Pensiun Nanti, yang Dipikirkan Banyak Orang]

 

Permasalahan yang dialami oleh Pak Ali disebut dengan post power syndrome. Hal tersebut lazim ditemui oleh para pensiunan, yang dulunya sering membanggakan kekuasan, membanggakan ego, senang pamer dan lainnya. Jadi orang yang memiliki sosial currency dan butuh pengakuan, lebih mudah terkan post power syndrome.

Mengutip dari tanyadok.com, gejala-gejala pensiunan yang mengalami post power syndrome:

  1. Gangguan fisik berupa tampak lebih tua, sakit-sakitan, tidak bergairah.
  2. Gangguan emosional berupa mudah tersinggung, pemurung, menarik diri dari pergaulan dan tidak suka dibantah.
  3. Gangguan perilaku berupa pendiam atau malah berbicara tentang kehebatan dimasa lalu, senang menyerang pendapat orang, tidak mau kalah dan menunjukkan kemarahan di berbagai tempat (rumah dan tempat umum).

 

2 Faktor yang Dapat Memperparah Post Power Syndrome

Selain masalah kehilangan kekuasaan, ternyata masalah kesehatan dan keuangan dapat menjadi faktor yang memperburuk keadaan. Seseorang yang pensiun dalam kondisi tidak siap secara keuangan akan jauh lebih mudah stress dan mengalami sakit. Wajar jika seseorang mengalami kecemasaan saat memasuki masa pensiun. Meskipun seseorang sudah melakukan persiapan secara keuangan, siapapun akan merasakan kecemasan ketika memasuki zona baru.

[Baca Juga: Perencanaan Dana Hari Tua adalah Hal yang Penting]

 

Perencanaan dana hari tua (dana untuk pensiun) adalah salah satu cara untuk mengurangi kecemasan, khususnya kecemasan karena faktor finansial. Perencanaan dana hari tua memungkinkan seseorang dapat tetap hidup aman dan nyaman secara finansial. Kalau boleh jujur dengan diri sendiri, sebenarnya apa yang menyebabkan seseorang merasa cemas ketika akan pensiun?

Ya, jika Anda jujur Anda akan memusingkan penghasilan saat nanti pensiun. Satu hal yang jelas, perusahaan sudah tidak menggaji kita, sedangkan pengeluaran bisa jadi tetap atau sedikit berkurang.

Jika Anda sudah mempersiapkan perencanaan dana hari tua sejak usia muda (sekarang), Anda sudah mulai menyiapkan bekal untuk masa tua Anda. Kalau bukan Anda yang mempersiapkan masa tua Anda, siapa lagi? Perusahaan tempat Anda kerja? Perusahaan tempat Anda kerja bersifat membantu, tetapi namanya membantu tidak bisa 100% atau 200%. Perusahaan mungkin bisa membantu 50% – 60% dan sisanya Anda lah yang harus mempersiapkan.

 

4 Cara Mencegah Post Power Syndrome

Jika saat ini Anda masih muda dan sedang menjalani karir Anda, biasakan hal-hal ini, sehingga Anda tidak mudah terkena post power syndrome saat nanti pensiun:

  1. Jadilah orang yang selalu bersyukur dan bukan orang yang fokus pada materi.
  2. Sadari bahwa kekuasaan dan jabatan adalah tanggung jawab yang harus dijalankan dengan baik, bukan hal yang siftanya permanen dan menjadi bahan untuk pamer, sombong atau sok jagoan.
  3. Apakah Anda tahu ada banyak pemimpin (leader) yang semakin dihormati saat mereka pensiun atau purna tugas? Tetapi tidak semua pemimpin bisa seperti itu. Hal-hal yang membedakan kedua jenis pemimpin tersebut adalah: ketulusan dan keikhlasan saat memimpin, prestasi saat memimpin dan kaderisasi (regenerasi) kepemimpinan. Orang akan memberikan penghargaan kepada pemimpin yang bisa memberikan banyak manfaat kepada masyarakat pada saat mereka memimpin dan setelah mereka memimpin.
  4. Miliki persiapan baik secara jasmani, rohani dan finansial, saat menjelang pensiun. Post power syndrome dalam bahasa sederhana mirip seperti orang yang minder atau tidak percaya diri, karena kehilangan beberapa hal. Jadi persiapan yang matang adalah salah satu solusinya.

 

Semoga artikel ini dapat memberikan pandangan mengenai post power syndrome. Sebenarnya post power syndrome dapat dicegah atau diminimalisir jika kita sudah melakukan persiapan.

 

Apakah Anda memiliki kenalan atau orang dekat yang menunjukkan gejala-gejala post power syndrome? Menurut Anda bagaimana cara masyarakat atau anggota keluarga membantu pensiunan yang terkena post power syndrome?

 

Referensi:

  • Tina Savitri. Menghadapi ‘Post Power Syndrom’ Orang Tua. Pesona.com – http://goo.gl/aKyJS3
  • Tjiptadinata Effendi. 20 November 2013. Langkah-langkah Menghadapi Post Power Syndrome. Kompasiana.com – http://goo.gl/g4rFfL
  • Amelia Rusli Asali. Waspadai Post-Power Syndrome pada Lansia!. TanyaDok.com – http://goo.gl/AnECLY.

 

Sumber Gambar

  • post power syndrome – http://goo.gl/cPQQG7

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku